31 December 2014

Terima Kasih

Akhirnya kita sampai pada renungan terakhir di tahun 2014.

Kami mengucapkan terima kasih untuk partisipasi anda dalam mengikuti dan mendukung program Ayo Saat Teduh. Kami mohon maaf bila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam penyajian renungan-renungan selama ini. Kami berharap anda diberkati dan semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus.

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai kita semua!

31 Desember – Bertumbuhlah Dalam Berbagai Kasih Karunia Allah

Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. – 1 Petrus 4:10

Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. – 2 Petrus 3:18

Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu, saudara-saudara! Amin. – Galatia 6:18

Bertumbuh dalam berbagai kasih karunia Allah adalah kebenaran yang sesuai untuk akhir dari renungan-renungan kita. Sungguh sebuah kehormatan dan penguatan iman untuk diingatkan akan kemuliaan berbagai macam kasih karunia Allah.

Ada berbagai kasih karunia Allah. Seperti sebuah intan yang terdiri dari banyak sisi. Setiap sudut akan merefleksikan cara pandang yang berbeda dari sumber kasih karunia Allah. Dari beberapa sumber Alkitab, kita dapat melihat kasih karunia Allah yang membenarkan: “Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma” (Rom 3:24). Namun, renungan-renungan kita banyak membahas mengenai kasih karunia yang menguduskan, kasih karunia untuk pertumbuhan rohani. “Bertumbuhlah dalam kasih karunia.” Banyak cara pandang alkitab yang memperlihatkan kasih karunia yang menguduskan ini dalam berbagai cara yang indah. Kasih karunia dapat dipandang sebagai yang mengokohkan manusia batiniah. “Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia” (Ibr 13:9). Kasih karunia dapat dipandang sebagai yang memberikan kekuatan: “Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus” (2 Tim 2:1). Kasih karunia juga dipandang memiliki peran untuk menghasilkan buah: “Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya” (Kol 1:6). Kasih karunia dapat dipandang dari fungsinya untuk membangun pelayanan: “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku” (1 Kor 15:10). Kasih karunia juga dipandang sebagai yang memberikan kekuatan disaat-saat harus menghadapi ‘duri dalam daging’. “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu” (2 Kor 12:9). Betapa luar biasa kekayaan sorgawi yang disediakan bagi kita dalam hidup ini lewat berbagai kasih karunia Allah. Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu, saudara-saudara!” Pada akhirnya dan pada dasarnya, kasih karunia hanya dapat ditemukan di dalam Yesus Kristus, dan dapat kita nikmati melalui karya-Nya di dalam hati kita, yaitu ketika kita dengan rendah hati mencari pengenalan akan Dia lebih dan lebih lagi.
Doa berkat dalam bagian penutup dari banyak surat-surat perjanjian baru sangat sesuai bagi akhir dari renungan kita. “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.”

Ya Allah sumber berbagai kasih karunia, aku sungguh-sungguh rindu untuk bertumbuh dalam setiap aspek dari kasih karunia-Mu. Dengan rendah hati aku rindu lebih mengenal Engkau . Bekerjalah di dalam hatiku oleh kasih karunia-Mu, dan nyatakanlah sepenuhnya melalui hidupku. Di dalam nama-Mu yang tiada tara aku berdoa, Amin.
___    

30 December 2014

30 Desember – Berjalan Bersama Yesus Seperti Ketika Kita Menerima Dia (2)

Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. –Kolose 2:6-7

Dengan cara ketika kita menerima Tuhan, demikian cara kita hidup bersama Dia. “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.” Kita menerima Dia dengan kasih karunia, maka kita harus hidup dengan kasih karunia. Kita dilahirkan kembali oleh Roh, maka kita harus hidup oleh Roh. Lebih dari itu, ketika kita pertama kali menerima Kristus, Ia adalah satu-satunya pengharapan kita. Sekarang, kita harus hidup bersama Dia dengan cara yang sama.

