30 April 2014

30 April – Bagaimana Karakteristik Kasih Karunia Timbul

Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru. – 2 Korintus 3:4-6

Kita sudah melihat beberapa sifat yang Tuhan inginkan ada dalam hidup kita oleh karena kasih karunia-Nya, yaitu hidup berkemenangan, menyebarkan keharuman Kristus, ketulusan ilahi, dan menjadi surat Kristus yang hidup. Bagaimanakan hal-hal ini dapat muncul dalam kehidupan kita dengan semakin nyata dari hari ke hari? Ketika Rasul Paulus menulis mengenai karakteristik yang indah ini, hatinya digerakkan untuk bertanya, “Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?” (2 Kor 2:16). Paulus sungguh-sungguh menyadari bahwa manusia tidak dapat menghasilkan karakteristik demikian. Kemampuan manusia tidak akan mampu untuk melakukannya.

Sifat-sifat sorgawi ini akan mucul pada saat kita hidup dalam perjanjian baru, yaitu dengan rendah hati mengandalkan Tuhan, bukan mengandalkan diri sendiri. “Demikian besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.” Keyakinan Rasul Paulus untuk dapat menghasilkan kualitas rohani ini ditunjukan kepada Tuhan, berdasarkan kepada persekutuannya dengan Kristus. Ini bukanlah kepercayaan diri, ini adalah kepercayaan kepada Tuhan. Tuhanlah yang akan menghasilkan karakteristik ilahi ini.

Tidak ada tempat bagi orang percaya untuk mempercayai diri sendiri. “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri.” Diri kita bukanlah sumber dari segala sifat ilahi ini. Semua ini harus berasal dari karya Tuhan dalam hidup kita. “Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.” Ketika kita hidup dalam kerendahan hati dan pengandalan kepada Allah, sumber daya Sorgawi diberikan kepada kita sehingga kita memperoleh kesanggupan. “Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru.”

Jadi, pelayan-pelayan perjanjian baru hidup dari kasih karunia Allah. Artinya, kesanggupan mereka adalah pemberian dari Allah! Inilah yang Tuhan janjikan kepada orang-orang di perjanjian lama lewat nabi-Nya “Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru… Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka” (Yer 31:31, 33). Tuhan menuliskan sifat-sifat rohani ini di dalam batin manusia oleh kasih karunia-Nya. Hasilnya adalah karakteristik ini akan tumbuh dalam hidup kita.

Sekali lagi, kita melihat bagaimana kita harus hidup dalam kerendahan hati dan iman. “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yak 4:6). Demikian pula, iman adalah jalan masuk ke dalam kasih karunia: “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah” (Rom 5:2).

Allah Bapa yang kudus, aku rindu untuk bisa memiliki sifat-sifat ilahi ini. Aku tidak sanggup untuk menghasilkannya dengan kekuatanku sendiri. Harapanku hanyalah kepada Engkau yang mengubah aku dari dalam hingga ke luar. Dengan rendah hati aku bersujud di hadapan Mu. Dengan keyakinan aku memohon kepada Mu, agar Engkau mencurahkan kasih karunia-Mu ke dalam hati dan pikiranku, saat aku mencari Engkau melalui Firman-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___

29 April 2014

29 April – Surat Kristus yang Hidup

Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. – 2 Korintus 3:3

Salah satu karakteristik penting lainnya yang timbul dari hidup dalam kasih karunia adalah bahwa kita menjadi surat yang hidup dari Kristus. “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus.” Tuhan ingin mengubah hidup kita menjadi surat yang hidup dan berbicara mengenai Dia. Ia mau membuat kita menjadi penjelasan yang hidup mengenai siapa itu Kristus dan mengenai semua yang Ia kerjakan dan tawarkan kepada manusia. Sungguh suatu kesempatan yang besar. Saat kita mengerjakan semua tanggung jawab kita setiap hari, orang-orang disekitar kita akan “membaca hidup kita.” Ketika mereka memperhatikan kita, mereka dapat belajar mengenai kebenaran dan kasih Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu saat Dia bekerja di dalam dan melalui kita. Walupun sepertinya hal ini terlalu tinggi untuk diharapkan, namun Tuhan menyatakan dalam Firman-Nya bahwa proses ini akan menjadi nyata bagi mereka yang memperhatikan kita: “Karena telah ternyata [artinya jelas terlihat], bahwa kamu adalah surat Kristus.”

Ingat, inilah yang tersedia bagi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru” (2 Kor 3:6). Inilah yang akan terjadi kepada mereka yang hidup dari kasih karunia Allah. Inilah yang Tuhan kerjakan di dalam hidup kita, bukan sesuatu yang kita usahakan sendiri. Tentunya kita ikut terlibat di dalam proses ini, yaitu dengan cara memiliki kerendahan hati dan iman yang mengandalkan Tuhan. Orang-orang percaya lain juga terlibat dengan melayani kita. “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami.” Rasul Paulus melayani jemaat di Korintus dengan kebenaran Tuhan. Namun surat yang hidup ini tidak ditulis dengan tinta. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup.” Roh Kudus yang bekerja menulis surat Kristus melalui kehidupan kita.

Perhatikan di mana Tuhan menulis surat yang hidup ini: “bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.” Peraturan dalam hukum taurat ditulis di atas loh-loh batu. Perjanjin baru kasih karunia ditulis di atas hati mereka yang hidup dalam kerendahan hati dan iman kepada Allah. Karya ilahi ini bekerja dari dalam keluar, menjadikan kita surat yang hidup mengenai Kristus!

