Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal
yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari
Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan
damai sejahtera. – Roma 8:5-6
Setiap orang
percaya setiap hari pasti dihadapkan kepada pilihan antara hidup dalam daging
atau hidup dalam Roh. Perbedaannya adalah memghadapi kehidupan dengan kekuatan
sendiri atau mengandalkan Allah. “Sebab mereka
yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang
hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.”
Ketika orang Kristen menjalani kehidupan ini dengan daging, biasanya ia
berpikir “apa yang aku ingin lakukan untuk hidupku” atau “apa yang dapat aku raih
dengan hidupku.” Sebaliknya, ketika orang Kristen menjalani hidup ini dalam
Roh, maka ia akan berpikir “apa yang Tuhan ingin lakukan untuk hidupku” atau “apa
yang dapat Tuhan raih melalui hidupku.”
Konsekuensi dari
pilihan ini sangatlah serius. “Karena
keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai
sejahtera.” Ketika orang percaya membiarkan pikirannya kepada kedagingan,
ia akan memikirkan hal-hal yang duniawi dan memuaskan diri sendiri (“apa untungnya
bagiku”) atau sikap agamawi yang mengandalkan diri sendiri (“apa yang aku dapat
lakukan bagi Tuhan”). Akibat dari pikiran duniawi tersebut adalah kematian
rohani. Di lain pihak, ketika seorang percaya memikirkan hal-hal yang rohani,
ia akan berpikir dengan rendah hati (“betapa aku membutuhkan Tuhan”) dan dengan
iman (“betapa besarnya Tuhan”). Hasil dari pikiran-pikiran rohani tersebut
adalah “hidup dan damai sejahtera” (“kekuatan dan ketenangan rohani”).
Cara lain untuk
memandang kedua pilihan penting ini dapat kita temukan dalam pernyataan antara “perbuatan daging” (Gal 5:19) dan “buah Roh” (Gal 5:22). Ketika kita
menaruh pengharapan kita kepada kemampuan kita sendiri, daging kita justru akan
menghasilkan perilaku “percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan,
iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21). Sebaliknya,
ketika kita menaruh pengharapan kita kepada Allah, Roh Kudusnya akan
menghasilkan buah melalui kehidupan kita “kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri” (Gal 5:22-23).
Renungkanlah
kebenaran mendasar ini. Pilihan antara “daging dan Roh” ini adalah sesuatu yang
kita akan hadapi setiap hari dalam kehidupan kita. Tuhan hanya menawarkan dua
pilihan untuk setiap aspek dalam kehidupan kita, “hidup
menurut daging” atau “hidup menurut
Roh.”
Allah yang Maha Kuasa, aku merendahkan diri di bawah hikmat
dan otoritas-Mu atas tawaran antara daging dan Roh. Aku menolak untuk hidup
sesuai keinginan daging yang hanya akan membawa kepada kematian rohani yang
selayaknya aku terima. Dengan bersukacita aku mau hidup menurut Roh Kudus-Mu,
yang akan membawa kehidupan dan damai sejahtera yang sebenarnya tidak layak aku
terima jika bukan karena kasih karunia-Mu. Terima kasih Tuhan. Di dalam nama
Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
No comments:
Post a Comment