Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak
takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak
kelihatan. – Ibrani 11:27
Musa
meninggalkan Mesir dua kali, dalam dua situasinya berbeda. Pada kali yang
pertama, ia meninggalkan Israel di Mesir, pergi dengan ketakutan. Pada kali
yang kedua, ia memimpin Israel keluar dari Mesir, pergi dengan iman.
Kepergian Musa
yang pertama adalah ketika ia melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya,
takut akan apa yang Firaun dapat lakukan kepada dirinya. Hati Musa sudah
tertarik kepada umat Alla. Ia mempertimbangkan keadaan mereka. “Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia
keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu
dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari
saudara-saudaranya itu” (Kel 2:11). Kemudian Musa membunuh orang
Mesir tersebut dan menguburkannya di gurun pasir. Ketika saudara-saudaranya
mengetahui tindakannya tersebut, Musa ketakutan. “Musa
menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan."
Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh
Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian”
(Kel 2:14-15). Jadi Israel
ditinggalkan Musa di Mesir dalam perbudakan, dan kerinduan Musa untuk
membebaskan umat Allah digagalkan.
Kepergian Musa
yang kedua adalah ketika ia berangkat dengan berani, tanpa ada ketakutan kepada
Firaun. “Karena iman maka ia telah meninggalkan
Mesir dengan tidak takut akan murka raja.” Banyak peristiwa yang
sudah terjadi di antara kedua kepergian Musa ini. Selama empat puluh tahun dengan
rendah hati Musa bekerja sebagai gembala domba di padang Midian. “Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba
Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba
itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb”
(Kel 3:1). Di sana Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Musa dalam
bentuk semak yang terbakar, memerintahkan Musa untuk kembali ke Mesir dan
membebaskan umat Allah. “Akulah Allah
ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub” (Kel 3:6). “Jadi sekarang,
pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang
Israel, keluar dari Mesir” (Kel 3:10). Lalu, Musa dengan berani
menghadap salah satu orang yang paling berkuasa di bumi pada saat itu. “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah
umat-Ku pergi” (Kel 5:1). Kemudian Tuhan mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat yang membuat Firaun yang gagah perkasa menyerah. “Maka
pada tengah malam TUHAN membunuh tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir… Lalu
bangunlah Firaun pada malam itu… Lalu pada malam itu dipanggilnyalah Musa dan
Harun, katanya: "Bangunlah, keluarlah dari tengah-tengah bangsaku, baik
kamu maupun orang Israel; pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, seperti katamu
itu"” (Kel 12:29-31). Perbedaan yang paling nyata dari
kepergian Musa yang kedua adalah bahwa Musa melihat Tuhan dan belajar untuk
mengandalkan Dia. “Ia bertahan sama seperti ia
melihat apa yang tidak kelihatan.”
Ya Tuhan, Penyelamat yang ajaib, aku tahu bagaimana
melarikan diri dari situasi karena ketakutan. Aku juga tahu bagaimana memimpin
keluar dalam iman. Yang membedakan adalah melihat siapa Engkau dan apa yang
hanya Engkau saja dapat lakukan. Nyatakanlah diri-Mu kepadaku supaya imanku
dapat bertumbuh, Amin.
___
No comments:
Post a Comment