Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia
lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari
sehari ke sehari. – 2 Korintus 4:16
Mereka yang
belajar untuk hidup di dalam kasih karunia Allah akan semakin dilindungi dari
semangat yang patah. “Sebab itu kami
tidak tawar hati.” Kebenaran ini sudah dinyatakan dalam ayat pertama
dari pasal ini. “Oleh kemurahan Allah kami telah
menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati” (2 Kor 4:1).
Perlindungan ini ada karena kasih karunia Allah, karena kita melayani Allah
dengan kasih karunianya, artinya bukan dengan kekuatan kita sendiri. Kita
memiliki sumber kekuatan yang senantiasa tersedia bagi kita setiap hari.
Dalam ayat renungan
hari ini, kekuatan didapatkan dari perbedaan yang terjadi antara “manusia lahiriah” dan “manusia batiniah.” Manusia lahiriah
adalah aspek fisik dari seseorang, yaitu yang dapat dilihat oleh mata jasmani
manusia. Aspek lahiriah ini yang biasanya jadi pusat perhatian dari orang-orang
yang belum ditebus, dan juga bagi orang percaya yang hidup di dalam daging.
Aspek manusia ini sedang menuju kepada kebinasaan sebagai akibat dari dosa. “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam
dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah
menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa” (Rom 5:12).
Manusia dimulai dari debu. “TUHAN Allah
membentuk manusia itu dari debu tanah” (Kej 2:7). Oleh karena dosa,
manusia lahiriah ini akan kembali ke asalnya. “Dengan
berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi
tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan
kembali menjadi debu” (Kej 3:19). Bagi mereka yang tidak mengenal
Allah, ini adalah kebenaran yang membuat tawar hati. Dan manusia berlomba-lomba
untuk mencari cara untuk menghindari proses ini.
Di pihak lain,
pelayan-pelayan perjanjian baru kasih karunia tidak akan menjadi tawar hati
karena kebenaran ini. “Sebab itu kami
tidak tawar hati.” Memang manusia lahiriah kita sedang menuju kepada
kebinasaan. Namun, kita memandang hal yang lebih jauh dari pada itu. “Meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot,
namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.” Ketika
manusia lahiriah kita merosot, kita tetap dikuatkan, karena manusia batiniah
kita sedang dalam proses pembaharuan: “Dan telah
mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh
pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” (Kol 3:10). Saat
dengan rendah hati kita mencari Tuhan dalam firman-Nya, kita diubah menjadi
semakin seperti Kristus: “Dan kita semua
mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena
kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi
serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar” (2 Kor 3:18).
Ya Tuhan, walaupun tubuh jasmaniku semakin merosot,
ingatkan aku akan kebenaran yang menguatkan bahwa manusia batiniahku dapat
diperbaharui. Tolong agar aku lebih merindukan proses pembaruan rohani dari
pada penguatan jasmani. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa, amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 26 Mei - Para pembesar Salomo dan para kepala daerahnya, kebesaranSalomo
No comments:
Post a Comment