Ya Tuhan penuh kasih karunia, dengan rendah hati aku mengakui bahwa aku perlu semakin diubahkan untuk menjadi surat Kristus yang hidup. Sering kali orang lain hanya membaca mengenai aku lewat kehidupanku. Aku memohon dalam iman agar Engkau menuliskan karakter Kristus dalam hatiku, supaya orang lain melihat Dia dalam kehidupanku setiap hari. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 29 April - Daud ke Mahanaim,Absalom kalah dan mati, Daud kembali 

28 April 2014

28 April – Ketulusan dan Kemurnian Dari Allah

Hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah – 2 Korintus 1:12

Tuhan tidak saja menginginkan hidup kita memiliki tujuan yang murni terhadap firman-Nya, ia juga ingin memberkati hidup kita dengan ketulusan dan kemurnian secara umum. Hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah” Saat Rasul Paulus dan rekan-rekannya melayani dalam perjalanan penginjilan mereka ke berbagai penjuru dunia maupun di antara macam-macam gereja, mereka melayani dengan ketulusan dan kemurnian dari Kristus.

Dunia ini penuh dengan kepura-puraan dan hanya mementingkan penampilan lahiriah. Bahkan banyak diantara orang percaya yang terpengaruh dengan godaan untuk melakukan hal yang sama. Daging yang kita miliki dipengaruhi untuk membuat menampilkan citra diri yang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam. Yesus menegur para pemimpin agama pada zaman itu karena sikap mereka. “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat” (Mat 23:14). Orang-orang ini mengambil keuntungan dari para janda yang tidak berdaya. Namun mereka berdiri di hadapan orang banyak dan menaikan doa-doa yang panjng dan bertele-tele, berharap untuk dianggap rohani oleh orang yang melihat mereka.

Kemunafikan ini tidak hanya pada hal-hal yang terlihat oleh mata, tetapi pada dasarnya, pribadi mereka benar-benar jauh dari pada apa yang terlihat dari luar. “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan” (Mat 23:27-28).

Allah kita mencintai ketulusan dan membenci kemunafikan. Namun dibutuhkan karya kasih karunia Allah supaya orang percaya dapat hidup dengan tulus di hadapan Allah. Hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah.” Hikmat manusia tidak dapat menghasilkan ketulusan yang Tuhan kehendaki di dalam hidup kita. Hanya kasih karunia Allah yang mampu membuat karakter rohani ini nyata dalam hidup kita. Kasih karunia Allah bekerja di dalam hati kita, tempat di mana ketulusan yang sejati berasal. “Bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih” (Mat 23:26).

Ya Allah, aku merendahkan diriku di hadapan-Mu. Aku tidak mau menjadi orang yang munafik. Bekerjalah di dasar hatiku yang paling dalam dengan kuasa karya kasih karunia-Mu untuk menghasilkan ketulusan dan kemurnian ilahi. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 28 April - Persepakatan gelap Absalom, Daud lari dari Yerusalem, Simei mengutuki Daud 

27 April 2014

27 April – Ketulusan Terhadap Firman-Nya

Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya. – 2 Korintus 2:17

Ketulusan terhadap Firman Allah adalah karakteristik selanjutnya yang Tuhan inginkan sebagai ciri bagi kita dalam kasih karunia-Nya. “Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya.” Sikap kita terhadap Firman Allah sangat penting di hadapan Tuhan. Dalam gereja mula-mula, sudah ada sikap yang salah terhadap Firman Tuhan: “Banyak orang lain yang mencari keuntungan dari Firman Allah.” Mereka memanfaatkan Alkitab untuk keuntungan pribadi.

Alkitab memperingatkan kita mengenai godaan terhadap penyalahgunaan firman. “Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan” (Tit 1:10-11). Paulus memperingatkan Titus bahwa di dalam gereja ada orang-orang yang memberontak terhadap pesan Firman Allah. Mereka suka untuk membicarakan hal yang sia-sia dan penipuan berkedok agama yang berasal dari merek yang memanipulasi hukum Taurat. Orang-orang seperti ini harus dihentikan dengan kebenaran, karena mereka melemahkan kesehatan rohani jemaat yang lainnya. Mereka mengajarkan hal-hal yang bertolak belakang dengan Alkitab. Motivasi mereka adalah keuntungan finansial. Sekarangpun banyak yang tergoda untuk mengejar keuntungan materi dengan menyebarkan pengjaran agamawi yang mengikat.

Paulus juga memperingatkan mengenai orang-orang yang termotivasi dengan kekuasaan dan pengaruh yang mereka nikmati dengan memanipulasi firman. “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.” (Kis 20:29-30). Murid yang sejati akan mengikuti Tuhan Yesus Kristus. Juga, murid yang sejati akan menolong orang lain untuk mengikut Yesus. Sementara mereka yang memanipulasi firman membuat jemaat mengikuti mereka. Bahaya yang timbul ada dua. Orang-orang tidak percaya yang ganas akan masuk dari luar gereja. Bahkan dari antara jemaat akan muncul orang-orang yang memanipulasi firman.

Ketulusan dan kemurian harus menjadi karakter kita terhadap Firman. Kita harus menyatakan kebenaran. “Kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.” Kita harus menyatakan pesan-pesan alkitab yang merupakan isi hati Tuhan, dengan tulus dan murni, karena kita tahu bahwa Tuhan mengawasi dari sorga.

Tuhan, aku tidak ingin bersikap sembarangan terhadap firman-Mu, atau memiliki motivasi yang mementingkan diri sendiri dalam menyampaikan firman. Biarlah aku memiliki ketulusan dan kemurnian terhadap Alkitab. Di dalm nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___

26 April 2014

26 April – Keharuman Kristus Bagi Semua Orang

Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. – 2 Korintus 2:14-16

Keharuman Kristus adalah salah satu karakteristik mulia yang Tuhan ingin bangun di dalam hidup kita oleh kasih karunia-Nya. “Tetapi syukur bagi Allah, yang... dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia.” Aroma rohani ini, yang timbul dari pengenalan akan Tuhan, memberkati Tuhan. “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus.” Allah Bapa ingin melihat kehidupan Anak-Nya dinyatakan melalui kehidupan kita, meskipun hal ini berarti kita harus menyangkali keinginan diri kita sendiri.  “Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini” (2 Kor 4:11).

