Akhirnya kita sampai pada renungan terakhir di tahun 2014.
Kami mengucapkan terima kasih untuk partisipasi anda dalam mengikuti dan mendukung program Ayo Saat Teduh. Kami mohon maaf bila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam penyajian renungan-renungan selama ini. Kami berharap anda diberkati dan semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus.
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai kita semua!
31 December 2014
31 Desember – Bertumbuhlah Dalam Berbagai Kasih Karunia Allah
Layanilah seorang akan yang lain,
sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang
baik dari kasih karunia Allah. – 1 Petrus 4:10
Tetapi bertumbuhlah dalam kasih
karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. –
2 Petrus 3:18
Kasih karunia Tuhan kita Yesus
Kristus menyertai roh kamu, saudara-saudara! Amin. – Galatia 6:18
Bertumbuh dalam
berbagai kasih karunia Allah adalah kebenaran yang sesuai untuk akhir dari
renungan-renungan kita. Sungguh sebuah kehormatan dan penguatan iman untuk
diingatkan akan kemuliaan berbagai macam kasih karunia Allah.
Ada berbagai
kasih karunia Allah. Seperti sebuah intan yang terdiri dari banyak sisi. Setiap
sudut akan merefleksikan cara pandang yang berbeda dari sumber kasih karunia
Allah. Dari beberapa sumber Alkitab, kita dapat melihat kasih karunia Allah
yang membenarkan: “Dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma” (Rom 3:24). Namun, renungan-renungan kita banyak membahas mengenai
kasih karunia yang menguduskan, kasih karunia untuk pertumbuhan rohani. “Bertumbuhlah dalam kasih karunia.” Banyak cara pandang alkitab yang memperlihatkan kasih
karunia yang menguduskan ini dalam berbagai cara yang indah. Kasih karunia
dapat dipandang sebagai yang mengokohkan manusia batiniah. “Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia”
(Ibr 13:9). Kasih
karunia dapat dipandang sebagai yang memberikan kekuatan: “Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus” (2 Tim 2:1). Kasih
karunia juga dipandang memiliki peran untuk menghasilkan buah: “Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh
dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal
kasih karunia Allah dengan sebenarnya” (Kol 1:6). Kasih karunia
dapat dipandang dari fungsinya untuk membangun pelayanan: “Tetapi
karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih
karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah
bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan
kasih karunia Allah yang menyertai aku” (1 Kor 15:10). Kasih karunia
juga dipandang sebagai yang memberikan kekuatan disaat-saat harus menghadapi ‘duri
dalam daging’. “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu”
(2 Kor 12:9). Betapa luar biasa kekayaan sorgawi yang disediakan
bagi kita dalam hidup ini lewat berbagai kasih karunia Allah. “Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai
roh kamu, saudara-saudara!” Pada
akhirnya dan pada dasarnya, kasih karunia hanya dapat ditemukan di dalam Yesus
Kristus, dan dapat kita nikmati melalui karya-Nya di dalam hati kita, yaitu
ketika kita dengan rendah hati mencari pengenalan akan Dia lebih dan lebih
lagi.
Doa berkat dalam
bagian penutup dari banyak surat-surat perjanjian baru sangat sesuai bagi akhir
dari renungan kita. “Tetapi
bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus.”
Ya Allah sumber berbagai kasih karunia, aku sungguh-sungguh
rindu untuk bertumbuh dalam setiap aspek dari kasih karunia-Mu. Dengan rendah
hati aku rindu lebih mengenal Engkau . Bekerjalah di dalam hatiku oleh kasih
karunia-Mu, dan nyatakanlah sepenuhnya melalui hidupku. Di dalam nama-Mu yang tiada
tara aku berdoa, Amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 31 Desember - Kitab Wahyu (6)
30 December 2014
30 Desember – Berjalan Bersama Yesus Seperti Ketika Kita Menerima Dia (2)
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu
hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun
di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan
kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. –Kolose 2:6-7
Dengan cara ketika
kita menerima Tuhan, demikian cara kita hidup bersama Dia. “Kamu
telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di
dalam Dia.” Kita menerima Dia dengan kasih karunia, maka kita harus
hidup dengan kasih karunia. Kita dilahirkan kembali oleh Roh, maka kita harus
hidup oleh Roh. Lebih dari itu, ketika kita pertama kali menerima Kristus, Ia
adalah satu-satunya pengharapan kita. Sekarang, kita harus hidup bersama Dia
dengan cara yang sama.
