Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk
orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya… “Jika
TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan
akan memberikannya kepada kita... Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN,
dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu… TUHAN menyertai kita.” – Bilangan 14:6, 8-9
Di sepanjang
perjanjian lama, kita dapat menemukan contoh dari orang-orang yang hidup oleh
kasih karunia Tuhan. Mereka mungkin tidak menggambarkan apa yang mereka alami
dengan istilah kasih karunia. Tetapi, pengandalan mereka kepada karya Allah
yang bekerja bagi mereka sama dengan yang kita mengerti. Hidup dalam kasih
karunia adalah mengenai Allah yang bekerja di dalam hidup manusia. Walaupun
orang-orang dalam perjanjian lama ini lahir di dalam hukum Taurat, mereka tidak
dapat hidup dengan hukum Taurat. Hukum Taurat tidak menyediakan sumber daya
untuk kehidupan. Tanpa karya Tuhan, satu-satunya sumber daya adalah kekuatan
daging manusia. Dan hal tersebut tidak akan pernah cukup untuk dapat hidup
sesuai dengan kehendak Tuhan. Yosua dan Kaleb menyadari bahwa kesanggupan Allah
(kasih karunia-Nya) adalah satu-satunya harapan yang dapat diandalkan.
Kedua belas
orang Israel baru saja kembali dari tugas mengintai Tanah Perjanjian. Sepuluh
dari mereka memiliki sudut padang yang sama. “Kami
sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah
susu dan madunya… Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan
kota-kotanya berkubu dan sangat besar… Kita tidak dapat maju menyerang bangsa
itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita” (Bil 13:27-28, 31).
Laporan buruk mereka didasarkan kepada apa yang mereka lihat, dibandingkan
dengan apa yang mereka miliki. Berdasarkan perbandingan tersebut mereka
menyimpulkan: “Kita tidak dapat maju menyerang
bangsa itu.” Mereka membandingkan dua kekuatan manusia. “Mereka lebih kuat dari pada kita.”
Yosua dan Kaleb
sangat terggangu dengan kesimpulan tersebut. “Tetapi
Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah
mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya.” Mereka menyadari
bahwa cara pandang tersebut mengabaikan apa yang Tuhan sudah janjikan dan apa
yang Tuhan dapat lakukan. “Jika TUHAN
berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan
memberikannya kepada kita.” Mereka menyadari bahwa laporan sebagian
besar pengintai itu didasarkan kepada penglihatan dan kemampuan manusia, dan
hal tersebut sebenarnya merupakan pemberontakan terhadap Allah. “Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan
janganlah takut kepada bangsa negeri itu.” Pemberontakan mereka
adalah dengan takut kepada manusia dan tidak percaya kepada Allah. Sebenarnya
bangsa Israel hanya perlu mengingat bahwa Tuhan sudah berkomitmen kepada
mereka. “TUHAN menyertai kita.”
Tuhan menginginkan dan mampu untuk menyerahkan tanah tersebut kepada mereka.
Tuhan yang maha kuasa, aku diingatkan bahwa lebih banyak cara
pandang yang didasarkan kepada penglihatan manusia dan kekuatan duniawi. Tolong
aku untuk bisa seperti Yosua dan Kaleb. Aku ingin memiliki cara pandang yang
berdasarkan kepada apa yang Engkau janjikan dan apa yang Engkau dapat lakukan,
Amin.
___
No comments:
Post a Comment