31 January 2014

31 Januari - Kasih Karunia Allah Mendidik Kita

Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.  Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus. – Titus 2:11-13

Kasih karunia tidak saja menyelamatkan kita, orang-orang yang percaya kepada Yesus, kasih karunia juga bekerja di dalam hidup orang percaya dengan mendidik kita. Kasih karunia Allah yang bekerja lewat firman-Nya (Kis 20:32), mengajar dan membentuk pola pikir dan hidup kita, “mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.” Adalah kehendak Allah bagi kita orang percaya untuk meninggalkan cara hidup dunia ini. Ia ingin kita hidup semakin serupa dengan Kristus.

Kasih karunia juga akan menimbulkan kerinduan dalam hati orang percaya untuk menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali ke dunia ini. “Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus.”

Kasih karunia Allah yang bekerja dalam hati kita melalui Firman-Nya dan oleh kuasa Roh Kudus-Nya, adalah cara Allah untuk mengubah kita. Pengudusan tidak dapat kita hasilkan dengan kekuatan kita sendiri, yang sama dengan berusaha mencapai perkenanan Allah dengan mengerjakan hukum Taurat. Jika demikian, kita mengabaikan kasih karunia Allah dan meremehkan kuasa salib Kristus. “Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus” (Gal 2:21)

Ya Yesus, Tuhan dan Juru Selamatku. Aku mengucap syukur untuk kasih karunia-Mu yang mendidik aku supaya aku hidup berkenan dihadapan-Mu. Terima kasih untuk kesabaran-Mu untuk membuat aku semakin menjadi seperti Kristus. Aku juga berterima kasih untuk kerinduan yang Engkau berikan dalam hatiku untuk menantikan kedatangan-Mu yang kedua kali ke bumi ini. Terima kasih sekali lagi untuk kuasa kasih karunia-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.

___                                                                                                                                                                                                                    
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 31 Januari -
Ayub 40:6-42:17

30 January 2014

30 Januari - Kuasa Kasih Karunia

Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. – Kisah Para Rasul 20:32

Kasih karunia Allah memiliki kuasa yang luar biasa, yaitu menganugerahkan sebuah warisan Allah yang kekal kepada anak-anak-Nya. Kasih karunia juga berkuasa untuk membangun orang percaya selama mereka hidup di bumi ini supaya mereka bisa melayani dan menghasilkan buah.

Dengan kasih karunia Allah, kita mendapatkan pengharapan untuk menjadi penerima warisan sorgawi. “Kasih karunia-Nya, yang berkuasa… menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.” Hanya mereka yang menjadi anggota keluarga yang berhak menerima warisan. Kita sudah dilahirkan kembali ke dalam keluarga Allah. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan … dari Allah” (Yoh 1:12-13). Kita sebagai orang yang percaya kepada Kristus adalah anak-anak Allah, “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus” (Rom 8:17). Sebuah berkat yang jauh melampaui apapun yang kita bayangkan disediakan bagi kita di Sorga, yaitu  persekutuan yang kekal, pujian dan penyembahan dan pelayanan. Semuanya adalah bagian kita sebagai ahli waris yang tersedia oleh karena kasih karunia Allah saja.

Tetapi kasih karunia Allah juga berkuasa untuk membangun kita selama kita masih ada di dunia ini. “Firman Kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu.” Tuhan mengehendaki agar kita bertumbuh dalam iman sehingga karakter kita semakin seperti Kristus. “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman” (Kol 2:6).

Tuhan menghendaki bahwa kita dibangun di dalam Dia, sejak saat kita dilahirkan kembali ke dalam keluarga-Nya, hingga saatnya kita menerima warisan sorgawi. Ia menginginkan agar kita sebagai anak-anak-Nya menjadi semakin kuat dalam iman dan semakin dewasa secara rohani.

Salah satu cara untuk membangun roh kita adalah dengan melayani satu dengan yang lain “Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun” (Rom 14:19), “Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya” (Rom 15:2).

Ya Allah Bapa yang bertahta di Sorga. Aku bersukacita untuk warisan yang sudah Engkau sediakan bagiku oleh karena kasih karunia-Mu. Dan aku memerlukan kuasa kasih karunia-Mu yang mampu membangun aku dan memampukan aku untuk menjadi berkat dan membangun saudara-saudaraku dalam iman. Terima kasih Tuhan untuk kuasa kasih karunia-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 30 Januari -
Ayub 38:1-40:5 

29 January 2014

29 Januari - Pesan Injil Adalah Kasih Karunia

Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir – Yeremia 31:31-32
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. – Kisah Para Rasul 20:24

Perjanjian yang lama adalah perjanjian yang Tuhan buat dengan bangsa Israel pada waktu Tuhan membawa bangsa itu keluar dari Mesir. Lewat nabi Yeremia, Tuhan berjanji akan membuat perjanjian yang baru. Perjanjian baru ini adalah perjanjian kasih karunia lewat Tuhan Yesus Kristus. “Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Yoh 1:17).

Hukum Taurat adalah jalan yang mustahil ditempuh untuk bisa benar di hadapan Allah karena seseorang dituntut sempurna melakukannya, sementara hukum Taurat tidak menyediakan cara untuk bisa sempurna. Namun hukum Taurat dapat membuat orang sadar bahwa ia memerlukan kemurahan Tuhan, yaitu kasih karunia untuk bisa mendapatkan pembenaran dari Tuhan, dan ini ditemukan dalam perjanjian baru. “Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang” (Gal 3:24).

Sekarang kita hidup dalam perjanjian baru kasih karunia, “jalan yang baru dan yang hidup” (Ibr 10:20). Inilah pesan dan misi yang Rasul Paulus katakan yaitu sebuah “pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah” (Kis 20:24). Pesan Injil adalah mengenai kasih karunia Allah, bukan mengenai hukum Taurat. “Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu. .. sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya” (Kol 1:5-6).

