"Cukuplah kasih karunia-Ku
bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." – 2 Korintus
12:9
Dia memberi kekuatan kepada yang
lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi
lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang
menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang
naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu,
mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. – Yesaya 40:29-31
Ketika kita
membahas mengenai kekuatan rohani, biasanya kita cenderung memilih salah satu
dari dua poisisi. Pada satu sisi kita mulai berpikir mengenai seberapa banyak
kekuatan diri kita yang dapat kita keluarkan. Pada sisi lain kita memikirkan
betapa lemahnya kita dan akhirnya pasrah. Alkitab jelas mengatakan bahwa Tuhan
tidak bergantung kepada kekuatan manusia saja untuk melaksanakan panggilan
ilahi. “Orang-orang muda menjadi lelah
dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung.” Biasanya mereka yang masih
muda memiliki kekuatan yang paling maksimal, namun itupun bukan sumber kekuatan
yang dibutuhkan dalam ketahanan rohani.
Firman Tuhan
juga jelas mengatakan bahwa kesadaran akan kelemahan kita bukan supaya kita
menjadi patah semangat. Bahkan justru sebaliknya. Kesadaran akan ketidakberdayaan
kita merupakan cara Tuhan untuk mengingatkan kita supaya mencari Dia sebagai
sumber kekuatan. “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada
yang tiada berdaya.” Mereka yang mengakui bahwa mereka adalah manusia yang
tidak berdaya adalah mereka yang justru mendapat tawaran kekuatan dari Tuhan.
Mereka yang menyadari bahwa mereka adalah orang yang lemah adalah mereka yang
justru dikuatkan oleh Tuhan dari hari ke hari.
Sunguh suatu
kebenaran yang luar biasa di mana kuasa Tuhan disempurnakan (dikerjakan secara
penuh) di dalam area kehidupan yang menjadi kelemahan kita. "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Ketika
kita mengakui kepada Tuhan perihal area kehidupan yang menjadi kelemahan kita,
kasih karunia-Nya disediakan untuk menguatkan kita. Ketika kita secara pribadi
memandang kepada Dia untuk mencurahkan kuasanya, maka kita akan dicukupkan. “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan
TUHAN mendapat kekuatan baru.”
Menantikan
Tuhan berarti berharap kepada Dia dan mengandalkan hanya Dia saja, bukan kepada
diri kita sendiri. Mereka yang menantikan Tuhan dalam kelemahan mereka, adalah “seumpama rajawali yang naik terbang dengan
kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan
tidak menjadi lelah” Oleh karena itu kita dapat mengaku bahwa “Segala perkara dapat kutanggung di dalam
Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13).
Tuhan, hanya
Engkaulah satu-satunya kekuatan dan pengharapanku. Dengan kekuatanku sendiri
aku lemah dan tidak memiliki pengharapan. Terima kasih untuk kasih dan kesabaran-Mu
ketika aku berpikir bahwa aku bisa berjalan dengan kekuatanku sendiri. Tuhan,
aku manusia yang lemah, curahkanlah kuasa-Mu. Aku tidak memiliki kekuatan,
tambahkanlah kekuatan-Mu di dalam aku. Aku menanti-nantikan Engkau. Aku
berharap hanya kepada Engkau. Lepaskanlah kasih karunia-Mu yang mulia di dalam
aku, sempurnakanlah kuasa-Mu di dalam hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus
Kristus. Amin.
__
Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 2 Februari – Musa kembali ke Mesir dan menghadap Firaun
No comments:
Post a Comment