Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. – Yesaya 40:29-31
Yesaya adalah
salah satu contoh lain dari orang kudus dalam Perjanjian Lama yang hidup dalam kasih karunia. Pengandalan
Yesaya kepada Allah dapat dilihat dari pernyataannya mengenai kekuatan Tuhan
bagi orang yang lemah. “Dia memberi
kekuatan kepada yang lelah… tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN
mendapat kekuatan baru.”
Tuhan rindu untuk memberikan kuasa-Nya kepada mereka yang
tidak berdaya. “Dia memberi kekuatan kepada yang
lelah.” Namun mereka yang berasal dari dunia tidak dapat ikut menikmati
kuasa ini, karena mereka tidak mengenal sang pemberi kuasa sorgawi ini.
Sayangnya, banyak dari anak-anak Allah sendiri tidak menerima kuasa ilahi ini,
karena mereka tidak mau mengakui kelemahan mereka. Sebenarnya, sikap yang
paling tepat untuk dapat menerima pemberdayaan Allah ini adalah dengan mengakui
bahwa kita tidak memiliki kekuatan apapun dalam diri kita sendiri. “Dia… menambah semangat kepada yang tiada berdaya.”
Dalam masa-masa
mudanya, manusia paling merasa yakin bahwa mereka memiliki kekuatan dalam diri
mereka pribadi. Ketika seseorang masih muda, kelelahan sepertinya tidak pernah
dirasakan. Namun pada kenyataannya, kekuatan orang mudapun pada akhirnya tidak
akan cukup untuk menghadapi tuntutan kehidupan. “Orang-orang
muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung.” Namun,
tersedia suatu kekuatan yang begitu besar yang tidak akan dapat diberikan oleh
kekuatan orang muda, yaitu kekuatan yang dari Allah.
Kekuatan yang
Allah berikan ini hanya dialami oleh mereka yang menantikan Tuhan. Dengan
kekuatan sendiri, manusia baik tua maupun muda akan menyadari kenyataan bahwa
kekuatan manusiawi mereka begitu rapuh dan tidak memadai. “Tetapi
orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru.” Mereka
yang menaruh harapan mereka kepada Tuhan akan dikuatkan oleh Tuhan sendiri.
Mereka diberdayakan oleh Tuhan untuk menjalani hidup di atas situasi dan
kondisi lingkungan disekitar mereka. “Mereka
seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya.” Ketika
mereka harus menerobos tantangan di depan mereka, mereka dapat melakukannya
tanpa menjadi lesu. “Mereka berlari
dan tidak menjadi lesu.” Ketika mereka harus berjalan dengan tekun,
mereka tidak akan menjadi lelah. “Mereka
berjalan dan tidak menjadi lelah.” Semuanya ini terjadi karena kuasa
Allah yang bekerja di dalam hidup setiap mereka yang menanti-nantikan Tuhan.
Ya Allah sumber segala kuasa. Dahulu aku berharap kepada
diriku sendiri ditengah-tengah tuntutan situasi hidupku. Kekuatanku sendiri
terbukti tidak pernah cukup. Ajar aku untuk menanti-nantikan Engkau, untuk berharap
kepada Engkau saja. Aku sungguh-sungguh membutuhkan kuasa Mu yang tak
tergantikan. Semua untuk kemuliaan-Mu saja, Amin.
___
No comments:
Post a Comment