Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah
kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk
mengingatkan kamu. – Roma 15:15
Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu
atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus
Yesus. – 1 Korintus 1:4
Kasih karunia
Tuhan adalah pemberian Allah yang menimbulkan keberanian bagi mereka yang hidup
di dalamnya. “Karena kasih karunia yang telah
dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis
kepadamu.” Memberi atau anugerah adalah dasar bagi bahasa kasih
karunia.
Ketika Paulus
mulai menulis suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, ia menekankan
kebenaran ini. “Aku senantiasa mengucap syukur
kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya
kepada kamu dalam Kristus Yesus.” Hal ini adalah titik awal bagi
semua karya Allah di dalam hati manusia. Awal karya keselamatan adalah pemberian
kasih karunia Allah. Sama sekali bukan dihasilkan dari usaha manusia. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Ef 2:8-9). Pola
yang sama, yaitu pemberian kasih karunia berlaku bagi semua pekerjaan baik yang
Tuhan ingin lakukan di dalam manusia. “Setiap
pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas,
diturunkan dari Bapa segala terang” (Yak 1:17).
Apapun yang
Tuhan ingin lakukan di dalam manusia, Ia lakukan dengan kasih karunia yang
harus diberikan kepada kita oleh-Nya. Hal ini berlaku dalam kaitan dengan hidup
kekal. “Dan Aku memberikan hidup yang kekal
kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya” (Yoh
10:28). Berlaku juga dalam hal Roh Kudus. “Aku
akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang
lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya” (Yoh 14:16). Prinsip
ini juga berlaku dalam hal karunia-karunia roh. “Tetapi
kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama” (1
Kor 12:7). “Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia
menurut ukuran pemberian Kristus.” (Ef 4:7). Pola ini juga berlaku
untuk kelegaan dan kedamaian rohani. “Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu” (Mat 11:28). “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku
Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh
dunia kepadamu” (Yoh 14:27). Dalam hal yang terbesar, yaitu lebih
lagi mengenal Allah, Tuhan harus memberikan kepada kita apa yang diperlukan
untuk pertumbuhan tersebut: “dan meminta
kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia
memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar” (Ef
1:17). Semua berkat dari Tuhan adalah hasil dari Allah memberikan
kasih karunia-Nya ke dalam hidup kita.
Apakah hati
Allah yang senantiasa memberi kepada kita akan berhenti ? Kita tidak perlu
takut bahwa Tuhan akan lelah memberi kasih karunia kepada kita. “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena
Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu” (Luk 12:32).
Ya Allah, pemberi dari semua anugerah kasih karunia, aku
bersyukur untuk kekayaan dan keleluasaan kasih karunia yang sudah Engkau
berikan kepadaku. Tolong aku untuk mengerti bahwa seluruh Kerajan-Mu diberikan
oleh kasih karunia-Mu, Amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 10 Desember - Surat kepada Filemon, Surat kepada jemaat di Filipi (1)
No comments:
Post a Comment