Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. – Roma 4:20-21
Iman adalah
sikap yang benar terhadap janji-janji Allah. Dan iman kepada janji-janji Allah
dapat bertumbuh dari hari ke hari, tahun ke tahun. Ayat-ayat renungan hari ini
menolong kita agar dapat diperkuat dalam iman akan janji-janji-Nya.
Sangat sering
terjadi ketika situasi yang kita alami membuat kita ragu akan janji-janji
Allah. Inilah yang terjadi kepada Abraham mengenai anak yang dijanjikan Tuhan
yaitu Ishak. Adalah sangat jelas dalam janji-janji-Nya yang pertama kepada
Abraham bahwa suatu waktu ia akan memperoleh keturunan. “Aku
akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar” (Kej 12:2). Segera
sesudah itu, Tuhan menjanjikan bahwa tanah yang Tuhan sediakan untuk Abraham
akan dimiliki oleh keturunannya. “Aku akan
memberikan negeri ini kepada keturunanmu” (Kej 12:7). Tahun berganti
tahun, namun anak yang dijanjikan belum datang juga. Akhirnya, seorang anak
laki-laki dijanjikan dengan spesifik. “Orang ini (Eliezer,
hamba Abraham) tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu,
dialah yang akan menjadi ahli warismu” (Kej 15:4). Namun sekali
lagi, tahun-tahun berlalu tanpa kedatangan anak yang dijanjikan.
Ketika Abraham
mendekati umur seratus tahun, Allah mengulangi janji-janji-Nya, dimana harus
ada kelahiran keturunan Abraham agar dapat dipenuhi. “Ketika
Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada
Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa… Aku akan
mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat
banyak… Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu
turun-temurun"” (Kej 17:1-2, 7). Waktu kembali berlalu. Sekali
lagi Tuhan menyatakan janji-Nya perihal keturunan Abraham. “Sara,
isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki” (Kej 18:10). Pada
titik ini, Alkitab mencatat sesuatu yang secara alamiah mustahil terjadi ketika
janji tersebut dipenuhi. “Adapun Abraham
dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid” (Kej 18:11).
Namun demikian, “Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang
karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya.”
Bagaimana iman Abraham dapat bertumbuh? Situasi yang dia alami dapat memberika
banyak alasan untuk ragu: “Tubuhnya sudah
sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim
Sara telah tertutup” (Rom 4:19). Abraham memusatkan perhatiannya
kepada kemampuan Tuhan yang sudah menjanjikan keturunan kepadanya, dan Abraham
menjadi yakin: “Dan ia memuliakan Allah, dengan
penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia
janjikan.”
Ya Tuhanku, di tengah-tengah segala situasiku yang membuat
ragu, tolong aku agar dapat memusatkan perhatianku kepada kemampuan-Mu yang tak
terbatas untuk menggenapi segala yang telah Engkau janjikan kepada umat-Mu. Amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 10 Agustus - Pelayanan nabi Yeremia: Pergumulan nabi Yeremia, Kesetiaanorang-orang Rekhab
No comments:
Post a Comment