Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, --ada
kegentaran dari segala pihak! --mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan
aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku. Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya
TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" – Mazmur 31:14-15
Hidup di dalam
kasih karunia adalah melihat Allah sebagai yang melakukan pekerjaan-Nya di
dalam dan melalui hidup kita. Salah satu kesaksian hidup Daud yang
memperlihatkan bahwa ia hidup dalam kasih karunia adalah bagaimana Daud selalu
menyatakan Tuhan sebagai Allah-nya. “Aku berkata: "Engkaulah Allahku!"”
Kesaksian Daud
ini bukanlah sekedar suatu ritual agama, yang diucapkan ketika dalam kondisi
aman dan nyaman. Namun, Daud menyatakan ini dalam kondisi terancam dan
seolah-olah tanpa ada jalan keluar. Ketika Daud menyuarakan kesaksian ini,
beberapa orang sedang berusaha untuk melawan dia. “Sebab
aku mendengar banyak orang berbisik-bisik.” Situasinya begitu buruk
sehingga ketakutan melingkupi Daud. “Ada
kegentaran dari segala pihak!” Musuh-musuh Daud bermufakat untuk
menyerang Daud. “Mereka bersama-sama bermufakat
mencelakakan aku.” Bahkan mereka bermaksud untuk membunuh Daud. “Mereka bermaksud mencabut nyawaku.”
Daud sering ada
dalam situasi seperti ini. Salah satu bentuk konflik yang Daud hadapi adalah
tuduhan bahwa Tuhan sudah meninggalkan dia. “Sebab
musuh-musuhku berkata-kata tentang aku, orang-orang yang mengincar nyawaku
berunding bersama-sama dan berkata: "Allah telah meninggalkan dia, kejar
dan tangkaplah dia, sebab tidak ada yang melepaskan dia!"” (Mzm 71:10-11).
Konflik yang
lain mengancam nyawa Daud secara langsung. Daud harus melarikan diri dari Raja
Saul yang sudah ia layani dengan setia. Judul dari Mazmur pasal 59
menggambarkan hal ini. “Miktam dari
Daud, ketika Saul menyuruh orang mengawasi rumahnya untuk membunuh dia” (Mzm
59:1).
Musuh Daud yang
lain datang dari keluarganya sendiri. Hal ini terjadi ketika anak kandung Daud
sendiri ingin mengambil alih tahtanya. “Ya TUHAN,
betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku” (Mzm 3:2).
Judul dari Mazmur ini memperlihatkan bahwa anaknya, Absalom, yang memimpin
orang-orang ini. “Mazmur Daud, ketika ia lari dari
Absalom, anaknya” (Mzm 3:1).
Dalam setiap
pengkhianatan yang keji dan menyakitkan ini, Daud selalu berpaling kepada Allah
sebagai Tuhannya. “Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya,
ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!"” (Mzm 31:15). “Allahku,
segeralah menolong aku!” (Mzm 71:12). “Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya
Allahku” (Mzm 59:2). “Bangkitlah, TUHAN, tolonglah aku, ya Allahku!” (Mzm 3:8).
Ya Allah, aku juga ingin mengakui Engkau sebagai Tuhanku ketika
aku menghadapi lawan yang menyerang aku. Bahkan ketika hatiku hancur karena
pengkhiantan yang sangat menyakitkan, aku tetap akan mengakui Engkau sebagai
Tuhan yang berkuasa dan berdaulat atas semua aspek hidupku, Amin.
___
No comments:
Post a Comment