Adalah baik
untuk mengingat kembali bagaimana Yesus menjadi fokus dari awal kehidupan kita
bersama Dia. Ketika kita menerima Yesus dan pengampunan-Nya, kita tahu bahwa Ia
sudah memberikan semua yang kita perlukan untuk keselamatan kita. Kita percaya
dengan firman Allah bahwa tidak ada pengharapan lain selain dari pada Yesus. “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku"” (Yoh 14:6). “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun
juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain
yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12).
Kita tahu bahwa kita tidak dapat menghasilkan apapun dari diri kita sendiri.
Dahulu kita mati secara rohani, sama sekali tidak memiliki kebenaran apapun: “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran
dan dosa-dosamu” (Ef 2:1). “Segala kesalehan kami seperti kain kotor” (Yes
64:6). Lalu kita mendapatkan berkat yaitu menyadari kondisi rohani
kita yang miskin. “Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat
5:3).
Sekarang kita
harus berjalan bersama dengan Dia dengan kebutuhan yang sama dengan sewaktu
kita menerima Dia dan lahir baru. Untuk hidup pertumbuhan rohani, hidup dalam kemenangan
dan hidup yang berbuah, maka Yesus harus kembali menjadi satu-satunya pusat
perhatian kita. “Kamu telah menerima Kristus Yesus,
Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu
berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh
dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan
syukur.” Kita harus “berakar di
dalam Dia,” yaitu dengan iman kita mengandalkan Dia untuk memelihara
kita, sama seperti akar pohon yang tertanam di dalam tanah untuk mencari
makanan. Kita harus “dibangun di
atas Dia,” yaitu ketika Tuhan yang berkarya di dalam hidup kita. Kita
harus “bertambah teguh dalam iman,”
yaitu mengizinkan Dia untuk membangun kita lewat firman-Nya. Semua ini akan
membuat hidup yang “melimpah
dengan syukur.” Yang bersyukur bahwa “Kristus
adalah semua dan di dalam segala sesuatu” (Kol 3:11). Sungguh kita perlu
Tuhan Yesus untuk kehidupan kekristenan kita sekarang, seperti ketika kita
lahir baru di dalam Dia.
Tuhan Yesus, Engkau-lah pengharapanku satu-satunya untuk
memulai hidup yang baru bersama Engkau. Engkau adalah harapanku satu-satunya di
dalam hidupku. Tolong ingatkan aku bahwa aku memerlukan Engkau senantiasa.
Terima kasih untuk kesediaan-Mu, Amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 30 Desember - Kitab Wahyu (5)
29 December 2014
29 Desember – Berjalan Bersama Yesus Seperti Ketika Kita Menerima Dia (1)
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu
hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. – Kolose 2:6
Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh,
maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? – Galatia 3:3
Hal yang sangat
penting mengenai persekutuan yang benar dengan Allah, satu kesalahan yang umum
dilakukan adalah mencoba untuk membangun perjalanan kehidupan kekristenan kita
dengan cara yang berbeda dengan waktu kita memulainya. Ayat-ayat renungan kita
hari ini menunjukkan kepada kita cara yang benar. Kita harus membangun
kehidupan kita bersama dengan Tuhan dengan cara yang sama ketika kita memulai
kehidupan itu. “Kamu telah menerima Kristus Yesus,
Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.” Kita
harus hidup bersama Yesus dengan cara yang sama seperti waktu kita menerima
Dia.