Pada saat kita semakin mengenal Allah, tidak hanya Bapa yang merasakan dampak dari keharuman Kristus. Setiap orang yang ada di sekitar kita akan ikut mencium aroma rohani ini. “Allah... dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.” Dampaknya akan dirasakan baik oleh orang percaya, maupun orang tidak percaya. “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.”

Keharuman ini berdampak kepada mereka yang mengenal Allah: “Bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan.” Bagi mereka yang hidup di dalam kristus, aroma sorgawi ini adalah “bau kehidupan yang menghidupkan.” Keharuman Kristus menarik kita untuk mencari dan menikmati kelimpahan hidup yang sudah disediakan bagi mereka.

Aroma rohani ini juga akan mempengaruhi mereka yang belum mengenal Allah: “Bau yang harum dari Kristus … di antara mereka yang binasa.” Bagi mereka aroma ini adalah “bau kematian yang mematikan.” Mereka adalah orang-orang yang akan mati dalam dosa-dosa mereka, dan aroma ini akan membuat mereka sadar akan kematian yang akan menimpa mereka, dan sadar akan kebutuhan mereka untuk juru selamat yaitu Kristus.

Jika keharuman ini muncul dari dalam hidup kita, bukan kitalah yang menimbulkannya. Tuhanlah yang dengan aktif mengerjakan di dalam dan melalui kehidupan kita untuk menghasilkan aroma sorgawi ini. “Tetapi syukur bagi Allah, yang... dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia.” Pekerjaan kasih karunia Allah ini tersedia bagi kita setiap hari sepanjang hidup kita ke manapun kita pergi: “Keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.”

Allah Bapa yang di sorga, aku rindu untuk mengenal Engkau lebih dalam lagi. Aku ingin keharuman Kristus timbul dari dalam hidupku kepada Mu dan kepada semua orang yang ada disekeliling aku. Aku memuji Engkau karena ini adalah karya kasih karunia-Mu. Sekarang, aku merendahkan hati ku dan mengandalkan Engkau untuk bekerja dalam  hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 26 April- Daud dan Batsyeba, Natan menegur Daud 

25 April 2014

25 April – Keharuman Kristus Bagi Allah

Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus. – 2 Korintus 2:14-15

Selain hidup dalam kemenangan, Tuhan juga menginginkan agar hidup kita menyebarkan keharuman Kristus. “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.”

Sama seperti sebuah wangi parfum dapat tercium oleh hidung jasmani kita, demikian juga keharuman rohani dapat berdampak secara rohani. Jika seseorang memakai parfum, orang lain di sekitarnya pasti dapat merasakan keharuman parfum tersebut. Jika seseorang terus menerus mengejar untuk mengenal Allah, orang-orang disekitarnya pasti akan merasakan dampak dari “keharuman pengenalan akan Dia.” Inilah yang disebut dengan keharuman Kristus, yaitu aroma rohani yang berasal dari kehidupan orang-orang percaya yang mengejar pengenalan akan Allah. Keharuman itu adalah hal yang menjadi tanda yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus sudah tinggal di dalam kehidupan mereka dan kemudian muncul melalui kehidupan mereka.

Saat kita semakin mengenal Allah lebih dalam lagi, keharuman rohani Kristus ini juga menjadi keharuman bagi Allah sendiri. “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus.” Bahkan Tuhan adalah yang pertama kali menikmati keharuman Kristus ini.

Tujuan utama pelayanan dan kesaksian kita adalah kepada Allah.  Kita yang percaya kepada Yesus Kristus senantiasa harus menguji “apa yang berkenan kepada Tuhan” (Ef 5:10). Kita tidak ada di dunia ini untuk kepentignan diri sendiri. “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus” (Gal 1:10). Kita ada disini untuk hidup berkenan di hadapan Allah. “Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi” (1 Tes 4:1).

Apakah yang membuat Bapa di Sorga sungguh-sungguh berkenan? Anak yang dikasihi-Nya. Ketika Allah Bapa memandang dari Sorga pada saat Yesus di baptis, Ia menyatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Ketika Bapa di sorga memandang hidup kita sekarang, Ia ingin menikmati keharuman Anak-ya yang timbul dari kehidupan kita. “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus.”

Allah Bapa yang di Sorga, aku rindu untuk memberkati Engkau dengan keharuman Kristus yang timbul dari kehidupan ku. Ampuni aku jika selama ini justru aroma kedagingan ku yang sering muncul dari hidupku. Tolong aku untuk lebih mengenal Engkau, sehingga pengenalan akan Engkau akan mengeluarkan keharuman Kristus lewat hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 25 April- Pegawai-pegawai Daud, Daud dan Mefiboset, perang melawan bani Amon dan Aram 

24 April 2014

24 April – Lebih Dari Pemenang Walupun Dalam Situasi Yang Mustahil

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.  – Roma 8:35-37

Jika kita merenungkan mengenai kehidupan kekristenan yang berkemenangan, kita mungkin terjebak dengan pemikiran bahwa kemenangan adalah berhasil lolos dari situasi yang mustahil. Yang benar, kita adalah orang-orang yang sudah menjadi lebih dari pemenang, walaupun kita masih ada di tengah-tengah kemustahilan.

Kita hanya bisa benar-benar kalah jika kita dilepaskan dari kasih Kristus. Kita harus dipisahkan dari kasih dan pemeliharaan Yesus sang Pemenang. Adakah musuh atau keadaan yang dapat melakukannya? “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?” Pertanyaan ini dijawab pada ayat 38 dan 39. “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rom 8:38-39).

