Dan aku hendak menanti-nantikan TUHAN
yang menyembunyikan wajah-Nya terhadap kaum keturunan Yakub; aku hendak
mengharapkan Dia. – Yesaya 8:17
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan
teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN! – Mazmur 27:14
Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai
semua orang yang berharap kepada TUHAN! – Mazmur 31:25
Hidup
dengan menanti-nantikan Tuhan merupakan gambaran dari hidup dalam kasih
karunia. Menantikan Tuhan memiliki kebenaranrohani yang sama dengan berharap
kepada Tuhan. “Aku hendak menanti-nantikan TUHAN…
aku hendak mengharapkan Dia.” Menantikan Tuhan bukanlah sekedar menunggu. Namun sebuah
sikap yang dengan rendah hati menaruh pengharapan kita kepada Tuhan seiring
dengan berjalannya waktu. Inilah hidup di dalam kasih karunia.
Menantikan Tuhan, yaitu berharap kepada Dia, diaplikasikan kepada setiap
aspek hidup kita. Lebih dari itu, ada sebuah dampak yang indah dari
mengharapkan Tuhan. “Nantikanlah TUHAN!
Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan
teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!”
Ketika kita menaruh pengharapan kita kepada Tuhan, yaitu menantikan Dia untuk
bekerja di dalam hidup kita, maka Ia akan memberikan kekuatan dan keteguhan di
dalam batin kita.
Mereka yang menantikan Tuhan memiliki masa depan yang sangat berbeda dengan
orang dunia dan orang-orang jahat. “Sebab
orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang
menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri” (Mzm 37:9). “Nantikanlah TUHAN dan
tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri,
dan engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan” (Mzm 37:34). Orang-orang
fasik, yaitu mereka yang berbuat kejahatan, yang tidak tertarik kepada jalan
keselamatan, pada akhirnya akan dilenyapkan. Pada saat mereka berusaha untuk
membangun kerajaan duniawi mereka sendiri, mereka kehilangan segala-galanya.
Mereka berpikir mereka dapat mengambil bagian dari dunia ini, yang sebenarnya
milik dari Allah Pencipta. Pada akhirnya mereka akan kehilangan semuanya.
Mereka akan terpisah dari segala kekayaan mereka, dan terpisah dari Allah yang
menciptakan mereka. Sebaliknya, mereka yang menanti-nantikan Tuhan akan
mewarisi segala isi ciptaan dan bahkan persekutuan yang kekal dengan Yesus sang
Juru Selamat.
Sungguh, “TUHAN adalah baik bagi orang yang
berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia” (Rat 3:25). Oleh
karena “Berharaplah kepada TUHAN, hai
Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan
pembebasan” (Mzm 130:7). Benar, “Berharaplah
kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!” (Mzm 131:3).
Ya Allah Pencipta dan Penyelamatku,
aku ingin hidup menanti-nantikan Engkau, mengharapkan Engkau. Aku semakin mengharapkan
Engkau saat aku menanti-nantikan Engkau. Aku menantikan keberanian, kekuatan
batin, kebaikkan-Mu yang melimpah, warisan yang kekal dan lebih dari segalanya,
persekutuan yang kekal bersama-Mu. Terpujilah nama-Mu! Amin.
___
Ayo
Baca Alkitab: 17 September - Tekad untuk membangun kembali tembok Yerusalem
No comments:
Post a Comment