Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita
janji-janji yang berharga dan yang sangat besar. – 2 Petrus 1:4
Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan
kamu akan Kujadikan penjala manusia." – Matius 4:19
Seperti
kita sudah lihat bersama, iman adalah sikap yang benar terhadap janji-janji
Allah. Mari kita sekarang kembali merenungkan janji-janji Allah yang indah.
Begitu indah sehingga Alkitab menulis bahwa janji-janji tersebut: “yang berharga dan yang sangat besar.” Janji-janji
Allah sangatlah besar. Akar kata bahasa Yunani dibalik ungkapan “sangat besar”
adalah ‘megitos’ yang juga agar kata
dari kata bahasa Inggris ‘mega’. Kata
Mega sering digunakan sebagai awalan untuk mengungkapkan sesuatu teramat sangat
besar, misalnya ‘mega-city’ yang
berarti sebuah kota yang sangat besar, atau ‘mega-bomb’ yang berarti sebuah bom yang berkekuatan sangat dahsyat.
Janji-janji Allah juga “berharga.” Tidak
ternilai. Melebihi semua harta diseluruh dunia ini.
Salah
satu dari “janji yang berharga dan yang sangat
besar” berkaitan dengan panggilan Yesus untuk menjadi murid-Nya.
Panggilan ini adalah sebuah undangan untuk datang dan mengikuti dia. “Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah
Aku."” Tuhan Yesus ingin agar manusia hidup bertumbuh bersama
Dia. Ia ingin agar kita membangun persekutuan yang intim dengan Dia. Kepada
semua orang yang dengan rendah hati memusatkan perhatian mereka setiap hari di
dunia ini untuk mencari Dia, Yesus memberikan janji ini. “Kamu
akan Kujadikan.” Saat kita mengikuti Dia, kita yakin bahwa Ia akan
menggenapi janji-Nya untuk menjadikan kita sesuai dengan kehendak-Nya. Yesus
sedang berbicara kepada “penjala ikan.” Yesus berjanji akan menjadikan mereka “penjala
manusia.” “Mulai dari sekarang engkau akan menjala
manusia” (Luk 5:10).
Hal
yang harus digarisbawahi di sini adalah bahwa Yesus berjanji akan mengubah
mereka. Dalam situasi ini, Yesus berbicara mengenai perubahan dari penjala
ikan, sebuah pekerjaan nelayan yang bersifat sementara, menjadi penjala manusia,
yaitu pekerjaan yang bersifat kekal. Sesungguhnya, dalam situasi apapun,
Yesuslah yang kita andalkan untuk menjadi pengubah hidup. Luar biasa jika kita
melihat apa yang manusia, termasuk orang percaya, rela lakukan untuk mencoba
mengubah hidup mereka. Mulai dari mengikuti program pelatihan, terapi yang
bersifat humanistik, mengikuti orang-orang pintar dan guru-guru dari berbagai
penjuru dunia, atau bahkan membuat sederet janji kepada Tuhan bahwa akan
melakukan lebih baik atau berusaha lebih keras lagi. Namun, semuanya tidak akan
berhasil. Rencana Allah untuk transformasi hidup adalah dengan percaya kepada
janji-Nya. “Kamu akan Kujadikan.”
Tuhan ingin menjadi sumber dan penyebab dari hidup yang berubah. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus
Yesus” (Ef 2:10).
Benar,
hanya oleh kasih karunia Allah, perubahan hidup bisa terjadi melalui iman
kepada janji-janji-Nya. Jika kita mau dengan rendah hati mengejar sebuah
persekutuan yang semakin intim dengan Tuhan, Ia berjanji untuk menjadikan kita
sesuai dengan kehendak-Nya.
Tuhan Yesus, terima kasih karena kesabaran-Mu bagiku
sepanjang hidupku, melewati semua usaha sia-siaku untuk mengubah hidupku
sendiri. Ingatkanlah aku senantiasa untuk mencari wajah-Mu, karena aku tahu aku
dapat mengandalkan Engkau untuk mengubah aku sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 11 Agustus - Pelayanannabi Yeremia: Nubat mengenai bangsa-bangsa
No comments:
Post a Comment