Sebab itu marilah kita dengan penuh
keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. – Ibrani
4:16
Dia yang duduk di
tahta yang memerintah alam semesta ini adalah yang berkuasa, yang kudus, Hakim
atas umat manusia. Ia juga “Allah sumber
segala kasih karunia” (1 Pet 5:10). Semua yang memiliki persekutuan
dengan Dia, yaitu melalui iman kepada Yesus Kristus, dapat menghampiri tahta
tersebut dengan keberanian ilahi, berdoa dengan penuh keyakinan Allah akan
menjawab dengan penuh kasih karunia.
Sungguh, Tuhan
Yesus adalah alasan sehingga kita dapat menjawab undangan-Nya untuk “dengan peunh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia.” Kematian-Nya di kayu salib membuka jalan bagi kita untuk
dapat datang ke hadirat-Nya, sehingga kita dapat berbicara dengan Dia secara
langsung melalui doa. Tuhan adalah Bapa kita, yang rindu untuk bercakap-cakap
dengan anak-anak-Nya: “Jadi,
saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke
dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi
kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri” (Ibr 10:19-20). “Jalan yang baru
dan yang hidup” ini adalah perjanjian baru kasih karunia. Hanya
karena kasih karunia saja kita dapat datang menghampiri takhta kasih
karunia-Nya, sehingga kita dapat hidup dalam kasih karunia setiap hari.
Lewat undangan
ke takhta ini, “kita menerima rahmat.”
Rahmat adalah pasangan yang serasi dari kasih karunia. Rahmat adalah belas
kasihan, yaitu ketika Tuhan menahan hukuman yang selayaknya kita terima karena
dosa dan pemberontakan kita. “Baiklah orang
fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah
ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita,
sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yes 55:7). Setiap
hari, anak-anak-Nya dapat menikmati kesetiaan dan rahmat Tuhan. “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak
habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Rat
3:22-23).
Pada undangan takhta
Allah ini, kita “menemukan kasih karunia untuk
mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Pertolongan kita yang
paling kita butuhkan pada awalnya adalah keselamatan kita oleh kasih karunia Allah,
yang memberikan pengampunan dan memberikan hidup yang kekal kepada kita “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman” (Ef 2:8). Pertolongan kita selanjutnya adalah kasih karunia
untuk mengubah dan membentuk kehidupan yang saleh bagi kita di dunia ini. “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan
semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan
dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan
beribadah di dalam dunia sekarang ini “ (Tit 2:11-12). Dalam doa di
takhta kasih karunia, kita akan menemukan sumber kasih karunia Allah yang
melimpah-limpah. Kasih karunia ini tidak dapat digantikan dan cukup untuk
memelihara kita dalam segala situasi kita setiap hari di rumah, di tempat
kerja, di sekolah, di gereja – di manapun.
Ya Allah, sumber segala rahmat dan kasih karunia, aku
bersukacita karena rahmat-Mu baru setiap hari. Kasihanilah aku ya Tuhan! Aku
memuji Engkau untuk kasih karunia-Mu untuk segala hal yang tersedia melalui
iman dan kerendahan hati. Curahkanlah kasih karunia-Mu kepadaku Ya Tuhan! Amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 28 Desember - Kitab Wahyu (3)
No comments:
Post a Comment