Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah
isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. – Mazmur 62:9
Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau
menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. –Mazmur 32:7
Daud sering
menyatakan Allah sebagai tempat perlindungannya. Ini adalah sebuah petunjuk
lain bahwa ia adalah seorang yang hidup di dalam kasih Karunia Allah.
Kebutuhan untuk
sebuah tempat perindungan adalah hal yang wajar bagi manusia. Badai kehidupan
dapat menerjang tanpa henti. Kadang-kadang dapat terasa seperti nubuatan
Yehezkiel sedang digenapi dalam hidup kita. “Hujan lebat
akan membanjir, rambun akan jatuh dan angin tofan akan bertiup!” (Yeh 13:11). Kita
memerlukan adanya sebuah tempat untuk berteduh. Di saat yang lain, bahaya dan
ancaman sepertinya senantiasa mengintai kita. Seolah-olah kita sedang menjalani
ujian kehidupan Daud. “Tali-tali maut
telah meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku, tali-tali
dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di
depanku” (Mzm 18:5-6). Kita menginginkan sebuah tempat perlindungan.
Daud mengetahui kemana ia harus mencari perlindungan ketika kesulitan datang. “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan
kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (Mzm 46:2).
Tempat perlindungan kita bukanlah sebuah lokasi, tetapi seorang Pribadi. Ketika
masalah datang, kita dapat berpaling kepada Dia. Ia sangat bersedia untuk
menolong kita. Kapanpun kita mengandalkan Dia, kapanpun kita curahkan isi hati
kita kepada-Nya di dalam doa, kita dapat menikmati Dia sebagai tempat
perlindungan kita. “Percayalah
kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah
ialah tempat perlindungan kita.”
Di saat yang
lain, kita tidak terlalu membutuhkan sebuah tempat perlindungan, tetapi tempat
untuk bersembunyi. Hal ini juga dialami Daud ketika ia ingin melarikan diri. “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku
akan terbang dan mencari tempat yang tenang, bahkan aku akan lari jauh-jauh dan
bermalam di padang gurun” (Mzm 55:7-8). Tuhan memiliki kabar baik
bagi kita. Seperti yang Daud alami, Tuhan menghendaki dan mampu untuk menjadi
tempat persembunyian itu. “Engkaulah
persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau
mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak.” Kapanpun kita
berpaling kepada Tuhan dan mengizinkan dia untuk melingkupi kita dengan
kuasa-Nya yang meluputkan, maka kita menikmati Allah sebagai tempat
persembunyian kita.
Ya Tuhan, tempat perlindunganku, seringkali aku merindukan
sebuah tempat perlindungan. Aku bersyukur bahwa aku dapat menemukan tempat itu
dengan berpaling kepada-Mu di dalam doa. Ya Tuhan, tempat persembunyianku,
seringkali aku rindu untuk berlari mencari tempat persembunyian. Aku
bersukacita bahwa aku menemukannya dengan mengizinkan Engkau untuk melingkupiku.
Amin!
___
No comments:
Post a Comment