Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan
memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan
Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati
mereka supaya mereka bertekun di dalam iman. – Kisah Para Rasul 14:21-22
Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada
firman kasih karunia-Nya. – Kisah Para Rasul 20:32
Tuhan ingin agar
kita tetap berada dalam persekutuan dengan Dia, tetap menerima kelimpahan kasih
karunia-Nya: “Tetap setia kepada Tuhan… Tetap
hidup di dalam kasih karunia Allah” (Kis 11:23, 13:43). Satu aspek
penting dari proses ini adalah untuk tetap tinggal di dalam firman kasih
karunia-Nya.
Ketika Rasul
Paulus dan tim misionarisnya melalui kota Listra, Ikonium dan Antiokia (di
Pisidia), mereka mendorong pada murid di sana untuk “bertekun
di dalam iman.” Iman yang dimaksud adalah kebenaran Allah yang
dinyatakan. Yudas menulis mengenai hal ini. “Aku merasa
terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap
berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang
kudus” (Yud 1:3). Jadi, Firman Allah adalah iman tersebut. Artinya,
panggilan untuk bertekun di dalam iman” adalah nasihat untuk hidup berdasarkan
firman Tuhan.
Kemudian, ketika
Paulus mengunjungi para pemimpin gereja di Efesus untuk terakhir kalinya, ia
mempercayakan mereka kepada pemeliharaan Tuhan dan firman-Nya. Paulus menyebut
firman Allah sebagai “firman kasih
karunia-Nya.” Kasih karunia adalah karakteristik dari firman Allah.
Kasih karunia meresapi firman Allah. Kasih karunia mengalir dari firman Allah.
Dari firman Allah-lah kita mengerti mengenai kasih karunia-Nya. Dari firman
kita belajar mengenai firman. Lewat firman kita mengerti apa itu kasih karunia.
Dari firman kita mengetahui kebutuhan terbesar kita akan kasih karunia. Dan
dari firmanlah kita belajar bagaimana kita mendapatkan kasih karunia ini.
Jika kita ingin
tetap berada di dalam kasih karunia seperti yang Tuhan inginkan, kita harus
tetap tinggal di dalam firman kasih karunia-Nya. Kita akan membacanya setiap
hari. Mempelajarinya dengan teratur supaya pengertian kita bertambah. Kita akan
merenungkannya supaya kita mengetahui berkat yang dijanjikannya dan bagaimana
kita melakukan apa yang diperintahkannya. Lebih dari semua itu, kita rindu tetap
berada di dalam firman-Nya supaya kita semangin mengenal Yesus Kristus. Dengan
mengenal Dia lebih dalam, kuasa kasih karunia-Nya akan mengubah hidup kita.
Ya Tuhan Yesus, aku berterima kasih untuk firman kasih
karunia-Mu. Ampunilah aku untuk setiap saat di mana aku tidak menempatkan
firman-Mu sebagaimana seharusnya. Aku ingin tinggal di dalamnya dari hari ke
hari. Berikanlah kepadaku hati yang haus dan lapar akan firman-Mu, Amin!
___
No comments:
Post a Comment