Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang
yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh
melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah
orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian
menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. – Ibrani 11:13-14
Sekarang kita akan melihat bagaimana dalam iman Abraham dengan sabar
menantikan pengharapan Sorgawi. Kesaksiannya yang lalu ditutup dengan kalimat
berikut: “Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan
dan dibangun oleh Allah” (Ibr 11:10). Dalam bagian awal dari kesaksian
ini, ada dua hal yang menjadi tema: “Bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.” Orang asing
adalah mereka yang bukan berasal dari daerah yang dimaksud. Pendatang adalah
mereka yang sedang ada dalam perjalan menuju suatu tujuan.
Abraham dan keluarganya, yaitu Sarah, Ishak dan Yakub, dijanjikan oleh
Tuhan suatu tanah yang berlimpah susu dan madu. “Dalam iman mereka semua ini telah
mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu.” Mereka semua
tidak secara pribadi mengalami mendapatkan tanah perjanjian sebagai milik
mereka. Namun, ketika mereka hidup, mereka sudah mendapatkan jaminan bahwa
Allah akan memenuhi janji-Nya. “Tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai
kepadanya.” Mereka sungguh-sungguh percaya dengan yakin bahwa suatu saat Tuhan akan menggenapi
janji-Nya kepada keturunan mereka. Sementara itu, mereka menerima bahwa bagi
mereka cukup untuk hidup sebagai orang asing dan pendatang di bumi ini, sambil
menantikan bumi yang kekal di masa yang akan datang. “Dan yang mengakui,
bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.”
Aspek perjalanan Abraham dan keluarganya sebagai pendatang di negeri
tersebut mendapat perhatian khusus dalam ayat renungan kita hari ini. “Sebab
mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari
suatu tanah air.” Sejalan dengan berlalunya waktu, sementara tanah yang
dijanjikan belum diberikan kepada mereka, hati mereka rindu untuk suatu tanah
air yang sejati, yang kekal. Tuhan ingin agar kita memiliki hati sebagai
seorang pendatang yang melakukan perjalanan rohani menuju sorga. “Saudara-saudaraku
yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu
menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa” (1
Pet 2:11). Tuhan ingin agar setiap hari kita senantiasa berjalan menuju sorga,
menolak keinginan-keinginan duniawi yang dapat melemahkan iman kita.
Ya Allah Bapa, Engkau sudah
menggenapi banyak sekali janji dalam hidup ku di bumi ini. Aku memuji Engkau
dan bersyukur untuk kasih setia-Mu. Namun, hatiku rindu akan sorga. Oleh karena
itu, aku akan terus berjalan sebagai pendatang, menuju tanah air ku yang di
sorga, Amin.
___
No comments:
Post a Comment