Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu. Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu; Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu. Sebab pada-Mu ada sumber hayat. - Mazmur 36:7-9
Saat kita terus
merenungkan ayat-ayat ini, Daud menyatakan kepada Tuhan alasan lain mengapa ia
begitu menginginkan kasih setia Allah. “Engkau memberi
mereka minum dari sungai kesenangan-Mu.” Mereka yang tertarik kepada
kasih setia Allah, yaitu mereka yang menginginkan hidup dalam kesetiaan
kasih-Nya kepada umat-Nya, akan menemukan sebuah sungai rohani yang menyegarkan
yang bisa diminum dengan iman.
Dunia ini adalah
tempat yang gersang secara rohani. Seperti kita sudah melihat sebelumnya, Daud sungguh-sungguh
mengerti mengenai hal ini. “Ya Allah,
Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu
kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair” (Mzm 63:2).
Di dalam dunia yang kering dan gersang ini, Daud merasakan banyak penderitaan.
Ia melayani seorang raja yang menganiaya dia. “Lalu
mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh
orang Israel mengasihi Daud. Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap
menjadi musuh Daud seumur hidupnya” (1 Sam 18:28-29). Daud memiliki
seorang istri yang mencemooh kasihnya kepada Tuhan. “Ketika
tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk
dari jendela, lalu melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-nari di
hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya” (2 Sam 6:16).
Ia memiliki seorang anak yang mengkhianatinya. “Maka
setiap pagi berdirilah Absalom di tepi jalan yang menuju pintu gerbang… maka
berkatalah Absalom kepadanya: "Lihat, perkaramu itu baik dan benar, tetapi
dari pihak raja tidak ada seorangpun yang mau mendengarkan engkau"… dan
demikianlah Absalom mencuri hati orang-orang Israel” (2 Sam 15:2, 4, 6).
Di dalam
kegersangan situasi ini, Daud mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. “Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus
kepada-Mu seperti tanah yang tandus” (Mzm 143:6). Di tengah-tengah situasi
yang sangat mengecewakan ini, Daud menemukan kasih setia Allah sebagai sungai
kebahagiaan yang menyegarkan. “Engkau memberi
mereka minum dari sungai kesenangan-Mu.” Ia mendapatkan bahwa Allah
adalah sumber dari kehidupan sejati yang terus meneru mengalir. “Sebab pada-Mu ada sumber hayat.” Di
dalam kasih setia Allah, Daud menemukan kasih, komitmen yang teguh dan anugerah
yang melimpah.
Ya Allah, mata air kehidupanku, dunia ini adalah tempat
yang kering dan gersang bagiku. Ada musuh yang menghadangku, ada penolakan dan
bahkan pengkhianatan. Aku ingin datang kepada-Mu setiap hari untuk minum dalam
iman dari sungai kasih setia yang Engkau curahkan, di dalam nama Tuhan Yesus,
Amin.
___
No comments:
Post a Comment