Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi yang masih tinggal di Israel dan di Yehuda tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang dicurahkan kepada kita, oleh karena nenek moyang kita tidak memelihara firman TUHAN dengan berbuat tepat seperti yang tertulis dalam kitab ini! – 2 Tawarikh 34:21
Ketika Raja
Nebukadnezar dan Raja Manasye merendahkan diri mereka di hadapan Allah, Tuhan
mencurahkan kasih karunia-Nya yang ajaib kepada para raja-raja yang dahulu
memberontak dan angkuh terhadap Allah. Tentunya tidak perlu harus memberontak
terlebih dahulu baru mau merendahkan diri dan menerima kasih karunia dari
Allah. Kebenaran ini diperlihatkan dalam kisah Raja Yosia yang merendahkan
dirinya di hadapan Allah.
Yosia menjadi
raja pada usia yang sangat muda. “Yosia berumur
delapan tahun pada waktu ia menjadi raja” (2 Taw 34:1). Ketika ia
masih remaja, ia sudah mulai mencari Tuhan. “Pada tahun
kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari
Allah Daud, bapa leluhurnya” (2 Taw 34:3a). Pencarian akan Tuhan
membawa Yosia untuk melayani Tuhan dengan setia dan dengan berani menghancurkan
segala bentuk berhala dalam wilayahnya. “Dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan
Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala,
patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan. Mezbah-mezbah para Baal dirobohkan
di hadapannya; ia menghancurkan pedupaan-pedupaan yang ada di atasnya” (2 Taw
34:3b-4).
Kemudian, ia
memerintahkan agar Bait Suci diperbaiki. “Pada tahun
kedelapan belas dari pemerintahannya, setelah selesai mentahirkan negeri dan
rumah TUHAN, ia menyuruh Safan bin Azalya, dan Maaseya, penguasa kota, serta
Yoah bin Yoahas, bendahara negara, untuk memperbaiki rumah TUHAN, Allahnya” (2
Taw 34:8). Di sana, mereka menemukan salinan dari Firnan Tuhan, yang
sudah terbengkalai selama bertahun-tahun. “Maka
berkatalah Hilkia kepada Safan, panitera negara itu: "Aku telah menemukan
kitab Taurat di rumah TUHAN!" Mereka segera menyampaikan hal ini kepada Raja
Yosia. “Segera sesudah raja mendengar perkataan Taurat itu, dikoyakkannyalah
pakaiannya.”
Tuhan
memerintahkan agar pemimpin-pemimpin yang diangkat-Nya memerintah berdasarkan
kebenaran Firman-Nya. “Apabila ia
duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya
salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi. Itulah yang
harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk
belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan
ketetapan ini untuk dilakukannya” (Ul 17:18-19). Yosia merendahkan
dirinya dengan kesedihan yang mendalam karena menemukan bahwa firman Tuhan
sudah diabaikan dan hal tersebut akan membawa akibat yaitu penghukuman. “Sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang dicurahkan
kepada kita, oleh karena nenek moyang kita tidak memelihara firman TUHAN dengan
berbuat tepat seperti yang tertulis dalam kitab ini.”
Ya Allah, hatiku sedih mengingat bagaimana Firman-Mu sering
diabaikan. Pada umumnya, para pemimpin tidak suka membaca firman. Banyak pemimpin
gereja juga tidak sungguh-sungguh melakukannya. Aku juga sering tidak
sungguh-sungguh memperhatikannya. Biarlah aku menjadi Yosia di tengah-tengah
hari-hari yang jahat ini, Amin.
___
No comments:
Post a Comment