Kata “Injil” berarti “kabar baik.” Inti dari pesan injil adalah kabar baik mengenai kasih karunia Allah yang disediakan lewat pengorbanan Yesus di kayu salib bagi seluruh umat manusia. Pesan dari injil kasih karunia ini begitu baik sehingga banyak orang yang tidak percaya pada awalnya menolak injil dan berkata bahwa hal tersebut “terlalu baik untuk bisa dipercaya.” Memang jika direnungkan sepertinya terlalu luar biasa bahwa pengampunan, pembenaran dan menjadi manusia baru semuanya disediakan lewat kasih karunia. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman” (Ef 2:8)

Namun tidak sedikit orang percaya yang juga sukar untuk menerima bahwa kasih karunia juga disediakan untuk pertumbuhan rohani dan pengudusan. Bahwa seluruh kehidupan orang kristen adalah “dari kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh 1:16) pada awalnya juga terlihat “terlalu baik untuk bisa dipercaya.” Apakah manusia tidak punya tanggung jawab apa-apa dalam rencana keselamatan Allah? Kasih karunia disediakan untuk semua orang, untuk menerimanya seseorang harus merespon dengan percaya!

Ya Allah yang maha kuasa. Betapa mulianya kabar baik kasih karunia-Mu. Aku mengakui bahwa aku sering sukar mempercayai betapa Engkau begitu baik untuk menganugerahkan kasih karunia-Mu dalam hidupku. Aku mau percaya kepada Engkau dan kuasa kasih karunia-Mu yang senantiasa mengubahkan aku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 29 Januari -
Ayub 35:1-37:24 

28 January 2014

28 Januari - Bertumbuh Di Dalam Kasih Karunia Allah

Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. – 1 Petrus 3:18

Sering kali orang berpikir bahwa jika semuanya karena kasih karunia Allah maka manusia akan menjadi tidak bertanggungjawab. Kita menjadi khawatir manusia akan menjadi malas, tidak bergairah untuk melayani, bahkan bebas melakukan dosa. Firman Tuhan menjamin bahwa hal itu bukanlah akibat ataupun tujuan dari kasih karunia Allah. Hal tersebut dihasilkan dari sifat kedagingan manusia yaitu sifat hawa nafsu dan sifat legalistik.

Hawa nafsu manusia melihat kasih karunia sebagai kesempatan untuk bisa tetap melakukan dosa. “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka” (Yud 1:4).

Sedangkan sifat legalistik manusia cenderung menambahkan usaha manusia terhadap kasih karunia, sehingga menarik bagi mereka yang ingin merasa benar berdasarkan apa yang mereka lakukan. “Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” (Gal 3:2-3).

Ketika seseorang sungguh-sungguh hidup dalam kasih karunia Allah maka kebenaran akan muncul, bukan kejahatan. Ketika seseorang setiap hari hidup bergantung kepada kasih karunia Allah, maka orang tersebut akan semakin seperti Kristus, bukan semakin seperti dunia. Ketika kasih karunia semakin hari semakin menjadi sumber kekuatan seseorang, dosa akan semakin hilang, bukan semakin bertambah. “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia” (Rom 6:14).

Akan selalu ada godaan untuk bergantung kepada kemampuan kita sendiri atau memenuhi tuntutan hukum Taurat untuk menghasilkan hidup yang berkenan kepada Allah. Ingat hukum Taurat menuntut kita untuk menjadi kudus, mengasihi dan sempurna, tetapi “hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan” (Ibr 7:19). Hanya kasih karunia yang dapat memberikan kepada kita “pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah” (Ibr 7: 19). Tuhan sudah memanggil kita untuk hidup dalam kasih karunia-Nya. Ia ingin menganugerahkan kepada kita “kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh 1:16) sepanjang hidup kita. Inilah “jalan yang baru dan yang hidup” (Ibr 10:20).

Ya Allah yang penuh kasih. Betapa melimpahnya berkat yang Engkau sediakan bagiku agar aku bisa bertumbuh menjadi dewasa. Aku bertobat dari pemikiran bahwa aku bisa menambahkan sesuatu terhadap kasih karunia-Mu yang luar biasa. Tuhan Yesus, aku rindu untuk menjadi seperti Engkau. Ajar dan ingatkan aku bahwa kasih karunia-Mu lebih dari cukup bagiku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 28 Januari -
Ayub 32:1-34:37

27 January 2014

27 Januari - Kasih Karunia Yang Berjalan

Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka. – Yeremia 31:33
Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia. – Ibrani 13:9

Pertemuan awal kita dengan kasih karunia Allah membuat kita diampuni dan dibenarkan. “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya” (Ef 1:7). Kasih karunia Allah yang melimpah membasuh kita dari dosa-dosa kita dan memberi kita hidup yang baru di dalam Kristus. Namun “kekayaan kasih karunia-Nya” juga disediakan bagi kita untuk menguduskan kita dari hari ke hari dalam perjalanan kita untuk menjadi seperti Dia.

Ibrani 13:9 adalah salah satu dari banyak ayat dalam Alkitab yang mengajarkan mengenai keselamatan yang progresif, yang berjalan, yaitu pertumbuhan rohani kita. “Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia.” Kebenaran ini berbicara mengenai proses pengudusan dan pertumbuhan, bukan mengenai pembenaran pada saat kelahiran baru. Pada saat lahir baru, kita diberikan hati yang baru. “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Yeh 36:26). Kemudian, setelah memiliki hati yang baru, hati yang lembut dan hati yang taat, harus diikuti dengan hati yang bertumbuh. Hal inilah yang disebut dengan pertumbuhan rohani.

Pertumbuhan rohani seseorang harus dimulai dari dalam hati. Perilaku orang Kristen sehari-hari muncul dari bagian terdalam seseorang yaitu hatinya. Itulah sebabnya Firman Tuhan berkata kepada kita “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Ams 4:23). Di sinlah Tuhan bekerja. “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.”

