23 October 2014

23 Oktober – Oleh Iman Henokh Hidup Berkenan Kepada Allah (1)

Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. – Ibrani 11:5-6

Allah menghendaki agar kita belajar untuk hidup sesuai dengan kehendaknya: “Sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal” (Kol 1:10). Sekali lagi, kehidupan yang seperti ini hanya dapat berjalan dengan iman. Ada pelajaran yang sangat menolong kita saat kita melihat kehidupan Henokh yang berkenan kepada Allah, karena iman.

Henokh adalah salah satu nenek moyang kita dalam iman. “Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah” (Kej 5:21). Setelah kelahiran Metusalah, yang merupakan manusia dengan umur paling panjang, 969 tahun, Henokh memulai perjalanan hidup selama 300 tahun dalam persekutuan yang intim dengan Allah. “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah” (Kej 5:22). Setelah tiga abad dalam keintiman rohani, Henokh diangkat ke sorga tanpa mengalami kematian. “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah” (Kej 5:24). Keintiman Henokh dengan  Allah dan pengangkatannya adalah karena ia hidup mengandalkan Allah. “Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.” Tentunya, yang membuat Allah begitu berkenan kepada Henokh adalah kepercayaannya kepada Allah. “Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.”

Kehidupan Henokh adalah teladan yang sangat baik mengenai berjalan bersama Allah dalam iman di bumi sekarang dan berjalan masuk ke dalam hadirat Allah di sorga nanti. Banyak orang percaya yang akan mengalami hal ini, seperti Henokh, tidak mengalami kematian. “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1 Tes 4:16-17). Orang percaya yang lain mungkin mengalami kematian, tetapi mereka tetap akan ada dalam hadirat Tuhan di sorga karena kehidupan mereka di bumi ada di dalam iman kepada Allah. “Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan” (Mzm 73:23-24).

Ya Allah pencipta langit dan bumi, aku ingin berkenan di hadapan-Mu dengan hidup dalam iman di bumi ini sekarang. Tolong aku untuk berjalan dekat dengan-Mu dari hari ke hari sepanjang hidupku. Aku menantikan hari di mana aku akan selama-lamanya dalam hadirat-Mu yang mulia di sorga nanti, Amin.
___    

No comments:

Post a Comment