Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Mengenai perkataan yang telah kaudengar itu, oleh karena engkau sudah menyesal dan engkau merendahkan diri di hadapan Allah pada waktu engkau mendengar firman-Nya terhadap tempat ini dan terhadap penduduknya, oleh karena engkau merendahkan diri di hadapan-Ku, mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapan-Ku, Akupun telah mendengarnya, demikianlah firman TUHAN… matamu tidak akan melihat segala malapetaka yang akan Kudatangkan atas tempat ini dan atas penduduknya. – 2 Tawarikh 34:26-28
Raja Yosia
adalah raja yang saleh, ia membersihkan daerah kekuasaannya dari penyembahan
berhala. Ketika kitab-kitab Taurat ditemukan di dalam Bait Suci, ia merendahkan
dirinya ketika mendengar isinya dibacakan. “Segera sesudah
raja mendengar perkataan Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya” (2 Taw
34:19). Oleh karena itu, Yosia lolos dari hukuman yang menimpa
mereka yang mengabaikan hukum Taurat. Murka Tuhan ditunda hingga masa
pemerintahannya selesai.
Berkat kasih
karunia ini dialami karena kerendahan hati Yosua terhadap firman Tuhan. Ia
memiliki hati yang lembut untuk mendengar dan menerima firman Tuhan: “Mengenai perkataan yang telah kaudengar itu, oleh
karena engkau sudah menyesal.” Sikap hati seperti ini sangat penting
jika seseorang ingin mengalami kasih karunia Tuhan. Orang-orang Israel di zaman
Zakaria merupakan contoh yang buruk dari hal ini. Tuhan berfirman kepada
mereka, “Tetapi mereka tidak mau
menghiraukan, dilintangkannya bahunya untuk melawan dan ditulikannya telinganya
supaya jangan mendengar. Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril,
supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta
alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu
datang murka yang hebat dari pada TUHAN” (Zak 7:11-12).
Sikap Yosia
sangat berbeda. “Engkau merendahkan diri di hadapan
Allah pada waktu engkau mendengar firman-Nya terhadap tempat ini dan terhadap
penduduknya.” Yosia melakukan apa yang Yakobus dikemudian hari
tuliskan untuk dilakukan oleh umat Tuhan. “Terimalah
dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu” (Yak 1:21). Kerendahan
hati Yosia begitu nyata. “Engkau
merendahkan diri di hadapan-Ku, mengoyakkan pakaianmu dan menangis di
hadapan-Ku.” Oleh sebab itu Yosia menikmati kasih karunia Allah.
Masa pemerintahannya tidak melalui murka Allah yang sebenarnya layak diterima
oleh bangsa Israel karena pemberontakan dan kekerasan hati mereka sebelumnya. “Matamu tidak akan melihat segala malapetaka yang
akan Kudatangkan atas tempat ini dan atas penduduknya.”
Ya Tuhan, aku mengakui bahwa aku tidak selalu merendahkan
hatiku terhadap firman-Mu. Aku bersyukur untuk anugerah pengampunan-Mu. Namun,
lebih dari itu, aku rindu akan kasih karunia-Mu yang mengubahkan. Ubah hatiku
menjadi bejana yang lembut yang siap menerima firman-Mu yang kudus, setiap
hari, untuk hormat dan kemuliaan-Mu, Amin.
___
No comments:
Post a Comment