Jika kehidupan orang Kristen tidak seimbang dan jatuh bangun, maka penyebabnya adalah hati yang belum dibentuk. Yesus mengajar “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Mat 12:34). Apa yang ada di dalam, akan muncul keluar. Hati yang diperbaharui dan bertumbuh akan menghasilkan kehidupan yang bertumbuh.

Untuk bisa bertumbuh dewasa secara rohani menjadi semakin seperti Kristus, hati kita harus diubahkan. Hukum Taurat tidak dirancang untuk mengubah hati manusia. Hanya kasih karunia Allah saja yang bisa mengubah hati sesuai dengan kehendak Allah. “Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia.”

Sekali lagi Alkitab mengajarkan kepada kita kebenaran yang sangat berkuasa. Tidak saja kasih karunia Tuhan menghasilkan pengampunan dan kelahiran baru, tetapi juga memberikan kemampuan untuk bertumbuh dewasa menjadi seperti Kristus.

Ya Tuhan Allah sumber kekuatanku. Terima kasih untuk pekerjaan yang ajaib yang Engkau lakukan dalam hatiku. Aku ingin menyenangkan-Mu dengan bertumbuh menjadi dewasa di dalam Engkau. Ampuni aku jikalau selama ini aku mencoba mengubah hatiku dengan kekuatanku sendiri. Biarlah kasih karunia-Mu semakin berlimpah dalam hidupku dari hari ke hari. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 27 Januari -
Ayub 30:1-31:40 

26 January 2014

26 Januari - Kasih Karunia Awal

Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka. – Yeremia 31:34
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. – Efesus 2:8-9

Kasih karunia memiliki dua aspek, kasih karunia yang awal dan kasih karunia yang berjalan, kasih karunia yang membenarkan dan kasih karunia yang menguduskan. Kasih karunia tidak saja memungkinkan kita menjadi orang-orang yang dibenarkan dan diampuni dosanya, kasih karunia juga membuat kita mampu untuk hidup dalam kebenaran setiap hari.

Kasih karunia yang awal diberikan ketika kita bertobat dari dosa-dosa kita dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Kita menerima pengampunan dosa dan diberikan status sebagai orang benar di hadapan Allah. Keselamatan adalah karya kasih karunia Allah. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan.” Keselamatan diberikan kepada manusia ketika mereka percaya kepada Yesus “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman.”

Keselamatan datang sebagai anugerah dari Allah. “Itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” Tidak ada sedikitpun bagian dari karya keselamatan yang merupakan usaha manusia, sehingga tidak ada orang yang bisa berkata bahwa mereka ikut andil dalam keselamatan mereka. “Jangan ada orang yang memegahkan diri.” Segala puji syukur dan kemuliaan dan kehormatan, sekarang dan selamanya, hanya untuk Allah saja.

Mungkin orang berkata bahwa manusia turut andil yaitu dengan memiliki iman kepada Tuhan. Firman Tuhan berkata bahwa imanpun berasal dari Tuhan. “Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (Ibr 12:2). Dalam bahasa aslinya, kata “memimpin” punya pengertian “menciptakan” yang berarti iman percaya kitapun ditimbulkan oleh Tuhan Yesus. Ketika kita percaya kepada Yesus, kita sebenarnya sedang meresponi pekerjaan Tuhan yang memunculkan iman kita. Roh Kuduslah membuat kita sadar akan kebutuhan kita akan keselamatan. Tanpa Tuhan menimbulkan iman kita, tidak mungkin manusia yang penuh dengan dosa bisa beriman kepada Allah. Sungguh "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" (Wahyu 6:12).

Ya Tuhan Allah sumber keselamatanku. Aku menyadari betapa keselamatanku adalah sepenuhnya hasil karya-Mu. Terima kasih Tuhan untuk kasih karunia-Mu yang tak terukur nilainya. Bahkan Engkau yang menimbulkan imanku untuk bisa percaya kepada-Mu. Aku ingin terus bertembuh dalam imanku kepadamu dari hari ke hari. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 26 Januari -
Ayub 26:1-29:25 

25 January 2014

25 Januari - Kehidupan Dalam Perjanjian Baru Tersedia Lewat Darah Yesus

Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. – Lukas 22:20
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.  – 1 Petrus 1:18-19

Kata-kata Tuhan Yesus dalam perjamuan malam terakhir mengingatkan kita kepada kemuliaan dari kasih karunia yang tersedia dalam perjanjian baru. Semuanya bisa terjadi karena penumpahan darah Yesus Kristus ketika Ia mati di kayu salib bagi kita semua. Biasanya ketika mendengar mengenai hal ini, orang Kristen selalu menghubungkan dengan pengampunan dosa. Tentunya pengampunan dosa manusia terjadi ketika Yesus mati di kayu salib, tetapi Yesus berkata bahwa penumpahan darah-Nya tidak hanya membawa pengampunan dosa, tetapi sebuah “perjanjian yang baru.”

Perjanjian yang baru lebih luas dari sekedar pengampunan dosa. Alkitab menyatakan bahwa perjanjian yang baru ini membawa tiga berkat. Yang pertama adalah pengampunan dosa. “Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka” (Ibr 8:12). Yang kedua adalah persekutuan yang intim dengan Allah. “Mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku” (Ibr 8:11). Yang ketiga adalah Tuhan bekerja dalam hidup manusia. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka” (Ibr 8:10). Firman Tuhan juga mengajarkan bahwa semua berkat ini tergantung sepenuhnya kepada kasih karunia Allah, bukan kepada usaha manusia. “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah” (2 Kor 3:5)

Semua berkat ini bisa kita nikmati karena tidak dibeli dengan sesuatu yang fana. “bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus.” Perjanjian kasih karunia yang baru ini dibeli dengan harta sorgawi yang paling berharga, yaitu darah Kristus, Anak Allah. Ingatlah ini setiap kali anda mengambil bagian dalam perjamuan kudus.

