Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan
untuk menjadi hamba-Nya... aku
dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku. – Yesaya 49:5
Beginilah firman TUHAN: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan
menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau."
– Yesaya 49:8
Berulangkali
dalam renungan-renungan sebelumnya, kita melihat hubungan antara “kerendahan
hati dan iman” dengan “bertumbuh dalam kasih karunia.” Pengulangan ini membantu
kita untuk mengerti bagaimana caranya hidup dari hari ke hari di dalam kasih
karunia. “Allah menentang orang yang
congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yak 4:6). “Oleh Dia kita
juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih
karunia ini kita berdiri” (Rom 5:2). Selama beberapa hari yang lalu
kita membahas mengenai kerendahan hati dan kasih karunia. Pada renungan
sebelumnya kita melihat bagaimana Yesus adalah teladan paling besar dari
kerendahan hati. Sekarang, kita akan membahas dengan lebih mendalam hubungan
antara iman dan kasih karunia. Kita akan mulai pembahasan mengenai iman dengan
melanjutkan renungan sebelumnya, yaitu Yesus sebagai teladan kita. Sekarang
kita akan melihat bahwa Yesus adalah teladan terbesar dari iman.
Ayat-ayat
renungan kita hari ini berbicara mengenai Allah Bapa dan Anak-Nya, yang akan
memberikan anugerah keselamatan dari Allah. “Maka sekarang
firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya.”
Ayat ini merupakan nubuat mengenai kelahiran Yesus. Seorang malaikat berbicara
kepada Yusuf sebagai penggenapan dari nubuat ini. “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai
isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan
melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah
yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat 1:20-21). Pengakuan
dari Mesias juga sebuah nubuat. “Allahku menjadi kekuatanku.” Ketika Anak Allah turun ke
bumi dan berinkarnasi menjadi manusia, Ia akan hidup hanya dengan iman-Nya
kepada Bapa. Kata-kata Allah Bapa menjamin kepercayaan Anak kepada Bapa. “Beginilah firman
TUHAN: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari
Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau".”
Kenyataan bahwa
Yesus hidup dengan iman kepada Bapa-Nya adalah bagian dari pengajaran-Nya. “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,
jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa,
itu juga yang dikerjakan Anak” (Yoh 5:19). Disini, Yesus, yang menanggalkan keilahian-Nya selama berada di
bumi, memberikan teladan bagaimana manusia harus hidup dengan rendah hati
mengandalkan kesetiaan Tuhan.
Ya Tuhan, Juru Selamat-ku, aku merendahkan diri di hadapan-Mu,
menyatakan kerinduanku untuk bertumbuh dalam kasih karunia. Aku tahu bahwa iman
adalah jalan masuk kepada kasih karunia. Ajarlah aku untuk menaruh imanku
kepada Mu, sama seperti Engkau mengandalkan Bapa, Amin.
___
No comments:
Post a Comment