Tetaplah berdoa. – 1 Tesalonika 5:17
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk
menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu… Tidakkah
Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru
kepada-Nya? – Lukas 18:1, 7
Berdoa dengan
tidak jemu-jemu adalah cara untuk memiliki persekutuan yang benar dengan Allah
sumber segala kasih karunia. Yesus memanggil para pengikutnya untuk hidup dalam
doa ketika Ia menyampaikan sebuah perumpamaan yang membedakan antara hakim
manusia yang tidak takut Tuhan dengan Allah, hakim yang benar dan adil.
Pesan utama
Yesus dalam perumpamaan ini adalah agar kita tetap berdoa dengan tidak
jemu-jemu. “Yesus mengatakan suatu perumpamaan
kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak
jemu-jemu.” Perumpamaan yang Yesus sampaikan adalah mengenai seorang
janda yang diperlakukan dengan tidak benar yang meminta tolong kepada seorang
hakim yang jahat. Pada awalnya, hakim tersebut sama sekali tidak memiliki
keinginan sedikitpun untuk menolong janda ini. Namun, ketika janda ini terus
menerus meminta tolong, hakim ini akhirnya menyerah dan menolong janda ini. “Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak
menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku
membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku”
(Luk 18:4-5). Hakim yang jahat ini menolong bukan karena motivasi belas
kasihan atau karena takut kepada Tuhan. Ia melakukannya karena tidak ingin
terus menerus diganggu. Yesus kemudian membuat perbedaan dengan motivasi kudus
Allah yang maha kasih, yang pasti segera menolong umat-Nya yang tidak jemu-jemu
memanggil nama-Nya. “Tidakkah Allah
akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?”
Oleh karena itu Tuhan Yesus menasihatkan agar kita tetap berdoa dengan tidak
jemu-jemu.
Panggilan Yesus
agar kita hidup dalam doa adalah berdasarkan teladan-Nya sendiri. “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia
bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana”
(Mar 1:35). Sejak awal dari catatan pelayanan Yesus, kebiasaan
doa-Nya sudah dicatat. Beberapa kali Yesus sudah bangun sebelum fajar untuk
berdoa kepada Bapa-Nya. Di saat lain, Yesus berdoa semalaman. “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk
berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah” (Luk 6:12). Selain
itu, Yesus juga berdoa di muka umum. “Aku bersyukur
kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan
bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil”
(Mat 11:25). “Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia
menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu” (Luk
9:16). “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan
Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku” (Yoh 11:41-42).
Jika Yesus, Anak Allah saja senantiasa berdoa, demikian pula dengan kita, kita
harus memiliki kehidupan doa yang tidak jemu-jemu.
Yesus Tuhanku, aku ingin taat kepada panggilan-Mu untuk
tetap berdoa dengan tidak jemu-jemu. Aku ingin mengikuti teladan-Mu yaitu
senantiasa berdoa, baik secara pribadi maupun di muka umum.
___
Ayo Baca
Alkitab: 23 Desember - Surat Petrus yang Kedua
No comments:
Post a Comment