Kita menerima
Tuhan dan karunia keselamatan-Nya sebagai pemberian kasih karunia. “Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak
terkatakan itu!” (2 Kor 9:15). “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan
oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Ef 2:8).
Oleh karena itu, kita harus hidup di dalam Dia dengan mentalitas ‘menerima
kasih karunia.’ “Karena dari kepenuhan-Nya kita
semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh 1:16).
Kita tidak boleh mencoba memperlakukan hidup kekristenan sebagai sesuatu yang
dapat kita hasilkan sendiri atau sebagai suatu upah. Bapak-bapak jasmani manusia
yang berdosa saja diciptakan dengan keinginan untuk memberikan pemberian yang
berguna kepada anak-anak mereka. Apalagi Bapa kita yang di Sorga, yang memiliki
hati untuk memberikan semua yang diperlukan bagi mereka yang mau memintanya. “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian
yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan
yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Mat 7:11).
Ayat Galatia 3:3
menguatkan perlunya kita untuk memiliki pola hidup bersama Allah yang sama
dengan ketika kita memulainya: “Adakah kamu
sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di
dalam daging?” Pertanyaan retorika ini memperingatkan bahaya dari cara
hidup kekristenan yang berbeda dengan ketika kelahirannya. Manusia jasmani
tidak dapat melakukan apa-apa. “Apa yang
dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah
roh” (Yoh 3:6). Roh Kudus-lah yang akan memberikan pertumbuhan
rohani. Daging tidak dapat memberikan apa-apa. “Rohlah
yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna” (Yoh 6:63). Semua
perubahan antara kelahiran dan kehidupan adalah kebodohan. Pasti akan gagal.
Kita sudah mulai
dengan kasih karunia, maka kita harus meneruskan dengan kasih karunia. Kita
sudah mulai dengan Roh, maka kita harus meneruskan dengan Roh. Kita harus hidup
bersama Yesus dengan cara yang sama denga ketika kita menerima Dia.
Bapa sorgawi,
betapa Engkau adalah Pemberi yang murah hati. Engkau memberikan anak-Mu sebagai
anugerah kasih karunia. Engkau memberikan aku hidup yang baru oleh karya Roh
Kudus-Mu. Sekarang, aku ingin hidup di dalam Kristus dengan cara yang sama,
Amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 29 Desember - Kitab Wahyu (4)
28 December 2014
28 Desember – Undangan Untuk Berdoa Di Tahta Kasih Karunia (2)
Sebab itu marilah kita dengan penuh
keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. – Ibrani
4:16
Dia yang duduk di
tahta yang memerintah alam semesta ini adalah yang berkuasa, yang kudus, Hakim
atas umat manusia. Ia juga “Allah sumber
segala kasih karunia” (1 Pet 5:10). Semua yang memiliki persekutuan
dengan Dia, yaitu melalui iman kepada Yesus Kristus, dapat menghampiri tahta
tersebut dengan keberanian ilahi, berdoa dengan penuh keyakinan Allah akan
menjawab dengan penuh kasih karunia.
Sungguh, Tuhan
Yesus adalah alasan sehingga kita dapat menjawab undangan-Nya untuk “dengan peunh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia.” Kematian-Nya di kayu salib membuka jalan bagi kita untuk
dapat datang ke hadirat-Nya, sehingga kita dapat berbicara dengan Dia secara
langsung melalui doa. Tuhan adalah Bapa kita, yang rindu untuk bercakap-cakap
dengan anak-anak-Nya: “Jadi,
saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke
dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi
kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri” (Ibr 10:19-20). “Jalan yang baru
dan yang hidup” ini adalah perjanjian baru kasih karunia. Hanya
karena kasih karunia saja kita dapat datang menghampiri takhta kasih
karunia-Nya, sehingga kita dapat hidup dalam kasih karunia setiap hari.
Lewat undangan
ke takhta ini, “kita menerima rahmat.”
