Tetapi karena
kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia
yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja
lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih
karunia Allah yang menyertai aku. – 1 Korintus 15:10
Kasih karunia bukan saja cara Tuhan untuk menghasilkan buah
rohani dalam hidup kita, tetapi juga untuk memunculkan perbuatan baik dalam
hidup kita.Rasul Paulus menulis kesaksian yang kuat mengenai hal ini. Rasul
Paulus adalah salah satu pemimpin gereja mula-mula yang melakukan lebih banyak
perbuatan baik dari pada orang percaya lain. “Aku
telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua.”
Tidak ada yang bekerja dalam pelayanan lebih keras dari
Paulus. Dia berkeliling ke berbagai penjuru untuk mengabarkan Injil. Ia
memuridkan mereka yang memilih untuk percaya kepada Yesus sebagai Tuhan. Ia
mengumpulkan orang-orang percaya tersebut ke dalam gereja-gereja, seringkali Ia
menjadi gembala pertama di gereja-gereja tersebut. Lalu, ia akan menunjuk
pemimpin baru bagi gereja-gereja tersebut dan mengunjungi mereka dalam waktu-waktu
tertentu untuk melatih dan menjaga semangat mereka. Lebih dari itu, Rasul
Paulus menulis sebagaian besar dari Alkitab Perjanjian Baru, sering kali pada
saat Ia dalam penjara.
Sungguh, Rasul Paulus “telah
bekerja lebih keras.” Dalam suratnya yang lain ia menulis: “Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan
segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku”
(Kolose 1:29). Di suratnya yang lain ia juga mengatakan: “Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara,
akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya
jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil
Allah kepada kamu” (1 Tesalonika 2:9). Kepada orang percaya di
Korintus Paulus menulis: “Apakah mereka
pelayan Kristus? … Aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah… Dalam
perjalananku… Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat…” (2 Korintus 11:23,26,27).
Namun mengejutkan untuk mengetahui bahwa bukan Rasul
Paulus-lah yang menghasilkan perbuatan-perbuatan yang luar biasa tersebut.
Rasul Paulus mengakui sendiri: “Tetapi bukannya aku.”
Paulus mendorong dirinya sendiri dengan keras demi Injil Kristus. Lalu bagaimana
mungkin seseorang yang sudah bekerja demikan keras tetapi mengatakan bahwa itu
bukan dirinya sendiri? Jawabannya ada pada kalimat selanjutnya: “Tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah
yang menyertai aku.” Kasih karunia Allah yang bekerja dalam hidup
Paulus adalah penyebab dari usaha dan pekerjaan pelayanan Paulus di dunia ini. “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah
sebagaimana aku ada sekarang.” Pada saat kita menaruh iman percaya
kita kepada Yesus, kasih karunia-Nya akan bekerja dalam hidup kita juga,
sehingga kita bisa bersaksi seperti Paulus: “Kasih karunia
yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.”
Jalan masuk kepada kasih karunia yang mengubahkan ini sekali
lagi berhubungan erat dengan aspek iman dan kerendahan hati. Paulus dengan
rendah hati mengakui: “Tetapi
bukannya aku.” Rasul Paulus juga menyatakan imannya dengan kebenaran:
“Melainkan kasih karunia Allah yang menyertai
aku.”
Ya Tuhan sumber
kasih karunia, aku berseru kepada Engkau untuk mengerjakan kasih karunia-Mu
dalam hidupku, supaya menghasilkan perbuatan baik yang melimpah-limpah. Tuhan,
aku rindu untuk bekerja melayani Engkau. Dan yang harus aku lakukan adalah
percaya kepada Engkau dan mengandalkan Engkau saja, maka kasih karunia-Mu yang
dianugerahkan kepadaku tidak akan sia-sia. Dengan segala kerendahan hati aku
mengakui ketidak-berdayaanku, dan dengan iman aku percaya kepada kasih
karunia-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
No comments:
Post a Comment