Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan
dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka
mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita
kekurangan, kesesakan dan siksaan. – Ibrani 11:36-37
Sangat sering,
ketika orang-orang mengandalkan Allah untuk mengerjakan kasih karunia-Nya dalam
hidup mereka, mereka mengharapkan berbagai berkat yang membawa sukacita seperti
tercatat dalam kesaksian-kesaksian yang sudah kita bahas sebelumnya.
Hamba-hamba Tuhan tersebut “menaklukan
kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan,
menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat, mereka telah luput dari
mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam
peperangan, telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing” (Ibr 11:33-34).
Namun, sebagian lagi mengalami akibat yang “tidak biasa”
dari menerima kasih karunia melalui iman. Mereka harus tetap percaya kepada
Allah ketika berkat-berkat tersebut tidak terjadi. Mereka harus tetap percaya kepada
Allah untuk memelihara mereka melalui masalah-masalah hidup yang besar.
Beberapa harus
bertahan dalam iman saat mereka “diejek dan
didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.” Nabi Yeremia
menjadi contoh dari hal ini. “Aku telah
menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku” (Yer
20:7). “Para pemuka ini menjadi marah kepada Yeremia; mereka memukul dia dan
memasukkannya ke dalam rumah tahanan” (Yer 37:15). Beberapa “dilempari.” Zakharia dibunuh dengan cara ini
karena menyampaikan peringatan dari Allah. “Tetapi mereka
mengadakan persepakatan terhadap dia, dan atas perintah raja mereka melontari
dia dengan batu di pelataran rumah TUHAN” (2 Taw 24:21). Ada yang “digergaji.” Tradisi orang Yahudi
menyebutkan bahwa Nabi Yesaya dibunuh dengan cara yang keji ini. Ada pula yang “dibunuh dengan pedang.” Raja Saul
memerintahkan imam-imam Tuhan yang memihak Daud untuk dibunuh dengan cara ini. “Lalu berkatalah raja kepada Doeg: "Majulah
engkau dan paranglah para imam itu." Maka majulah Doeg, orang Edom itu,
lalu memarang para imam itu. Ia membunuh pada hari itu delapan puluh lima
orang, yang memakai baju efod dari kain lenan” (1 Sam 22:18). Yang
lainnya “mengembara
dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan,
kesesakan dan siksaan.” Dengan
iman, hamba-hamba Tuhan ini harus mengalami pengembaraan, kemiskinan, tekanan
dan siksaan.
Mereka semua
yang hidup dalam iman, adalah peringatan bagi kita bahwa ujian, penderitaan dan
situasi yang sepertinya mustahil bukanlah selalu berarti tanda bahwa mereka
tidak percaya kepada Allah. Sering kali, tantangan-tantangan ini memiliki makna
bahwa mereka diberikan kesempatan untuk dengan rendah hati, sepenuhnya
mengandalkan kasih karunia Allah lewat cara yang harus mereka alami atau supaya
menjadi contoh bagi yang lain.
Ya Allah, berikanlah aku kebijaksanaan untuk mengenali,
serta kasih karunia untuk bertahan terhadap hinaan, siksaan, kesakitan ataupun
kemiskinan, sebagai jawaban-Mu atas doaku. Di dalam nama Yesus Kristus, Amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 16 November - Paulus di Atena & Korintus, Surat Tesalonika
No comments:
Post a Comment