Rahmat adalah pasangan yang serasi dari kasih karunia. Rahmat adalah belas
kasihan, yaitu ketika Tuhan menahan hukuman yang selayaknya kita terima karena
dosa dan pemberontakan kita. “Baiklah orang
fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah
ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita,
sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yes 55:7). Setiap
hari, anak-anak-Nya dapat menikmati kesetiaan dan rahmat Tuhan. “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak
habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Rat
3:22-23).
Pada undangan takhta
Allah ini, kita “menemukan kasih karunia untuk
mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Pertolongan kita yang
paling kita butuhkan pada awalnya adalah keselamatan kita oleh kasih karunia Allah,
yang memberikan pengampunan dan memberikan hidup yang kekal kepada kita “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman” (Ef 2:8). Pertolongan kita selanjutnya adalah kasih karunia
untuk mengubah dan membentuk kehidupan yang saleh bagi kita di dunia ini. “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan
semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan
dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan
beribadah di dalam dunia sekarang ini “ (Tit 2:11-12). Dalam doa di
takhta kasih karunia, kita akan menemukan sumber kasih karunia Allah yang
melimpah-limpah. Kasih karunia ini tidak dapat digantikan dan cukup untuk
memelihara kita dalam segala situasi kita setiap hari di rumah, di tempat
kerja, di sekolah, di gereja – di manapun.
Ya Allah, sumber segala rahmat dan kasih karunia, aku
bersukacita karena rahmat-Mu baru setiap hari. Kasihanilah aku ya Tuhan! Aku
memuji Engkau untuk kasih karunia-Mu untuk segala hal yang tersedia melalui
iman dan kerendahan hati. Curahkanlah kasih karunia-Mu kepadaku Ya Tuhan! Amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 28 Desember - Kitab Wahyu (3)
27 December 2014
27 Desember – Undangan Untuk Berdoa Di Tahta Kasih Karunia (1)
Sebab itu marilah kita dengan penuh
keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. – Ibrani
4:16
Jika kita ingin
hidup dengan kasih karunia, kita harus memiliki persekutuan yang benar dengan
Allah sumber segala kasih karunia: yaitu dengan berjalan dalam kerendahan hati
dan mengandalkan Dia. Senantiasa berdoa dengan dipimpin oleh Roh sebagai cara
paling mendasar untuk menyatakan kerendahan hati dan iman kepada Tuhan. Itulah
sebabnya sebuah hal yang sangat sesuai jika Allah mengundang kita untuk berdoa
di tahta kasih karunia.
Tahta di mana
kita diundang adalah tahta Allah, seperti yang diperlihatkan kepada Rasul
Yohanes. “Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah
takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang” (Why 4:2). Raja alam semesta yang diagungkan ini
adalah Pencipta dari segalanya, yang melaksanakan kehendak-Nya dengan kuasa-Nya
yang tak terbatas. “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau
layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan
segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan”
(Why 4:11). Tahta ini
adalah tahta kekudusan yang kekal, seperti yang dikumandangkan oleh para mahluk
sorgawi. “Dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada
dan yang ada dan yang akan datang" (Why 4:8). Namun bagi mereka yang tidak percaya,
tahta yang dimaksud adalah tahta penghakiman. “Lalu aku melihat
suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya… Dan aku melihat
orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu… Dan orang-orang
mati dihakimi menurut perbuatan mereka… Dan setiap orang yang tidak ditemukan
namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan
api itu” (Why 20:11-15).
Jika tahta ini
hanya memiliki karakter kekudusan, penghakiman dan kekuasaan, maka kita tidak
akan pernah dapat mendekatinya untuk mendapat berkat. Tetapi, bagi mereka yang
dengan rendah hati menerima hidup yang kekal melalui Yesus Kristus, tahta ini
adalah tahta kasih karunia. “Sebab itu marilah kita dengan penuh
keberanian menghampiri takhta kasih karunia.” Kita dapat menghampiri tahta ini dengan keberanian rohani
karena Tuhan Yesus sudah duduk di sana bersama dengan Allah Bapa. “Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di
tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih”
(Why 5:6). “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan
kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”
(Why 5:12). Dia yang layak, yang mati karena dosa-dosa kita, telah membukakan
pintu supaya kita bisa memiliki persekutuan yang intim dengan Allah Bapa kita. “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang
membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan
kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"” (Rom
8:15). Ketakutan akan Tuhan digantikan dengan keberanian, oleh kasih
karunia Tuhan Yesus Kristus: “Di dalam Dia
kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan
oleh iman kita kepada-Nya” (Ef 3:12). Inilah altar bagi kita untuk
berdoa, tahta kasih karunia!