Adalah baik untuk mengingat kembali bagaimana Yesus menjadi fokus dari awal kehidupan kita bersama Dia. Ketika kita menerima Yesus dan pengampunan-Nya, kita tahu bahwa Ia sudah memberikan semua yang kita perlukan untuk keselamatan kita. Kita percaya dengan firman Allah bahwa tidak ada pengharapan lain selain dari pada Yesus. “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku"” (Yoh 14:6). “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12). Kita tahu bahwa kita tidak dapat menghasilkan apapun dari diri kita sendiri. Dahulu kita mati secara rohani, sama sekali tidak memiliki kebenaran apapun: “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” (Ef 2:1). “Segala kesalehan kami seperti kain kotor” (Yes 64:6). Lalu kita mendapatkan berkat yaitu menyadari kondisi rohani kita yang miskin. “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:3).

Sekarang kita harus berjalan bersama dengan Dia dengan kebutuhan yang sama dengan sewaktu kita menerima Dia dan lahir baru. Untuk hidup pertumbuhan rohani, hidup dalam kemenangan dan hidup yang berbuah, maka Yesus harus kembali menjadi satu-satunya pusat perhatian kita. “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” Kita harus “berakar di dalam Dia,” yaitu dengan iman kita mengandalkan Dia untuk memelihara kita, sama seperti akar pohon yang tertanam di dalam tanah untuk mencari makanan. Kita harus “dibangun di atas Dia,” yaitu ketika Tuhan yang berkarya di dalam hidup kita. Kita harus “bertambah teguh dalam iman,” yaitu mengizinkan Dia untuk membangun kita lewat firman-Nya. Semua ini akan membuat hidup yang “melimpah dengan syukur.” Yang bersyukur bahwa “Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu” (Kol 3:11). Sungguh kita perlu Tuhan Yesus untuk kehidupan kekristenan kita sekarang, seperti ketika kita lahir baru di dalam Dia.

Tuhan Yesus, Engkau-lah pengharapanku satu-satunya untuk memulai hidup yang baru bersama Engkau. Engkau adalah harapanku satu-satunya di dalam hidupku. Tolong ingatkan aku bahwa aku memerlukan Engkau senantiasa. Terima kasih untuk kesediaan-Mu, Amin.
___    

29 December 2014

29 Desember – Berjalan Bersama Yesus Seperti Ketika Kita Menerima Dia (1)

Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. – Kolose 2:6

Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? – Galatia 3:3

Hal yang sangat penting mengenai persekutuan yang benar dengan Allah, satu kesalahan yang umum dilakukan adalah mencoba untuk membangun perjalanan kehidupan kekristenan kita dengan cara yang berbeda dengan waktu kita memulainya. Ayat-ayat renungan kita hari ini menunjukkan kepada kita cara yang benar. Kita harus membangun kehidupan kita bersama dengan Tuhan dengan cara yang sama ketika kita memulai kehidupan itu. “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.” Kita harus hidup bersama Yesus dengan cara yang sama seperti waktu kita menerima Dia.

Kita menerima Tuhan dan karunia keselamatan-Nya sebagai pemberian kasih karunia. “Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!” (2 Kor 9:15). “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Ef 2:8). Oleh karena itu, kita harus hidup di dalam Dia dengan mentalitas ‘menerima kasih karunia.’ “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh 1:16). Kita tidak boleh mencoba memperlakukan hidup kekristenan sebagai sesuatu yang dapat kita hasilkan sendiri atau sebagai suatu upah. Bapak-bapak jasmani manusia yang berdosa saja diciptakan dengan keinginan untuk memberikan pemberian yang berguna kepada anak-anak mereka. Apalagi Bapa kita yang di Sorga, yang memiliki hati untuk memberikan semua yang diperlukan bagi mereka yang mau memintanya. “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Mat 7:11).

Ayat Galatia 3:3 menguatkan perlunya kita untuk memiliki pola hidup bersama Allah yang sama dengan ketika kita memulainya: “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” Pertanyaan retorika ini memperingatkan bahaya dari cara hidup kekristenan yang berbeda dengan ketika kelahirannya. Manusia jasmani tidak dapat melakukan apa-apa. “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” (Yoh 3:6). Roh Kudus-lah yang akan memberikan pertumbuhan rohani. Daging tidak dapat memberikan apa-apa. “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna” (Yoh 6:63). Semua perubahan antara kelahiran dan kehidupan adalah kebodohan. Pasti akan gagal.

Kita sudah mulai dengan kasih karunia, maka kita harus meneruskan dengan kasih karunia. Kita sudah mulai dengan Roh, maka kita harus meneruskan dengan Roh. Kita harus hidup bersama Yesus dengan cara yang sama denga ketika kita menerima Dia.