Tidak ada musuh rohani yang mampu memisahkan antara Tuhan dengan anak-anak-Nya yang sudah ditebus. Demikian juga, tidak ada situasi yang semustahil apapun yang dapat memisahkan kita dari Tuhan. Ayat 35 dan 36 menulis daftar kemustahilan yang dapat membuat kita merasa sedang mengalami kekalahan. “Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan"” (Rom 8:35-36). Ketika masalah dan tekanan datang, ketika kita diserang dan mengalami kekurangan, kita mungkin tergoda untuk berpikir bahwa kemenangan tidak mungkin dialami. Ketika kita merasa seperti seekor domba yang sedang dibawa ke tempat penyembelihan, kita mungkin berpikir bahwa kekalahan adalah hal yang wajar untuk kita alami. "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” Di tengah kesulitan kehidupan sekarang ini, kita adalah orang-orang yang lebih dari pememangan. Sesungguhnya, kita sudah ikut dalam kemenangan yang penuh kuasa, kekal dan berkelimpahan, kemenangan yang dilakukan oleh Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari dalam Kubur. “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (1 Kor 15:57).

Ya Bapa, aku memuji Engkau untuk kemenangan yang Engkau sediakan lewat Anak-Mu. Tuhan, tolong aku untuk melihat kemenangan rohani ini sebagai kebenaran yang senantiasa nyata dalam kehidupanku, bukan hanya terjadi sekali-sekali saja. Aku bersyukur karena melalui Kristus, walaupun aku sedang ada dalam masalah, sekarang aku sudah lebih dari pada pemenang. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 24 April -Janji Tuhan mengenai keluarga dan kerajaan Daud 

23 April 2014

23 April – Hidup Berkemenangan Walaupun Dalam Badai

Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana. Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia. Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. – 2 Korintus 2:12-14

Hidup berkemenangan adalah salah satu karakteristik yang Tuhan ingin tumbuhkan di dalam kita oleh karya kasih karunia-Nya. Bahkan pada saat kita ada dalam situasi yang sulit, Tuhan ingin kita berjalan dalam kemenangan yang sudah disediakan bagi kita di dalam Kristus.

Dalam salah satu perjalanan misinya, Rasul Paulus menghadapi sebuah situasi yang sangat sulit di Troas. “Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana. Tetapi hatiku tidak merasa tenang.” Ketika tiba di Troas, Tuhan sudah membuka pintu untuk penginjilan di sana. Namun, Paulus merasa tertekan karena salah satu rekan misionaris yang penting tidak ada di sana. “Aku tidak menjumpai saudaraku Titus.” Dalam beberapa situasi, pelayanan tidak dapat dilaksanakan dengan baik jika ada anggota tubuh Kristus yang tidak berfungsi seperti seharusnya. Jadi Paulus meninggalkan kota itu. “Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.”

Sekilas, sepertinya sebuah kegagalan. Namun, Paulus melihat dari sudut pandang yang lebih luas dari pada manusia pada umumnya. “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya.” Paulus mengucap syukur kepada Allah untuk sebuah kebenaran yang jauh lebih mulia dari pada situasi sulit yang baru saja ia alami. Kapanpun kita memandang kepada Allah untuk memimpin hidup kita, Ia akan “selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya.” Paulus bersukacita karena ia sudah menyerahkan dirinya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Raja. Jadi, ia tahu bahwa Tuhan sedang membawa dirinya dalam jalan kemenangan.

Yesus memimpin kita kepada kemenangan, kita tidak bisa melakukannya dengan kekuatan kita sendiri. Kemenangan ini adalah kemenangan rohani yang tersedia bagi kita yang ada di dalam Kristus. “Syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya.” Yesus sudah memenangkan peperangan melalui kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya. Sekarang, Ia menghendaki agar kita mengandalkan Dia untuk memimpin kita semua dalam kemenangan setiap hari.

Tuhan Yesus Kristus, Allah kemenanganku, betapa sering aku mencoba untuk menjadi pemimpin dari hidupku sendiri. Aku mengakui bahwa ketika aku memimpin, bukan kemenangan yang aku alami. Tuhan, ajar aku untuk mengandalkan Engkau untuk memimpin aku dalam jalan kemenangan-Mu, bahkan di tengah situasi yang sulit yang sering aku hadapi. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 23 April- Tabut di rumah Obed Edom, Tabut dipindahkan ke Yerusalem 

22 April 2014

22 April – Karakteristik Kehidupan Dalam Kasih Karunia

Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru. – 2 Korintus 3:5-6

Ketika kita hidup di dalam perjanjian baru kasih karunia, Tuhan mengubah hidup kita. Ia membuat kita sanggup untuk hidup sesuai dengan kehendaknya dengan cara membagikan kesanggupan-Nya kepada kita. “Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru.” Kesanggupan ini adalah pekerjaan dari kasih karunia-Nya di dalam kita dan melalui kita, yang menghasilkan sifat-sifat rohani di dalam hidup kita. Kita akan mengingat kembali secara singkat bagaimana pekerjaan kasih karunia Allah bekerja supaya kita bisa mengerti mengenai karakteristik hidup dalam kasih karunia.

Kasih karunia Allah datang kepada kita melalui Tuhan Yesus Kristus. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:14). Ketika Yesus datang ke dunia ini sebagai manusi, Ia penuh dengan kasih karunia Allah. Kelimpahan kasih karunia ini menjadi sumber kekuatan rohani kita untuk dapat hidup sebagai orang percaya. “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh 1:16). Setiap karya kasih karunia Allah berdiri di atas karya kasih karunia Allah, menjadi kekuatan kita untuk berjalan dari hari ke hari.

