Aku bersyukur kepada Dia, yang
menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia
dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku... kasih karunia Tuhan kita itu telah
dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku. – 1 Timotius 1:12, 14
Kasih karunia
Allah itu lebih “berlimpah-limpah” dibandingkan dengan dosa dan pelanggaran
kita. Lebih “berlimpah-limpah” dari pada kelemahan kita. Lebih “berlimpah-limpah” dari pada yang dapat kita mengerti. Kasih karunia Tuhan itu lebih “berlimpah-limpah” untuk mengubah hidup kita secara radikal. Dalam sumber kekuatan Allah yang
tak terbatas ini, ada kelimpahan kasih karunia untuk membuat sebuah
transformasi. Rasul Paulus adalah kesaksian dari kasih karunia Allah yang
mengubahkan ini. Tuhan membuat ia berubah dari seorang agamawi yang hidup dalam
kesia-siaan menjadi seorang pelayan rohani.
Paulus sangat bersyukur untuk karya kasih karunia
ini. “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu
Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan
pelayanan ini kepadaku.” Tuhanlah yang memanggil dan menempatkan kita dalam
pelayanan. Oleh karena itu, untuk setiap pelayanan yang kita lakukan, kita
harus bersyukur kepada Tuhan. Paulus tahu bahwa pelayanannya didasari oleh
kehendak Allah, bukan kehendak manusia. “Dari Paulus,
seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan
oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa” (Gal 1:1). Orang lain dapat
mengerti dan meneguhkan panggilan dari Allah. “Dan
setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas
dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku
dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada
orang-orang yang tidak bersunat” (Gal 2:9). Namun, penetapan
panggilan kita datang dari Allah. “Untuk Injil
inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru”
(2 Tim 1:11). Tidak seperti kebanyakan dari kita, Paulus diberitahu
mengenai panggilannya sejak awal hidupnya sebagai orang percaya. “Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku
menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi
tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan
Kuperlihatkan kepadamu nanti” (Kis 26:16). Panggilan ini merupakan
panggilan dari Allah dan kepada Allah: “Aku telah
menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku
untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu” (Kol 1:25). “Memang
kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang
dipercayakan kepadaku karena kamu” (Ef 3:2).
Untuk menempatkan Paulus sebagai pelayan-Nya, Tuhan sendiri harus melakukan
tindakan untuk meluruskan perilaku Paulus dan menjadikannya orang yang setia. “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku,
yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia.” Kasih
karunia Allah adalah sumber yang melimpah-limpah yang dapat melakukan
transformasi bagi pelayanan kita. “kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan
dengan limpahnya kepadaku.”
Tuhan, aku tahu bahwa firman-Mu
mengajarkan bahwa semua anak-anak-Mu dipanggil untuk melayani. Kerjakanlah
kasih karunia-Mu di dalam hatiku, mengajar aku, membangun imanku, meneguhkan
panggilanku. Aku ingin menjadi pelayan-pelayan-Mu yang setia, sesuai dengan
kasih karunia-Mu yang melimpah-limpah, Amin.
___
Ayo
Baca Alkitab: 22 November - Surat Korintus yang Pertama (4)
No comments:
Post a Comment