Allah Bapa yang bertahta di Sorga. Begitu melimpah kasih karunia demi kasih karunia yang Engkau anugerahkan dalam hidup ku. Pengampunan akan segala dosaku, persekutuan yang intim dengan Engkau dan tuntunan serta kekuatan yang Engkau berikan untuk mengubah hidupku. Tidak terukur kasih-Mu Yesus, Engkau rela mati mencurahkan darah-Mu yang kudus supaya aku bisa menerima berkat-berkat itu. Bapa, ingatkan aku setiap hari akan ajaibnya berkat perjanjian baru-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 25 Januari -
Ayub 22:1-25:6 

24 January 2014

24 Januari - Kehidupan Dalam Perjanjian Baru

Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” – Lukas 9:23
… Hendaklah kamu penuh dengan Roh. – Efesus 5:18
… Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. – Yohanes 10:10

Hidup sebagai pelayan-pelayan perjanjian baru bukan istilah bagi sebuah kehidupan yang hanya dapat dinikmati orang-orang tertentu saja, atau hanya pelayan dan hamba Tuhan saja. Kehidupan tersebut adalah kehidupan yang sesungguhnya disediakan dan dapat dinikmati oleh semua orang yang menaruh imannya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Istilah alkitabiah lain yang juga sering digunakan dan lebih dikenal orang orang Kristen adalah “pemuridan.” Seorang murid adalah orang yang mengikut Kristus. Dalam Lukas 9:23 Yesus menjelaskan bahwa jika seseorang mau menjadi murid, maka orang tersebut “harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Untuk dapat mengikut Yesus, seseorang harus menyangkal hidup yang berpusat kepada dirinya sendiri, yaitu hidup yang mengandalkan kekuatannya sendiri. Sebaliknya orang tersebut harus mengikut Yesus, artinya hidup dalam persekutuan yang intim dengan Yesus.

Istilah alkitabiah lain untuk kehidupan dalam perjanjian baru adalah “hidup yang dipenuhi Roh.” Paulus berkata kepada jemaat di Efesus “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.” Tuhan memanggil umat-Nya untuk hidup menjauh dari pengaruh duniawi yang dapat menimbulkan kematian rohani. Kehidupan dalam perjanjian baru adalah kehidupan yang penuh dengan Roh, artinya hidup dipimpin oleh Roh Kudus.

Istilah berikutnya untuk kehidupan dalam perjanjian baru adalah “hidup dalam segala kelimpahan.” Yesus berkata “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Ketika Yesus datang ke dunia ini sebagai manusia, tujuannya bukan saja untuk menyelamatkan manusia dari hukuman atas dosa tetapi juga untuk memberikan manusia “hidup dalam segala kelimpahan,” yaitu sebuah kehidupan yang melimpah dengan berkat-berkat rohani yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan.

Jadi, kehidupan sebagai pelayan-pelayan perjanjian baru adalah sama dengan “hidup sebagai murid Kristus,” “hidup yang penuh dengan Roh” dan “hidup dalam segala kelimpahan.”

Tuhan Yesus. Aku mengucap syukur untuk berkat-berkat kasih karunia yang Engkau berikan dalam hidupku. Aku mau hidup sebagai murid-Mu, aku mau hidup dipenuhi oleh Roh-Mu dan aku mau hidup dalam segala kelimpahan-Mu. Terima kasih Tuhan untuk pengajaran-Mu yang memungkinkan aku untuk hidup semakin berkenan di hadapan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 24 Januari -
Ayub 19:1-21:34 

23 January 2014

23 Januari - Hidup Sebagai Pelayan-Pelayan Perjanjian Baru

Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. – 2 Korintus 3:5-6

Kita sebagai orang percaya kepada Yesus Kristus adalah “pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru.” Kita adalah orang-orang yang melayani Tuhan karena kasih karunia. Kehidupan kita dari hari ke hari adalah hidup melayani Tuhan, kita ditugaskan oleh kasih karunia Allah yang bekerja di dalam kita.

Kita melayani bukan karena kita sanggup. “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri.” Sering kali kita merasa mampu hidup dan melayani Tuhan hanya dengan kekuatan, talenta atau kepintaran kita sendiri. Hal ini tidak sejalan dengan firman Tuhan.

Bahkan ketika kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa kita ternyata tidak sanggup untuk hidup dan melayani sesuai kehendak Tuhan, kita juga sering menyederhanakan dan meremehkan ketidaksanggupan tersebut. Kita kemudian menyimpulkan bahwa memang kita tidak mungkin bisa melakukan semuanya, lakukan saja apa yang bisa dilakukan sebaik-baiknya. Tuhan punya cara pandang yang berbeda, sebenarnya, kita tidak sanggup menghasilkan “apapun” yang sesuai dengan kehendak Dia.

Sebenarnya jika kita sanggup melakukan apapun, itu semua karena Tuhan yang mengerjakannya di dalam kita. “Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.” Kita adalah orang-orang yang menerima kasih karunia Allah. Kita tidak boleh berpikir bahwa kita punya kesanggupan hanya dengan kekuatan daging kita sendiri. Tuhanlah yang menjadi sumber kemampuan untuk hidup yang berkenan di hadapan Dia.

Perbedaan antara hidup dengan kesanggupan dari Allah dan dengan kesanggupan diri sendiri adalah perkara hidup dan mati. “Sebab hukum yang tertulis mematikan.” Hukum Taurat berbicara mengenai usaha kedagingan manusia untuk berkenan dihadapan Allah, dan hal tersebut hanya membuat kita lelah, patah semangat dan hidup dalam kematian rohani. “Tetapi Roh menghidupkan.” Ketika kita hidup mengandalkan Roh Kudus yang ada di dalam kita yang menyediakan kelimpahan kasih karunia, kita akan dikuatkan, penuh dengan semangat dan pengharapan.