Ketersediaan kasih karunia Allah yang terus menerus ini cukup untuk membenarkan dan menguduskan hidup manusia. “Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya” (Kis 20:32). Kasih karunia Tuhan yang berdiri teguh di atas Firman-Nya, menawarkan kepada kita kelahiran baru. Ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita dibenarkan, dinyatakan tidak bersalah di hadapan Allah. Kemudian kita menerima warisan rohani sebagai anak-anak Allah. “Firman kasih karunia-Nya… menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.” Kasih karunia yang sama kemudian menjadi sumber daya rohani kita untuk hidup dalam pengudusan yang mendewasakan kita: “Firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu.”

Salah satu bagian dari bertumbuh dalam kesalehan adalah dimerdekakan dari pengaruh dosa yang menguasai hidup kita. “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia” (Rom 6:14). Saat kita belajar untuk hidup di dalam kasih karunia-Nya, kita tidak mengerjakan kesalehan dengan kekuatan kita sendiri, tetapi oleh kuasa kasih karunia-Nya. “Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia” (Ibr 13:9).

Karya kasih karunia Allah ini membuat kita memiliki karakteristik rohani khusus yang akan kita temukan dalam renungan-renungan selanjutnya.

Ya Tuhan sumber kelimpahan kasih karunia, berikanlah kepadaku mata rohani untuk melihat dan kerendahan hati untuk menerima semua jalan yang Engkau sediakan supaya aku hidup dalam kasih karunia-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 22 April- Daud menjadi raja atas seluruh Israel, Daud merebut Yerusalem 

21 April 2014

21 April – Bertumbuh Di Dalam Pengenalan Akan Tuhan

Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. – 2 Petrus 3:18

Inti dari perjanjian baru kasih karunia adalah persekutuan. Kasih karunia Tuhan memampukan kita untuk bertumbuh dalam keintiman dengan Tuhan. “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” Dalam ayat renungan kita hari ini, kasih karunia dihubungkan dengan pengenalan akan Tuhan. Sebagaimana kasih karunia menghasilkan kelahiran baru, demikian pula kasih karunia menghasilkan pertumbuhan. Bagian paling strategis dari pertumbuhan rohani adalah persekutuan yang semakin erat dengan Allah. Paulus berdoa untuk orang-orang percaya di Kolose: “Sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah” (Kol 1:10).

Proses pertumbuhan ini membutuhkan nutrisi Firman Tuhan terus menerus. “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh” ( 1 Pet 2:2). Karena Firman Tuhan-lah kita bisa belajar mengenai kasih karunia Allah. Firman Allah adalah “firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu” (Kis 20:32). Firman Allah menceritakan mengenai Tuhan Yesus Kristus sebagai subyek utamanya. “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi” (Luk 24:27). Kehadiran Kristus di seluruh Alkitab adalah kebenaran yang sangat penting untuk bertumbuh dalam kasih karunia, karena kasih karunia hanya ditemukan di dalam Tuhan Yesus. “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus” (2 Kor 8:9).

Kehendak Tuhan dalam hidup kita adalah supaya kita hidup dalam Firman-Nya. Hal ini membuat kita mampu untuk tumbuh di dalam kasih karunia-Nya supaya kita dapat mengenal Dia lebih dalam lagi. Kebenaran ini akan mengubah hidup kita. “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai” (Yer 9:23-24). Kebanyakan orang, termasuk orang percaya, mengejar kebijaksanaan manusiawi, kekuatan jasmani, atau harta duniawi. Tuhan menghendaki agar Ia menjadi kesukaan hati kita dan tujuan hidup kita, yaitu bahwa kita memahami dan mengenal Dia. Oleh karena itu, mari kita menanggapi panggilan nabi Hosea: “Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi” (Hos 6:3).

Ya Tuhan, aku ingin sungguh-sungguh mengenal Engkau. Aku tidak ingin mengejar kebijaksanaan manusia, kekuatan jasmani atau harta duniawi. Tidak ada yang seperti Engkau. Karena kasih karunia-Mu, oleh terang firman-Mu, aku akan bertumbuh dalam pengenalan akan Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 21 April- Abner memihak Daud, Abner dibunuh Yoab, Isyobet dibunuh 

20 April 2014

20 April – Hidup seperti Yesus Hidup

Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. – Yohanes 14:10
Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. – Yohanes 6:57

Kita harus hidup dengan mengandalkan kebaikan Tuhan. “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu!” (Mzm 34:9). Yesus adalah teladan paling utama dari kehidupan yang mengandalkan kebaikan TUHAN. Ketika kita berpikir mengenai “menjadi seperti Yesus,” atau bertanya “Apakah yang akan Yesus lakukan?” maka Alkitab akan memperlihatkan jauh lebih dalam dari pada apa yang sering kali kita pikirkan.

Yesus hidup dengan mengandalkan persekutuan-Nya yang intim dengan Allah Bapa: “Aku di dalm Bapa dan Bapa di dalam Aku.” Ketika Yesus mengatakan atau melakukan sesuatu, hal tersebut bukanlah berasal dari inisiatif atau kekuatan-Nya sendiri. “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” Walaupun Yesus adalah Allah, namun ketika Ia datang ke dunia ini, Ia menanggalkan keillahian-Nya. “Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Flp 2:6-7). Yesus hidup sebagai hamba yang bergantung kepada Bapa untuk bekerja di dalam Dia dan melalui Dia. Para Nabi perjanjian lama sudah menubuatkan hal ini ketika menulis nubuat mengenai perkataan Mesias, yaitu Yesus Kristus: “Maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku” (Yes 49:5), “Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda” (Yes 50:7). Yesus hanya mengandalkan Allah Bapa.