Bapa sorgawi, betapa Engkau adalah Pemberi yang murah hati. Engkau memberikan anak-Mu sebagai anugerah kasih karunia. Engkau memberikan aku hidup yang baru oleh karya Roh Kudus-Mu. Sekarang, aku ingin hidup di dalam Kristus dengan cara yang sama, Amin.
___    

28 December 2014

28 Desember – Undangan Untuk Berdoa Di Tahta Kasih Karunia (2)

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. – Ibrani 4:16

Dia yang duduk di tahta yang memerintah alam semesta ini adalah yang berkuasa, yang kudus, Hakim atas umat manusia. Ia juga “Allah sumber segala kasih karunia” (1 Pet 5:10). Semua yang memiliki persekutuan dengan Dia, yaitu melalui iman kepada Yesus Kristus, dapat menghampiri tahta tersebut dengan keberanian ilahi, berdoa dengan penuh keyakinan Allah akan menjawab dengan penuh kasih karunia.

Sungguh, Tuhan Yesus adalah alasan sehingga kita dapat menjawab undangan-Nya untuk “dengan peunh keberanian menghampiri takhta kasih karunia.” Kematian-Nya di kayu salib membuka jalan bagi kita untuk dapat datang ke hadirat-Nya, sehingga kita dapat berbicara dengan Dia secara langsung melalui doa. Tuhan adalah Bapa kita, yang rindu untuk bercakap-cakap dengan anak-anak-Nya: “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri” (Ibr 10:19-20). “Jalan yang baru dan yang hidup” ini adalah perjanjian baru kasih karunia. Hanya karena kasih karunia saja kita dapat datang menghampiri takhta kasih karunia-Nya, sehingga kita dapat hidup dalam kasih karunia setiap hari.

Lewat undangan ke takhta ini, “kita menerima rahmat.” Rahmat adalah pasangan yang serasi dari kasih karunia. Rahmat adalah belas kasihan, yaitu ketika Tuhan menahan hukuman yang selayaknya kita terima karena dosa dan pemberontakan kita. “Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yes 55:7). Setiap hari, anak-anak-Nya dapat menikmati kesetiaan dan rahmat Tuhan. “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Rat 3:22-23).

Pada undangan takhta Allah ini, kita “menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Pertolongan kita yang paling kita butuhkan pada awalnya adalah keselamatan kita oleh kasih karunia Allah, yang memberikan pengampunan dan memberikan hidup yang kekal kepada kita “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman” (Ef 2:8). Pertolongan kita selanjutnya adalah kasih karunia untuk mengubah dan membentuk kehidupan yang saleh bagi kita di dunia ini. “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini “ (Tit 2:11-12). Dalam doa di takhta kasih karunia, kita akan menemukan sumber kasih karunia Allah yang melimpah-limpah. Kasih karunia ini tidak dapat digantikan dan cukup untuk memelihara kita dalam segala situasi kita setiap hari di rumah, di tempat kerja, di sekolah, di gereja – di manapun.

Ya Allah, sumber segala rahmat dan kasih karunia, aku bersukacita karena rahmat-Mu baru setiap hari. Kasihanilah aku ya Tuhan! Aku memuji Engkau untuk kasih karunia-Mu untuk segala hal yang tersedia melalui iman dan kerendahan hati. Curahkanlah kasih karunia-Mu kepadaku Ya Tuhan! Amin.
___    

27 December 2014

27 Desember – Undangan Untuk Berdoa Di Tahta Kasih Karunia (1)

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. – Ibrani 4:16

Jika kita ingin hidup dengan kasih karunia, kita harus memiliki persekutuan yang benar dengan Allah sumber segala kasih karunia: yaitu dengan berjalan dalam kerendahan hati dan mengandalkan Dia. Senantiasa berdoa dengan dipimpin oleh Roh sebagai cara paling mendasar untuk menyatakan kerendahan hati dan iman kepada Tuhan. Itulah sebabnya sebuah hal yang sangat sesuai jika Allah mengundang kita untuk berdoa di tahta kasih karunia.