Ya Tuhan Allah penuh Kasih Karunia. Dengan kerendahan hati aku mengakui bahwa aku seringkali berpikir bahwa untuk hidup berkenan di hadapan-Mu aku harus berusaha hanya dengan kekuatanku sendiri, dan seperti firman-Mu berkata, aku tidak mengalami kehidupan rohani yang bertumbuh, aku patah semangat dan mati secara rohani. Ajar aku untuk bergantung kepada Roh-Mu yang kudus yang akan menuntun aku, menguatkan aku, menghibur aku supaya aku semakin seperti Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 23 Januari -
Ayub 15:1-18:21

22 January 2014

22 Januari - Jalan Yang Baru Dan Yang Hidup

Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, – Ibrani 10:19-20

Hidup dalam perjanjian kasih karunia digambarkan sebagai “jalan yang baru dan yang hidup.” Sebaliknya, hidup dalam perjanjian lama dapat digambarkan sebagai “jalan yang lama dan yang mati.” Perlu dicatat bahwa bukan berarti kasih karunia Tuhan “baru” timbul pada zaman perjanjian baru, karena kasih karunia Tuhan sudah ada sebelum datangnya hukum Taurat, bahkan sudah dicatat sejak penciptaan. Pohon kehidupan di taman Eden adalah manifestasi kasih karunia Tuhan bagi Adam dan Hawa. Janji Tuhan kepada Abraham, yang sudah diberikan ratusan tahun sebelum Musa menerima hukum Taurat, tidak tergantung kepada perbuatan Abraham namun murni diberikan karena kasih karunia Tuhan.

Yang dimaksud dengan “baru” adalah bahwa kasih karunia Tuhan selalu baru setiap hari. Dari hari ke hari, Tuhan menganugerahkan kasih karunia baru yang melimpah yang tersedia bagi mereka yang percaya dan mengandalkan Tuhan.

Dalam perjanjian lama, hanya satu orang saja, yaitu Imam Besar, yang dapat masuk ke dalam ruang maha kudus di mana Tuhan hadir. Itupun hanya dapat dilakukan satu hari dalam setahun. Keterbatasan akses kepada hadirat Tuhan ini membuat mereka hanya dapat merasakan kasih karunia yang “baru” satu tahun sekali. Bandingkan dengan kita yang hidup dalam perjanjian baru di mana setiap saat kita bisa masuk ke dalam hadirat Tuhan.

Nabi Yeremia menulis mengenai hal ini: “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! ‘TUHAN adalah bagianku,’ kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya” (Rat 3:22-24).

Rasul Paulus membuat kesimpulan yang dalam mengenai jalan yang “baru” ini: “Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat” (Rom 7:6).

Ya Tuhan Allah yang Hidup. Aku bersyukur untuk jalan yang baru dan yang hidup yang Engkau berikan oleh kasih karunia-Mu. Betapa aku rindu untuk selalu berada dalam hadirat-Mu setiap hari, setiap saat. Aku mengakui bahwa selama ini aku mencoba untuk berkenan di hadapan-Mu dengan berusaha sendiri menggunakan kekuatanku. Ajar aku untuk berjalan dan bertumbuh dalam kasih karunia-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 22 Januari -
Ayub 12:1-14:22 

21 January 2014

21 Januari - Perjanjian Baru Dimulai Oleh Gereja

Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi… Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,” Ia berfirman pula: “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka”… Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, – Ibrani 8:6; 10:15-16; 10:19-20

Perjanjian kasih karunia baru yang dijanjikan untuk orang Israel, sudah dimulai oleh gereja sekarang ini. Surat Ibrani mencatat mengenai hal ini berulang kali. “Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.” Dalam pasal 8 ayat 6 ini perjanjian baru ini disebut “perjanjian yang lebih mulia.” Dan perjanjian tersebut “didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Perjanjian ini sudah dinikmati oleh gereja sekarang.

Pada pasal 10 ayat 16 terdapat kutipan dari nubat dalam kitab Yeremia pasal 31 mengenai perjanjian baru bagi bangsa Israel. Dan pada ayat sebelumnya dicatat bahwa hal tersebut merupakan kesaksian dari Roh Kudus kepada gereja, “Roh Kudus… berfirman: ‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka.’”

Selanjutnya, dalam pasal 10 ayat 19 dan 20, perjanjian baru tersebut “membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita.” Lewat kematian-Nya, Yesus membuat akses orang percaya kepada Allah Bapa menjadi terbuka. Darah Yesus memungkinkan “kita sekarang penuh keberanian” untuk berdiri di hadapan Allah Bapa yang Maha Kudus.

Ya Tuhan Allah yang Maha Mulia. Aku bersyukur untuk perjanjian baru kasih karunia yang Engkau berikan kepada aku. Oleh pencurahan darah Anak-Mu yang kudus, Engkau menyucikan kami dari dosa-dosa kami sehingga dengan keberanian yang kudus kami dapat berdiri di hadapan-Mu. Terima kasih Tuhan untuk perjanjian yang hidup, sehingga hidup kami juga akan semakin berkenan kepada-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 21 Januari -
Ayub 8:1-11:20 

20 January 2014

20 Januari - Janji Akan Perjanjian Baru

“Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda…  Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku… Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." – Yeremia 31:31,33-34

Dahulu Tuhan sudah menjanjikan sebuah perjanjian baru bagi umat-Nya yaitu bangsa Israel. “Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda.” Suatu saat, bangsa Israel akan datang kepada Yesus secara bersama-sama untuk menerima keselamatan lewat perjanjian kasih karunia. “Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: ‘Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka’” (Rom 11:26-27). Hal ini akan terjadi pada saat Yesus datang kembali ke bumi. “Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung” (Zak 12:10).

Sementara itu, gereja, yaitu semua orang yang percaya kepada Kristus, sudah memiliki perjanjian yang baru. “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku” (Luk 22:20).

