Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan
sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan
menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah
terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi. – Yesaya 42:3-4
Sekali lagi, kita
menyaksikan bagaimana janji-janji Tuhan mengalir satu demi satu. “Tidak akan diputuskannya… tidak akan dipadamkannya…
Ia akan menyatakan… Tidak akan patah terkulai.” Empat janji-janji
ini menegaskan datangnya seorang Raja bagi umat Allah. Keunikan Raja ini
terlihat melalui cara Dia memperlakukan buluh yang patah terkulai dan sumbu
yang pudar nyalanya, serta keadilan yang akan Ia tegakkan di bumi ini.
Sering kali,
manusia seperti buluh yang patah terkulai. Tuhan sudah menciptakan manusia
dengan kerapuhan, seperti buluh yang tumbuh di tepi sungai. “Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput,
seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya,
maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi” (Mzm 103:15-16).
Sebatang buluh tidaklah kuat. Ketika patah, buluh biasanya terkulai dan tidak
berdaya. Sangat mudah bagi manusia yang tidak peka untuk memutuskan buluh yang
patah menjadi dua, sehingga menghancurkan kehidupan buluh tersebut. Yesus, sang
Raja, tidak melakukan itu. “Buluh yang
patah terkulai tidak akan diputuskannya.” Tuhan Yesus dapat mengubah
buluh yang patah terkulai menjadi pohon rohani yang besar. “Roh
Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah
mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan
merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari
penjara… untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak
untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar,
supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran",
"tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya” (Yes 61:1, 3).
Manusia juga
kadang-kadang seperti sumbu yang pudar nyalanya. Api semangat pengharapan
mereka sudah berkedip-kedip, hampir padam. Manusia yang angkuh dapat dengan
mudah mematikan sedikit api yang masih menyala. Sekali lagi, Yesus tidak
seperti itu. Ia dapat dengan lembut mengipasi sumbu yang pudar tersebut dan
mengubahnya menjadi kobaran api rohani. Murid-murid dalam perjalanan ke Emaus
mengalami hal tersebut. “Bukankah hati
kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika
Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (Luk 24:32).
Suatu saat, Sang
Raja akan mendirikan kerajaan-Nya di bumi. Pada saat itu, setelah semua ketidak-adilan
dan kejahatan yang dilakukan oleh manusia, keadilan sejati akan didirikan di
bumi ini. “Ia sendiri tidak akan menjadi pudar
dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi.”
Tuhan Yesus, aku menyembah Engkau sebagai Raja-ku. Tidak
ada seorangpun selain Engkau yang dapat memulihkan hatiku ketika aku seperti
buluh yang patah terkulai atau sumbu yang pudar. Tidak ada seorangpun selain
Engkau yang dapat mengubah ketidak-adilan yang aku perbuat maupun aku alami
menjadi keadilan sejati. Aku menyembah Engkau, memohon agar Engkau menjadikan
aku semakin seperti Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa, amin.
___
Ayo Baca Alkitab:
02 Juli - Amsal-amsal Salomo yang dikumpulkan pegawai-pegawai Hizkia
No comments:
Post a Comment