Tahta di mana kita diundang adalah tahta Allah, seperti yang diperlihatkan kepada Rasul Yohanes. “Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang” (Why 4:2). Raja alam semesta yang diagungkan ini adalah Pencipta dari segalanya, yang melaksanakan kehendak-Nya dengan kuasa-Nya yang tak terbatas. “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan” (Why 4:11). Tahta ini adalah tahta kekudusan yang kekal, seperti yang dikumandangkan oleh para mahluk sorgawi. “Dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang" (Why 4:8). Namun bagi mereka yang tidak percaya, tahta yang dimaksud adalah tahta penghakiman. “Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya… Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu… Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka… Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu” (Why 20:11-15).

Jika tahta ini hanya memiliki karakter kekudusan, penghakiman dan kekuasaan, maka kita tidak akan pernah dapat mendekatinya untuk mendapat berkat. Tetapi, bagi mereka yang dengan rendah hati menerima hidup yang kekal melalui Yesus Kristus, tahta ini adalah tahta kasih karunia. “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia.” Kita dapat menghampiri tahta ini dengan keberanian rohani karena Tuhan Yesus sudah duduk di sana bersama dengan Allah Bapa. “Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih” (Why 5:6). “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” (Why 5:12). Dia yang layak, yang mati karena dosa-dosa kita, telah membukakan pintu supaya kita bisa memiliki persekutuan yang intim dengan Allah Bapa kita. “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"” (Rom 8:15). Ketakutan akan Tuhan digantikan dengan keberanian, oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus: “Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya” (Ef 3:12). Inilah altar bagi kita untuk berdoa, tahta kasih karunia!

Abba Bapa, aku bersujud di hadapan tahta-Mu, mengakui Engkau sebagai satu-satu-Nya Pencipta dan Hakim yang kudus. Namun, dengan keberanian aku menghampiri Engkau sebagai Bapa-Ku yang terkasih! Walaupun aku layak untuk menerima penghukuman, tetapi melalui Yesus, aku menerima kasih karunia, Amin.
___    

26 December 2014

26 Desember – Teladan Alkitab Dari Berdoa Yang Dipimpin Roh (2)

Kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. – Kolose  1:9-12

Dalam perenungan kita sebelumnya, kita mempelajari contoh dari doa yang dipimpin oleh Roh. Pada dasarnya doa yang demikian memohon untuk dapat mengetahui dan melakukan kehendak Allah. “Kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal.” Sekarang, kita akan melihat contoh lain dari Alkitab mengenai doa yang dipimpin oleh Roh.

Aspek penting dari kehendak Allah adalah agar kita menghasilkan buah untuk Dia: “Kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik.” Kelimpahan kasih karunia Allah dapat menghasilkan banyak pelayanan dalam hidup kita. “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Kor 9:8).

Inti dari kehendak Allah adalah: “Bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.” Semakin mengenal Allah adalah hal yang paling esensi dalam hidup ini. “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya” (Flp 3:8). Rasul Paulus menulis doa ini di dalam surat kepada jemaat di Efesus: “Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar” (Ef 1:17). Ayat inti dari pelajaran kasih karunia memperlihatkan adanya hubungan antara kasih karunia Allah dengan pengenalan akan Dia. “Bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Pet 3:18).

Hal penting lain dari kehendak Allah adalah kekuatan rohani: “Dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya.” Dengan kasih karunia-Nya sebagai kekuatan kita, tidak ada batas dari apa yang dapat kita lakukan. “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp 4:13). Ingatlah, kekuatan tersebut seringkali diberikan untuk alasan yang tidak kita duga: “Untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar”

Aspek terakhir dari kehendak Allah adalah ungkapan terima kasih. “Dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.” Karena semua kekayaan rohani ini adalah karena kasih karunia Allah kepada mereka yang berdoa dengan rendah hati dan penuh kepercayaan, tidak heran jika Allah mengingatkan agar kita senantiasa mengucap syukur.

Ya Bapa, aku memiliki kerinduan yang mendalam untuk dapat berbuah dalam pelayanan kepada-Mu. Aku sungguh-sungguh ingin mengenal Engkau lebih lagi.  Aku sangat membutuhkan kekuatan yang dari pada-Mu. Dan hatiku melimpah dengan ucapan syukur kepada-Mu. Di dalam iman dan kerendahan hati aku berseru kepada-Mu! Amin.
___