Perhatikan bahwa ada tiga berkat yang dihasilkan oleh perjanjian yang baru ini kepada orang percaya. Pertama, ada pengampunan dosa. “Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” Kedua, persekutuan yang intim denga Allah. “Mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.” Ketiga, Allah bekerja di dalam hati  orang percaya untuk mengubah hidup mereka. “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.”

Ya Tuhan Allah yang Maha Kuasa. Begitu luar biasa melimpah berkat yang tersedia lewat perjanjian kasih karunia-Mu. Pengampunan dosa, persekutuan dengan Engkau dan hati yang Engkau ubahkan, semuanya Engkau sediakan bagiku lewat iman kepada Anak-Mu. Aku bersyukur untuk pekerjaan-Mu dalam hatiku untuk menjadikan hidupku berkenan di hadapan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 20 Januari -
Ayub 5:1-7:21 

19 January 2014

19 Januari - Hukum Taurat dan Kasih Karunia, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

TUHAN memberikan kepadaku kedua loh batu, loh-loh perjanjian itu. – Ulangan 9:11
Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. – Yohanes 1:17
Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku. – Lukas 22:20

Dalam perenungan kita mengenai hukum Taurat dan kasih karunia, kita juga sebenarnya sedang membahas karakteristik dari perjanjian lama dan perjanjian baru. Ketika Tuhan menulis hukum-Nya pada dua loh batu yang diterima Musa, Ia menuliskan ketentuan-ketentuan dari perjanjian lama. “TUHAN memberikan kepadaku kedua loh batu, loh-loh perjanjian itu.” Ketika Yesus datang ke dunia ini untuk mati di kayu salib, Tuhan sedang membuat perjanjian yang baru. “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku.”

Kedua perjanjian ini, hukum Taurat dan kasih karunia, adalah dua hal yang sangat kontras dalam Alkitab. “Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” Mengerti dengan benar perbedaan antara kedua perjanjian ini adalah sangat penting bagi kehidupan orang percaya untuk bisa hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Hukum Taurat memberitahu kita bahwa Allah menginginkan kekudusan menjadi ciri dari kehidupan kita. Hanya kasih karunia yang dapat memberikan hal tersebut bagi kita. Hukum Taurat memberitahu kita bahwa Allah menginginkah kita hidup saling mengasihi sama seperti Kristus telah mengasihi kita. Hanya kasih karunia yang dapat menimbul kasih yang sejati dalam hidup kita. Hukum Taurat memberitahu kita bahwa Allah menginginkan kita menjadi sempurna seperti Dia. Hanya kasih karunia yang dapat membuat perubahan rohani agar bisa bertumbuh menjadi semakin seperti Dia.

Hukum Taurat memberitahu kita apa yang harus dilakukan, kasih karunia Allah memberi jalan untuk melakukannya. Hukum Taurat memberitahu kita apa itu dosa, kasih karunia mengampuni dosa. Hukum Taurat memperlihatkan ketidakberdayaan manusia, kasih karunia Allah memberikan jalan keluar. Hukum Taurat menuntut pekerjaan manusia, kasih karunia Allah adalah pekerjaan Tuhan.

Hukum Taurat adalah ukuran standar, kasih karunia adalah pemenuhan standar itu. Hukum Taurat adalah ukuran rohani yang menilai hidup kita, kasih karunia adalah kekuatan yang akan menghasilkan kehidupan yang rohani. Hukum Taurat memperlihatkan karakter Allah, kasih karunia menghasikan karakter tersebut dalam hidup kita. Hukum Taurat adalah hasil yang Allah inginkan, kasih karunia adalah penyebab yang akan memberikan hasil tersebut.

Ya Tuhan Allah sumber kebenaran. Aku berterimakasih untuk kebenaran yang Engkau bukakan bagiku. Terangi rohku agar aku bisa mengerti perbedaan yang besar antara Taurat-Mu dan kasih karunia-Mu. Aku bersyukur karena Roh-Mu diberikan tinggal di dalam aku untuk terus mengajar aku. Aku rindu untuk hidup berkenan di hadapan-Mu dalam kekudusan, kasih dan kesempurnaan. Ajar aku untuk merendahkan diriku dalam tuntunan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 19 Januari -
Ayub 1:1-4:21

18 January 2014

18 Januari - Pengudusan Melalui Kristus

Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. – Roma 8:3-4

Tentunya sangatlah luar biasa jika pada saat kita lahir baru, percaya kepada Tuhan Yesus, kita “oleh kasih karunia dibenarkan dengan cuma-cuma” (Rom 3:24). Tetapi bagaimana selanjutnya? Setelah kita dibenarkan kita masih harus hidup di dunia ini, dan hukum Allah menuntut agar kita “kudus, mengasihi dan sempurna.” Puji Tuhan karena Allah juga memberikan kasih karunia kepada kita dengan cuma-cuma untuk bisa hidup berkenan kepada Dia. Semuanya bergantung kepada pekerjaan Tuhan Yesus Kristus.

Dalam hal pembenaran maupun pengudusan, hukum Taurat memiliki ketidakberdayaan. Manusia secara alamiah, yaitu manusia secara daging, tidak dapat hidup sesuai dengan standar ukuran Allah. Supaya hukum Taurat bisa digenapi, Allah Bapa mengutus Anak-Nya. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging.”

Yesus datang sebagai manusia, dalam daging, dan mati di kayu salib untuk membayar hukuman atas dosa manusia. Kematian Kristus menghasilkan pembenaran kepada semua orang yang percaya kepada Dia. Tetapi ayat berikutnya mengatakan bahwa kematian Yesus juga menyediakan hidup yang dikuduskan dari hari ke hari, yaitu hidup yang semakin bertumbuh dewasa secara rohani, lewat iman kita kepada Allah. “supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.” Kata “hidup” dalam ayat ini berbicara soal proses pengudusan dari hari ke hari, bukan peristiwa pembenaran yang terjadi pada saat seseorang lahir baru.