Sekarang Yesus menggunakan hubungan pengandalan ini kepada kita. Yesus mengajar dengan metode “Sama seperti… demikian juga” Seperti yang terjadi antara Yesus dan Bapa, demikianlah antara kita dengan Yesus. Yesus hidup dengan mengandalkan Bapa. Tanpa berhenti status-Nya sebagai Allah, Yesus hidup sebagai manusia, untuk memberikan teladan kepada kita bagaimana manusia seharusnya hidup. “Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa.” Yesus hidup dengan percaya kepada Allah Bapa yang bekerja di dalam Dia dan melalui Dia. Kitapun harus percaya kepada Yesus untuk melakukan hal yang sama kepada kita. “Demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” Yesus mengajarkan bahwa memakan Dia artinya datang kepada Dia dengan penuh percaya. “Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yoh 6:35).

Tuhan Yesus, harapanku dan kekuatanku, Aku ingin hidup sungguh-sungguh semakin seperti Engkau. Menghadapi kehidupan ini seperti Engkau. Aku ingin belajar untuk mengandalkan Engkau, sama seperti Engkau mengandalkan Allah Bapa. Ajar aku Tuhn. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 20 April - Daud menjadi rajaatas Yehuda, Daud melawan Isyobet, anak-anak lelaki Daud 

19 April 2014

19 April – Mengalami Kebaikan Tuhan

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! – Mazmur 34:9

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa mengenal Tuhan adalah bertumbuh dalam persekutuan dengan Dia, bukan sekedar mengumpulkan lebih banyak pengetahuan mengenai Dia. “Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu” (2 Pet 1:2), bukan sekedar untuk diketahui oleh kita. “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia” (2 Pet 1:3), bukan sekedar supaya kita bisa menyanyikannya, tetapi supaya bisa hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Semakin kita mengenal Allah, semakin kita mengalami kebaikan-Nya dalam hidup kita.

Ayat renungan kita hari ini menyatakannya dengan jelas. “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu!” Tuhan itu baik. Ia penuh kasih, murah hati dan panjang sabar. Alkitab penuh dengan pernyataan mengenai kebaikan Tuhan. “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mzm 107:1). Kebaikan Tuhan pasti dialami oleh umat-Nya. “Umat-Ku akan menjadi kenyang dengan kebajikan-Ku, demikianlah firman TUHAN” (Yer 31:14). Kita harus melihat dan merasakan kebaikan Tuhan, bukan hanya mendengar atau membicarakannya saja.

Bagaimana seseorang bisa mengalami kebaikan Tuhan? “Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” Kebaikan Tuhan tersedia bagi kita pada saat kita percaya dan mengandalkan Dia. “Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia!” (Mzm 31:20). Ketika kita mengandalkan Tuhan, kebaikannya akan memberikan damai sejahtera dalam hidup kita. “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya” (Yes 26:3). Ketika kita mengandalkan Tuhan, kebaikannya akan memberikan sukacita dalam hidup kita. “Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya” (Mzm 33:20-21).

Seharusnya bukan hal yang mengejutkan bagi kita bahwa iman kepada Tuhan adalah jalan masuk untuk mengalami kebaikan-Nya. Dalam beberapa renungan sebelumnya kita sudah belajar bahwa iman adalah salah satu kunci untuk dapat hidup dalam kasih karunia Allah. Iman merupakan jalan masuk ke dalam kasih karunia (Rom 5:2). “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia” (Rat 3:25).

Kita bisa semakin mengandalkan Tuhan saat kita semakin mengenal Dia. Kita semakin percaya kepada Tuhan pada saat kita semakin mengijinkan Dia menyatakan kesetiaan-Nya kepada kita. “Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN” (Mzm 9:11).

Tuhan, Engkau sungguh sangat baik! Sering kali aku gagal untuk mengalami kebaikan-Mu karena aku tidak mempercayai Engkau. Ampuni aku Tuhan. Aku rindu untuk mengecap kebaikan-Mu. Ajar aku untuk hidup mengandalkan Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 19 April - Ziklag terbakar -Pembalasan terhadap orang Amalek, Saul mati, Ratapan Daud 

18 April 2014

18 April – Kelimpahan Karena Mengenal Kristus

Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. – 2 Petrus 1:2-3

Hidup kita diberkati pada saat Allah mencurahkan berkat-berkatnya kepada kita. Namun, ada saat di mana kita memerlukan berkat Tuhan yang berlimpah-limpah. Pada kenyataannya, Tuhan memang ingin mencurahkan karya-Nya atas kita. “Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu.” Setiap tetes dari air yang segar pasti akan menyegarkan jiwa yang dahaga. Namun kebutuhan hati kita yang sesungguhnya adalah pancuran air kehidupan. Tuhan ingin mencurahkan dengan melimpah-limpah. “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10). Kasih karunia Allah (yang sebenarnya tidak layak kita terima) disediakan dalam ukuran yang berlipat kali ganda. Damai sejahtera Allah dapat kita alami dengan melimpah.

Proses untuk dapat mengambil bagian dalam kelimpahan ini adalah dengan bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. “Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.”

Kebenaran lain yang luar biasa mengenai orang percaya adalah bahwa kita sudah dikaruniakan semua yang diperlukan untuk hidup dalam kelimpahan. “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh.” Bukan berarti kita sudah menyadari atau mengalami semuanya. Tuhan sudah memberikan semua yang kita perlukan agar dapat hidup sesuai dengan kehendaknya dan tumbuh menjadi serupa dengan Kristus.

Sekali lagi, proses untuk dapat mengetahui dan mengalami apa saja yang sudah Tuhan sediakan adalah dengan mengenal Dia. “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia.”

Adalah karena kasih karunia dahulu kita bisa menjadi orang percaya. Selanjutnya, kita bertumbuh dalam pengenalan akan Dia oleh kasih karunia yang dilimpahkan kepada kita. Ketika kita pertama kali mengenal Dia, Tuhan memberikan kepada kita semua yang kita perlukan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Saat kita semakin mengenal Dia, kita bisa mengalami semua yang Tuhan sediakan bagi kita agar kita bisa semakin serupa dengan Kristus.

