Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut
pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan
pengerjaan kuasa-Nya. Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus,
telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang
bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu. – Efesus 3:7-8
Seperti sudah
kita lihat, anugerah adalah bahasa kasih karunia. “Aku
senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah
yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus” (1 Kor 1:4). Bapa
kita di sorga ingin memberikan kepada kita semua berkat kerajaan-Nya sebagai
anugerah kasih karunia-Nya. “Janganlah
takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu
Kerajaan itu” (Luk 12:32). Tidaklah heran jika kita diberikan
pelayanan oleh karena kasih karunia Allah.
Rasul Paulus
memiliki pelayanan yang dipercayakan kepadanya oleh kasih karunia Allah. “Memang kamu telah mendengar tentang tugas
penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu” (Ef
3:2). Panggilan khusus ini diberikan kepada Paulus menyangkut
mujizat di mana orang Yahudi dan orang bukan Yahudi dijadikan satu di dalam
Kristus: “Yaitu bahwa orang-orang bukan
Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota
tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus” (Ef 3:6).
Gereja sebagai “rahasia Kristus” (Ef 3:4)
yang agung ini merupakan bagian penting dari pelayan-Nya. “Dari
Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah,
yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya.” Paulus
berkali-kali menyatakan bahwa panggilan pelayannya adalah sebuah anugerah kasih
karunia. “Kepadaku, yang paling hina di
antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan
kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu.”
Dalam kesempatan
lain, Paulus berbicara mengenai pelayanannya tanpa mengungkit-ungkit soal orang
Yahudi maupun orang bukan Yahudi. Namun, ia tetap menggambarkan pelayannya
sebagai anugerah kasih karunia kepadanya. “Sesuai dengan
kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli
bangunan yang cakap telah meletakkan dasar” (1 Kor 3:10). Di sini
Rasul Paulus menggambarkan pelayanannya kepada Allah sebagai tukang bangunan
rohani, yang dipakai untuk mengerjakan fondasi bagi pembangunan hidup yang
saleh. Kasih karunia Allah diberikan kepada Paulus untuk memperlengkapi dan
menopang pelayanannya.
Kita semua
dipanggil untuk melayani sang Raja. Di dalam hati kita ada sebuah kerinduan
supaya hidup kita dipakai untuk melayani Dia. Betapa sukacita mengetahui bahwa
pelayanan kita akan berkembang oleh karena kasih karunia yang diberikan kepada
kita. Sekali lagi, kerendahan hati dan pengandalan kepada Dia adalah kunci
untuk mengerima kasih karunia untuk pelayanan kita. “Kepadaku,
yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih
karunia ini.”
Tuhan Yesus, aku rindu untuk melayani Engkau. Aku
bersukacita karena pelayanan kami bergantung kepada kasih karunia-Mu, bukan
kemampuan pribadiku. Dengan rendah hati aku sujud di hadapan-Mu, mencari
wajah-Mu dan menerima kasih karunia untuk melayani Engkau sesuai dengan
kehendak-Mu, Amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 11 Desember - Surat kepada jemaat di Filipi (2)
No comments:
Post a Comment