Mari kita renungkan kebenaran yang agung ini. Kasih karunia Allah menyediakan jalan sehingga kebenaran Allah yang dituntut oleh hukum Taurat bisa digenapi di dalam hidup kita. Ingatlah bahwa kita dituntut untuk menjadi kudus, menjadi seperti Kristus. Perubahan ini tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses dari hari ke hari dalam hidup kita “yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.” Jika kita menyangkal kedagingan kita dan percaya kepada Tuhan Yesus dalam setiap langkah kehidupan kita, maka oleh kasih karunia-Nya, Roh Kudus akan mengerjakan pengudusan-Nya dalam hidup kita.

Ya Tuhan yang Maha Kasih dan Maha Pemurah. Betapa melimpahnya kasih karunia yang Engkau anugerahkan kepada ku, kasih karunia yang membenarkan aku dan kasih karunia yang menguduskan aku. Aku bertobat dari pikiranku selama ini yang mengira aku bisa menggenapi Taurat-Mu yang kudus dengan kekuatan dagingku sendiri. Bapa, aku bersyukur Engkau telah menyediakan jalan supaya aku bisa menjadi semakin seperti Kristus. Aku berdoa agar Allah Roh Kudus terus mengerjakan transformasi dalam hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 18 Januari -
Kejadian 47:28-50:26

17 January 2014

17 Januari - Pembenaran Melalui Kristus

Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. – Roma 3:21-24

Cara Yesus menggenapi hukum Taurat bagi kita adalah dengan membenarkan kita dengan cuma-cuma. Yesus menawarkan “kebenaran Allah” kepada kita “lewat iman dalam Yesus Kristus”.

Lewat pengorbanan Yesus, “tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan.” Kebenaran Allah di sini maksudnya adalah kebenaran yang sama seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat.” Namun dalam hukum Taurat, kebenaran Allah adalah sebuah standar ukuran yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Dengan kasih karunia, kebenaran Allah ini ditawarkan dengan cuma-cuma.

Anugerah kebenaran ini tersedia bagi semua orang yang percaya, yaitu mereka yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka. Anugerah ini diberikan secara cuma-cuma. Tetapi, harus dibayar dengan harga yang sangat mahal oleh Sang Pemberi Anugerah, yaitu darah Anak-Nya yang tunggal. Kematian Yesus membayar tuntutan hukuman mati yang seharusnya diterima oleh manusia karena dosa-dosa mereka.

Semua manusia di bumi ini memerlukan penebusan ini untuk menghapus hutang dosa mereka yaitu kematian kekal. “Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Sekarang, kebenaran Allah diperhitungkan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Oleh karena itu, Tuhan menyatakan orang yang percaya itu benar di hadapan-Nya karena Ia menganugerahkan kepada mereka “kebenaran Allah.”

Ya Tuhan. Aku sangat bersyukur untuk pembenaran yang Engkau anugerahkan lewat Injil kasih karunia. Aku belajar untuk hidup dalam kebenaran-Mu setiap hari, bertumbuh dalam pengudusan, dengan imanku kepada Yesus Kristus. Terima kasih Yesus untuk keselamatan yang Engkau sediakan bagi kami. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 17 Januari -
Kejadian 45:16-47:27 

16 January 2014

16 Januari - Yesus Menggenapi Hukum Taurat

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” – Matius 5:17

Standar ukuran hukum Taurat sangatlah tinggi: “kudus, mengasihi, sempurna,” ini adalah cerminan dari karakter Allah sendiri. Orang mungkin bertanya-tanya apakah mungkin tuntutan hukum Taurat itu dapat dipenuhi. Bagaimana caranya kebenaran hukum Taurat ini dapat dijalankan dalam hidup kita? Jawaban dari pertanyaan tersebut ada dalam kebenaran ayat ini yaitu bahwa Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat.

Yesus menggenapi seluruh hukum Taurat dalam kehidupan-Nya selama di bumi ini. Ia menjadi teladan bagi kita. Selama hidup-Nya, dalam situasi apapun juga, Ia memperlihatkan kepada kita seperti apa hidup yang sesuai dengan standar ukuran Allah. Yesus berkata “Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya” (Yoh 8:29).

Lebih jauh lagi, Ia menggenapi hukum Taurat dalam kematian-Nya, dengan menjadi korban penebus dosa kita. Hukum Taurat menuntut hukuman mati bagi segala pelanggaran. “Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati” (Yeh 18:4). “Sebab upah dosa ialah maut” (Rom 6:23). Karena kasih-Nya kepada kita, Yesus rela mati untuk membayar tuntutan hukum Taurat atas dosa-dosa kita. “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Rom 5:8)

Selain itu, Yesus juga ingin menggenapi hukum Taurat sekarang ini dalam kehidupan kita, yaitu dengan cara menjadi hidup kita. “Kristus, yang adalah hidup kita” (Kol 3:4). Tuhan Yesus ingin hidup di dalam kita, dan hidup melalui kita, anak-anak-Nya, yaitu pada saat kita beriman kepada-Nya. “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Gal 2:20).

Ya Allah Bapa yang Maha Mulia. Begitu luar biasa berkat yang Engkau berikan kepada kami melalui pekerjaan Anak-Mu yang tunggal Yesus Kristus. Ia telah menggenapi hukum Taurat-Mu bagiku. Terima kasih Yesus, untuk pengorbanan-Mu di kayu salib membayar dosa-dosaku. Aku hendak hidup dalam kebenaran hukum-hukum-Mu, bukan dengan kekuatan dan usahaku sendiri, tetapi dengan iman kepada-Mu, Anak Allah yang hidup. Tuhan, bertahtalah dalam hatiku, bentuklah pikiranku, perkataanku, persekutuanku dan perbuatanku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 16 Januari -
Kejadian 42:1-45:15

15 January 2014

15 Januari - Hukum Taurat Menuntun Manusia Kepada Kristus

Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.  – Galatia 3:24-25

Tujuan utama dari hukum Taurat adalah untuk menuntun manusia kepada Kristus. Hukum Taurat dirancang untuk memberitahu manusia bahwa mereka membutuhkan Yesus Kristus. Ingat rangkuman dari hukum Taurat: “jadilah kudus, mengasihi, jadilah sempurna.”

