Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. – Amsal 22:4
Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat
ada pada orang yang rendah hati. – Amsal 11:2
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang
Mahakudus adalah pengertian. – Amsal 9:10
Banyak dari
renungan-renungan kita yang terdahulu memperlihatkan bahwa berjalan dalam
kerendahan hati adalah jalan menuju hidup dalam kasih karunia Allah. “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani
orang yang rendah hati” (1 Pet 5:5). Dalam ayat-ayat renungan kita
hari ini, kita melihat bahwa kerendahan hati dan takut akan Allah adalah dua
hal yang saling berkaitan.
Kerendahan hati
dan takut akan Allah akan menghasilkan berkat yang sama. “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan
dan kehidupan.” Kekayaan,
kehormatan dan kehidupan adalah ungkapan Perjanjian Lama yang menggambarkan
suatu hidup yang penuh dengan berkat-berkat Allah. Ungkapan yang setara dalam
Perjanjian Baru adalah hidup yang berkelimpahan. “Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10). Kerendahan hati dan takut akan Allah
juga menghasilkan hikmat. “Tetapi hikmat ada pada orang yang
rendah hati… Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN.”
Kerendahan hati
adalah pengakuan kebutuhan kita yang mendesak agar Tuhan bekerja sepenuhnya di
dalam hidup kita dari hari ke hari. Takut akan Allah adalah sikap hormat dan
kagum terhadap Allah kita yang besar. Bukan sikap takut karena ancaman atau
paksaan. Namun, berdasarkan kekaguman dan kesetiaan yang mendalam.
Mereka yang
dengan rendah hati takut akan Allah, yaitu menaruh kekaguman dan pengagungan
kepada Dia, pasti akan menerima cara pandang dan nilai-nilai Allah. Mereka akan
semakin membenci apa Tuhan benci. “Takut akan TUHAN ialah membenci
kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat,
dan mulut penuh tipu muslihat” (Ams 8:13). Sehubungan dengan itu, mereka yang menghormati dan
mengagumi Allah akan semakin mengasihi apa Dia kasihi. Tuhan ingin agar
umat-Nya berjalan dalam kebenaran dan keadilan. “TUHAN mengasihi
orang-orang benar” (Mzm 146:8). “Sebab TUHAN mencintai hukum” (Mzm 37:28). Allah mengasihi bangsa Israel, umat
pilihan-Nya. “Bukan karena lebih banyak jumlahmu
dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih
kamu--bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa?” (Ul 7:7). Allah mengasihi gereja-Nya, anak-anak-Nya. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan
Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah” (1 Yoh 3:1).
Tuhan mengasihi dunia ini, yaitu semua orang yang perlu mengenal Dia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16).
Allah yang maha kuasa, dengan rendah hati aku bersujud di
hadapan-Mu, mengakui kebutuhan agar Engkau bekerja sepenuhnya dalam hidupku
dari hari ke hari. Aku ingin berjalan dalam takut akan Allah, menaruh kekaguman
dan kesetiaan kepada-Mu. Aku ingin
membenci apa yang Engkau benci dan mengasihi apa yang Engkau kasihi, di dalam
nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.
___