Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam
kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan
firman-Mu… Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul
itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman
Allah dengan berani… Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian
tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang
melimpah-limpah. – Kisah Para Rasul 4:29
Mereka yang
ingin melayani Tuhan dengan cara yang berkenan harus melakukannya dengan kasih
karunia. “Marilah kita mengucap syukur dan
beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya” (Ibr 12:28).
Mereka yang melayani dengan kasih karunia akan menemukan keberanian tumbuh dalam
hidup mereka.
Jemaat mula-mula
adalah saksi dari kebenaran ini. Segera setelah Yesus naik ke sorga dan
mencurahkan Roh Kudus-Nya, para rasul dengan berani memberitakan tentang Yesus
diseluruh Yerusalem. Hal tersebut membuat marah para pemimpin agama: “Orang-orang itu sangat marah karena mereka
mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari
antara orang mati” (Kis 4:2). Ketika mereka menangkap para murid,
Petrus dengan berani berkhotbah mengenai Yesus di depan pemimpin Yahudi. “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan--yaitu kamu sendiri--, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di
bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:11-12). Pernyataan yang
berani tersebut membuat para pemuka agama terheran-heran. “Ketika
sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya
orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka” (Kis 4:13).
Namun, karena hati mereka yang keras, mereka terus mengancam para murid.
Setelah dibebaskan, mereka mengumpulkan jemaat untuk berdoa agar mereka tetap
memiliki keberanian. “Dan sekarang,
ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada
hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.” Jawaban
dari doa tersebut adalah mereka kembali dipenuhi dengan Roh Kudus, sehingga
mereka semakin berani. “Dan mereka
semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan
berani.” Kepenuhan Roh Kudus ini membawa kelimpahan kasih karunia
Allah yang bekerja di dalam hidup mereka, memelihara kesaksian mereka akan
Kristus yang telah bangkit. “Dan dengan
kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan
mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.”
Inilah
keberanian kasih karunia perjanjian baru. “Karena kami
mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh
keberanian” (2 Kor 3:12). Pengharapan ini adalah iman perjanjian
baru, yaitu kelimpahan hidup yang Tuhan berikan melalui Roh kasih karunia: “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi
pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang
tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh
menghidupkan” (2 Kor 3:6).
Bapa di Sorga, aku memerlukan keberanian yang sama dalam
hidup ku. Seringkali aku ragu akan kesaksianku mengenai Engkau dan
kebenaran-Mu. Penuhi aku dengan Roh Kudus-Mu supaya aku dapat melayani dengan
keberanian oleh kasih karunia-Mu, Amin.
___
No comments:
Post a Comment