Ya Tuhan sumber berkat yang melimpah, aku memuji Engkau untuk kasih karunia-Mu. Sering kali aku meremehkan kebaikan-Mu dalam hidupku. Betapa kebenaran yang luar biasa bahwa Engkau sudah memberikan kepadaku yang ada dalam Kristus, semua yang aku perlukan agar dapat hidup sesuai kehendak-Mu. Aku rindu untuk semakin mengenal Engkau, dan mengalami semua berkat rohani yang sudah disediakan bagi hidupku, untuk kemuliaan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 18 April- Daud membiarkan Saul hidup untuk kedua kalinya, Daud di antara orang Filistin 

17 April 2014

17 April – Hikmat Rohani Untuk Mengenal Kristus

Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. – Efesus 1:16-17

Perjanjian baru kasih karunia yang memungkinkan kita untuk bersekutu dengan Tuhan, dirancang untuk membuat kita ada dalam pengenalan yang semakin intim dengan Tuhan. Namun, bertumbuh dalam pengenalan akan Allah hanya mungkin terjadi jika Allah sendiri yang menyatakan diri-Nya kepada kita. Itulah sebabnya Rasul Paulus berdoa: “Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.”

Supaya seseorang dapat semakin mengenal Allah, ia harus mendapatkan hikmat sorgawi: “Supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu.” Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata jasmani kita. “Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia” (1 Tim 6:16).

Tuhan tidak dapat dimengerti oleh hikmat manusia. “Oleh karena dunia… tidak mengenal Allah oleh hikmatnya” (1 Kor 1:21). Hal-hal mengenai Allah harus dinyatakan kepada kita oleh Tuhan sendiri. “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia. Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah” (1 Kor 2:9-10).

Yesus bersukacita dalam hikmat sorgawi terhadap rencan ini. “Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu"” (Luk 10:21). Yesus memberikan peneguhan kepada mereka yang rendah hati. “Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” (Mat 16:16-17).

Yesus mengajarkan murid-muridnya untuk selalu mengandalkan pekerjaan Roh Kudus yang mengajar, menegur, dan menyatakan kebenaran-Nya kepada kita. “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku” (Yoh 16:13-14).

Ya Tuhan, aku rindu untuk mengenal Engkau lebih dan lebih lagi. Aku mengakui bahwa aku membutuhkan Engkau untuk menyatakan diri-Mu kepada ku. Pada saat aku berdoa atau merenungkan Firman-Mu, aku memohon agar Engkau memberikan Roh hikmat dan wahyu kepadaku agar aku semakin mengenl Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 17 April - Daud di padanggurun Zif, Daud membiarkan Saul hidup, kematian Samuel 

16 April 2014

16 April – Berlari-Lari Menuju Pengenalan Akan Kristus

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. – Filipi 3:13-14

Dalam rengungan-renungan sebelumnya, kita sudah mempelajari bahwa kerendahan hati adalah sikap yang Tuhan kehendaki ada dalam kehidupan kita untuk dapat berjalan dalam kasih karunia-Nya. “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yak 4:6). Dalam ayat renungan hari ini, kita melihat bagaimana kerendahan hati bekerja dalam hidup Rasul Paulus. “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya.” Ketika Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi ini, Paulus sudah hidup dan melayani Tuhan antara 25-30 tahun. Namun ia mengakui bahwa ia belum mengenal Tuhan dengan sempurna agar seluruh hidupnya dapat menyatakan kehidupan dalam kuasa kebangkitan. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengarahkan dirinya kepada satu tujuan hidup: “Tetapi inilah yang kulakukan.” Gairah yang membakar hati Paulus adalah untuk mengenal Allah lebih dalam lagi: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia” (Flp 3:10).

Salah satu hal yang paling besar yang menghalangi orang percaya untuk mengenal Allah lebih dalam adalah masa lalu mereka. Banyak orang Kristen memusatkan perhatian mereka kepada masa lalu mereka. Kegagalan di masa lalu selalu menghantui. Kesalahan di masa lalu selalu menuduh mereka. Di sisi lain, keberhasilan di masa lalu menghasilkan keyakinan palsu bahwa segala sesuatu juga akan berhasil di masa sekarang. Berkat-berkat di masa lalu menghalangi mereka datang kepada Tuhan untuk pekerjaan di masa sekarang. Paulus memberikan teladan yang luar biasa mengenai bagaimana kita menghadapi masa lalu. “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” Segala hal yang ada di masa lalu tidak harus menentukan kondisi kita sekarang. 

Kasih karunia Allah dapat menutupi kegagalan dan penderitaan di masa lalu. Sekarang, kita hanya perlu memandang ke depan untuk mengalami pekerjaan kasih karunia Allah yang ia sediakan bagi kita yang berjalan bersama Dia. “Dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Tujuan akhirnya adalah untuk mengenal Allah lebih dekat. Kita harus berlari-lari mengarahkan diri kepada tujuan sorgawi, dan menggunakan semua kekuatan dan tenaga rohani yang di sediakan oleh kasih karunia-Nya. Inilah tanggapan kita terhadap panggilan sorgawi yaitu mengenal Allah, untuk bersekutu dengan Dia. Pada saatnya, kita akan mengambil bagian dalam upah sorgawi yang disediakan bagi kita, yaitu semua berkat rohani yang disediakan oleh Allah bagi kita yang bersekutu dengan intim bersama Dia.

