Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. – Ibrani 11:11
Sebelum kita
melanjutkan renungan kita mengenai janji-janji Allah, mari kita melihat
beberapa teladan dari orang-orang yang menanggapi janji-janji Allah dengan
benar. Hal ini akan menolong kita dalam perjalanan hidup dari hari ke hari di
dalam kasih karunia Allah. Ingatlah bahwa hidup dalam kasih karunia Allah dan
mengandalkan hidup kita dalam janji-jani-Nya adalah dua cara pandang dari satu
kebenaran yang sama. Keduanya berbicara mengenai pekerjaan Allah di dalam dan
melalui hidup umat-Nya.
Sara menanggapi
janji-janji Allah dengan sikap yang benar. Memang pada awalnya ia bersusaha
memenuhi sendiri janji Allah dengan caranya sendiri. “Berkatalah
Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak.
Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat
memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai” (Kej
16:2). Memang benar ia pernah mentertawakan janji yang menurutnya
mustahil bisa dilaksanakan. “Dan firman-Nya: "Sesungguhnya
Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara,
isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan
pada pintu kemah yang di belakang-Nya… Jadi tertawalah Sara dalam hatinya,
katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku
sudah tua?"” (Kej 18:10, 12). Namun demikian, pada akhirnya
Sara memberikan tanggapan yang benar terhadap janji Allah. “Karena
iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu.” Sikap
yang benar terhadap janji-janji Allah adalah dengan mempercayainya. Semua orang
yang mengandalkan Allah untuk menggenapi apa yang Allah sudah janjikan akan
mengalami pekerjaan Tuhan di dalam hidupnya. Sara percaya kepada janji Allah
akan seorang anak, dan Tuhan membuat Sara dapat mengandung dan kemudian
melahirkan anak tersebut. “Karena iman ia
juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya
sudah lewat.”
Ishak dilahirkan
walaupun sebenarnya Sara tidak memiliki kapasitas biologis untuk bisa memiliki
keturunan. Ishak lahir karena Sarah memiliki iman kepada janji Allah. Perlu dicatat bahwa iman Sarah bukanlah sekedar sebuah
kehendak kuat manusia, seperti “kekuatan
pikiran positif.” Iman sarah didasarkan kepada kesetiaan Allah. “Karena ia (Sarah) menganggap Dia, yang memberikan
janji itu setia.” Sarah merenungkan pernyataan karakter Allah dan
menyimpulkan bahwa Allah memang dapat diandalkan, jadi ia mengandalkan Allah.
Allah Bapa yang setia, aku mengakui bahwa seringkali aku
menanggapi janji-janji-Mu seperti Sarah pada awalnya – merancang sendiri
penggenapan janji-Mu, atau justru menjadi tidak percaya. Namun, saat aku
merenungkan firman-Mu, aku melihat kesetiaan-Mu dinyatakan di sepanjang
Alkitab. Dan, setiap saat aku percaya kepada penggenapan janji-Mu, maka Engkau selalu membuktikan kesetiaan-Mu
yang ajaib, untuk hormat dan kemuliaan-Mu. Amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 08 Agustus - Pelayanan nabi Yeremia: Ratapan atas Yehuda, Nyawa Yeremia terancam di Amatot
No comments:
Post a Comment