Hukum Taurat menuntut kita untuk hidup kudus. Tetapi kita tahu, sesuai dengan standar hukum Taurat bahwa kita tidak kudus. Oleh karena itu, hukum Taurat berkata: “Engkau perlu Yesus Kristus.” Hukum Taurat menuntut kita untuk mengasihi. Kita tahu kita tidak mengasihi seperti Tuhan mengasihi kita. Oleh karena itu, hukum Taurat berkata “Engkau perlu Yesus Kristus.” Hukum Taurat menuntut kita untuk sempurna. Kita tahu bahwa kita tidak sempurna. Oleh karena itu, hukum Taurat berkata “Engkau perlu Yesus Kristus.” Inilah yang dimaksud Paulus dengan hukum Taurat sebagai penuntun, mengajar manusia bahwa mereka memerlukan Yesus yang bisa membuat kita kudus, mengasihi dan sempurna lewat kasih karunia-Nya.

Jika kita meresponi tuntunan hukum Taurat, dengan percaya dan menerima Yesus, maka kita sudah tidak perlu tuntunan hukum Taurat lagi. “Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.”

Jika dahulu kita dituntut oleh hukum Taurat untuk menjadi kudus, sekarang kita memandang kepada Yesus yang membenarkan dan menguduskan kita. “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita” (1 Kor 1:30).

Jika dahulu kita dituntut oleh hukum Taurat untuk mengasihi, sekarang kita memandang kepada Roh Kudus yang diberikan oleh Yesus yang akan menimbulkan kasih dalam hidup kita. “Tetapi buah Roh ialah: kasih” (Gal 5:22).

Jika dahulu kita dituntut oleh hukum Taurat untuk menjadi sempurna, sekarang kita memandang kepada Allah yang bekerja dalam hidup kita untuk menjadikan kita sempurna. “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Flp 1:6).

Ya Tuhan Allah penebusku, aku berterima kasih untuk hukum Taurat-Mu yang menuntun aku kepada Kristus. Taurat-Mu menyadarkan kebutuhanku akan seorang Juru Selamat. Sekarang aku bersukacita bahwa aku tidak lagi dibawah tuntunan Taurat karena imanku kepada Yesus Kristus. Aku berdoa kepada-Mu Tuhan Yesus, sempurnakan pekerjaan-Mu dalam hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 15 Januari -
Kejadian 40:1-23 | Kejadian 35:28-29 | Kejadian 41:1-57 

14 January 2014

14 Januari - Hukum Taurat Mendakwa Mereka Yang Durhaka

Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan, yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa. – 1 Timotius 1:8-9
Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. – Galatia 5:18

Walaupun hukum Taurat tidak bisa menyelamatkan, tetapi hukum Taurat tetaplah sesuatu yang baik. “Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik” (Rom 7:12 ). Hukum Taurat memiliki manfaat jika digunakan dengan tepat. Salah satu penggunaan yang tidak tepat adalah jika digunakan untuk mendapatkan pembenaran di hadapan Allah. Seseorang tidak bisa dinyatakan tidak bersalah dengan mencoba hidup sesuai dengan hukum Taurat, hal tersebut bukanlah tujuan dari hukum Taurat.

Penggunaan lain yang tidak tepat adalah untuk mendapatkan pengudusan, yaitu proses pendewasaan secara rohani di dalam Tuhan. Seseorang tidak bisa bertumbuh dalam kesalehan dengan mencoba hidup sesuai dengan hukum Taurat, hal tersebut bukanlah tujuan dari hukum Taurat.

Hukum Taurat adalah bagi “orang durhaka dan orang lalim.” Hukum Allah adalah untuk mereka yang memberontak dan melawan kehendak dan karakter Allah. Hukum Taurat juga ditujukan kepada mereka yang tidak percaya, yaitu “bagi orang fasik dan orang berdosa.” Jadi hukum Taurat gunanya adalah untuk mendakwa mereka yang memberontak dan tidak percaya kepada Allah yang Kudus.

Jadi, hukum Taurat bukanlah bagi orang percaya. Di hadapan Allah, kita “tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia” (Rom 6:14). Tetapi perlu diingat bahwa hanya mereka yang memilih untuk hidup dipimpin oleh Roh yang akan mengalami berkat-berkat dari kasih karunia. “Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.” Ketika orang-orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus tidak berjalan dipimpin oleh Roh maka mereka sebenarnya sedang berjalan dengan daging mereka sendiri, artinya mereka mengandalkan kekuatan diri mereka sendiri untuk bisa berkenan di hadapan Allah. Ini sama saja dengan hidup di bawah hukum Taurat.

Hukum Taurat ditujukan bagi orang yang memberontak dan orang yang tidak percaya, dan juga untuk mengingatkan orang percaya bahwa mereka tidak boleh hidup dengan mengandalkan kekuatan mereka sendiri.

Ya Tuhan Allah yang penuh dengan kasih karunia, aku mengakui bahwa dahulu aku hidup memberontak melawan Engkau dan tidak percaya kepada-Mu. Oleh karena kasih karunia-Mu Engkau membenarkan aku lewat imanku kepada Anak-Mu yang tunggal. Tuhan, ingatkan aku setiap kali aku mencoba untuk hidup benar dengan dagingku sendiri, dengan kekuatanku sendiri. Aku memerlukan pengudusan yang dari pada-Mu setiap hari, seperti Engkau telah membenarkan aku oleh kasih karunia-Mu. Aku mau berjalan dipimpin oleh Roh-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___              
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 14 Januari -
Kejadian 37:1-38:30 | 1 Tawarikh 2:3-6 | 1 Tawarikh 2:8| Kejadian 39:1-23