Abba Bapa, aku bersujud di hadapan
tahta-Mu, mengakui Engkau sebagai satu-satu-Nya Pencipta dan Hakim yang kudus.
Namun, dengan keberanian aku menghampiri Engkau sebagai Bapa-Ku yang terkasih!
Walaupun aku layak untuk menerima penghukuman, tetapi melalui Yesus, aku
menerima kasih karunia, Amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 27 Desember - Kitab Wahyu (2)
26 December 2014
26 Desember – Teladan Alkitab Dari Berdoa Yang Dipimpin Roh (2)
Kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta,
supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui
kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan
kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang
baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan
dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu
dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang
melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk
orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. – Kolose 1:9-12
Dalam perenungan
kita sebelumnya, kita mempelajari contoh dari doa yang dipimpin oleh Roh. Pada
dasarnya doa yang demikian memohon untuk dapat mengetahui dan melakukan
kehendak Allah. “Kami tiada berhenti-henti berdoa
untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian
yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu
layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal.”
Sekarang, kita akan melihat contoh lain dari Alkitab mengenai doa yang dipimpin
oleh Roh.
Aspek penting
dari kehendak Allah adalah agar kita menghasilkan buah untuk Dia: “Kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik.”
Kelimpahan kasih karunia Allah dapat menghasilkan banyak pelayanan dalam
hidup kita. “Dan Allah sanggup melimpahkan
segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam
segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Kor 9:8).
Inti dari
kehendak Allah adalah: “Bertumbuh
dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.” Semakin mengenal Allah
adalah hal yang paling esensi dalam hidup ini. “Malahan
segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku,
lebih mulia dari pada semuanya” (Flp 3:8). Rasul Paulus menulis doa
ini di dalam surat kepada jemaat di Efesus: “Dan meminta
kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia
memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar” (Ef
1:17). Ayat inti dari pelajaran kasih karunia memperlihatkan adanya
hubungan antara kasih karunia Allah dengan pengenalan akan Dia. “Bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam
pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Pet 3:18).
Hal penting lain
dari kehendak Allah adalah kekuatan rohani: “Dikuatkan
dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya.” Dengan kasih
karunia-Nya sebagai kekuatan kita, tidak ada batas dari apa yang dapat kita
lakukan. “Segala perkara dapat kutanggung di
dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp 4:13). Ingatlah,
kekuatan tersebut seringkali diberikan untuk alasan yang tidak kita duga: “Untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan
sabar”
Aspek terakhir
dari kehendak Allah adalah ungkapan terima kasih. “Dan
mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk
mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam
kerajaan terang.” Karena semua kekayaan rohani ini adalah karena
kasih karunia Allah kepada mereka yang berdoa dengan rendah hati dan penuh
kepercayaan, tidak heran jika Allah mengingatkan agar kita senantiasa mengucap
syukur.
Ya Bapa, aku memiliki kerinduan yang mendalam untuk dapat
berbuah dalam pelayanan kepada-Mu. Aku sungguh-sungguh ingin mengenal Engkau
lebih lagi. Aku sangat membutuhkan
kekuatan yang dari pada-Mu. Dan hatiku melimpah dengan ucapan syukur kepada-Mu.
Di dalam iman dan kerendahan hati aku berseru kepada-Mu! Amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 26 Desember - Surat Yudas, Kitab Wahyu (1)
Subscribe to:
Posts (Atom)