Tuhan Yesus, tolong aku untuk melupakan hal-hal di masa lalu yang menghalangi aku mengenal Engkau lebih lagi. Aku ingin berlari-lari kepada tujuan hidupku bersekutu dalam keintiman dengan Engkau. Nyatakanlah diri-Mu melalui Firman-Mu. Dengan segala kerendahan hati aku memohon agar Engkau menyatakan kasih karunia-Mu di dalam aku dan melalui hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 16 April- Daud di gua Adulam, Daud di Kehila 

15 April 2014

15 April – Hanya Satu Saja Yang Perlu

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya… Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku. – Filipi 3:10,13
Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya. – Lukas 10:42

Tujuan hidup Rasul Paulus adalah untuk bertumbuh dalam keintiman dengan Tuhan, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia.” Paulus ingin mengenal Tuhan sedemikian dekat sehingga hidupnya diubah menjadi hidup dalam “kuasa kebangkitan-Nya” di dalam dunia yang sudah mati secara rohani ini. Dengan rendah hati Paulus mengakui bahwa ia belum mencapai tingkat kedewasaan rohani yang sempurna. “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya.” Oleh karena itu, sadar akan kebutuhannya untuk bertumbuh ditambah dengan kemuliaan dari tujuannya, Paulus memusatkan hidupnya pada satu tujuan. “Tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” Satu hal yang Paulus lakukan adalah untuk mengenal Tuhan lebih dalam lagi.

Pengarahan diri yang demikian serupa dengan isi hati yang diperlihatkan Maria, seperti di catat dalam injil Lukas. Ketika Yesus mengunjungi rumah Maria dan Marta, Maria “duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya.” (Luk 10:39). Marta bekerja sebagai tuan rumah yang sibuk, ingin melayani Tuhan Yesus. Namun, kesibukannya melayani membuat Marta justru tidak memiliki persekutuan dengan Yesus yang sedang ia layani. Sedang Marta sibuk sekali melayani” (Luk 10:40). Menurut Marta seharusnya Maria membantu dia melayani Yesus, sehingga Marta mendesak Yesus untuk menyuruh Maria membantunya. “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku” (Luk 10:40).

Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Marta ketika Yesus justru mengatakan bahwa dialah yang salah, bukan Maria. “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara” (Luk 10:41). Banyaknya pelayanan yang dilakukan Marta justru membuat Marta kuatir dan menyusahkan dirinya. Kerinduannya untuk melayani Tuhan membuat Marta menjadi orang yang mengasihani diri sendiri dan mudah tersinggung. Tuhan Yesus kemudian menyingkapkan kebenaran yang agung yang memperlihatkan pandangan rohani yang seharusnya. “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya” (Luk 10:42).

Sungguh suatu kebenaran yang luar biasa: “Hanya satu saja yang perlu.” Satu hal yang diperlukan adalah Yesus. Maria memilih Yesus. Dia ada di kaki Tuhan, bersekutu dengan Dia, mengenal Dia lebih dalam lagi, mendengarkan perkataan-perkataan kebenaran-Nya dan mengalami kasih karunia-Nya. Inilah juga yang menjadi isi hati Paulus: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia.”

Tuhan Yesus, bentuklah hatiku seperti hati Paulus, seperti hati Maria. Kobarkan gairah di dalam hatiku untuk mengenal Engkau lebih dalam lagi. Jadikan ini sebagai tujuan hidupku. Ampuni aku jika kesibukanku, bahkan ketika aku melayani Engkau, jutru menghalangi aku untuk berkenan di hadapan-Mu. Tolong aku untuk duduk diam di kaki-Mu. Dan, ketika aku bangkit untuk melayani-Mu, biarlah hatiku tetap di kaki-Mu, ada dalam hadirat-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab 15 April - Perjanjian Daud &Yonatan, Daud di Nob, Daud di Gat 

14 April 2014

14 April – Kemuliaan dalam Mengenal Kristus

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus… Yang kukehendaki ialah mengenal Dia. – Filipi 3:8,10

Kita dapat dengan mudah meremehkan nilai yang mulia dari pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus. Masalah-masalah lain di dunia ini, atau bahkan masalah-masalah di dalam gereja, menarik perhatian kita. Rasul Paulus dengan jelas melihat betapa berharganya pengenalan akan Kristus.

Sebelumnya Paulus sudah berada dalam posisi yang tinggi di antara para pemimpin agama di Israel. Paulus menyebut dirinya sebagai “orang Ibrani asli,” Paulus adalah seorang Farisi yang terpandang, pemimpin diantara bangsa Israel. Namun ia meninggalkan semua keuntungan sosial maupun agamawi demi mengikut Kristus. “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus.” Rasul Paulus menganggap mengenal Tuhan Yesus sebagai hal yang jauh lebih berharga dari pada posisinya yang terhormat.

Lebih jauh lagi, Rasul Paulus rela melepaskan banyak hal demi dapat memiliki pengenalan akan Kristus. “Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” Paulus memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan, sehingga Ia menganggap semua hal yang dapat mengganggu hubungannya dengan Tuhan sebagai sampah. Sering kali, kita tergoda untuk terlibat dalam hal-hal yang menurut penglihatan kita baik dan membawa berkat bagi orang-orang lian. Namun, jika hal tersebut merusak persekutuan kita dengan Tuhan, maka kita harus berani melepaskannya.

Paulus sudah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Namun, ia menyadari bahwa masih banyak berkat dari Tuhan Yesus Kristus yang belum ia nikmati. “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia.” Oleh karena itu ia kembali menegaskan penolakannya terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi persekutuannya dengan Tuhan. Paulus menulis: “Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah.”

Tuhan Yesus, mengenal Engkau adalah harta yang paling berharga di dalam hidupku. Namun, aku mengakui bahwa aku sering menjadikan hal-hal lain dalam hidupku mempengaruhi persekutuanku dengan Engkau. Tolonglah aku Bapa, agar aku dapat melepaskan hal-hal duniawi dan menganggapnya sampah. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 14 April- Daud melawan Goliat, Saul membenci Daud, Daud melarikan diri dari Saul