Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang
banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah
serta orang-orang Saduki. Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar
orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara
orang mati. – Kisah Para Rasul 4:1-2
Kebangkitan
Kristus membedakan antara agama yang mematikan dan persekutuan yang
menghidupkan. Hidup dalam kuasa kebangkitan membedakan antara berjuang dalam
dunia ini dan hidup dalam kenyataan sorgawi. Perbedaan ini dapat terlihat
dengan jelas di antara para pemuka agama Israel dengan murid-murid Yesus.
Para murid memberitakan
pesan kebangkitan Tuhan Yesus yang ajaib kepada orang banyak. “Mereka mengajar orang banyak dan memberitakan,
bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati.” Pesan
tersebut membuat marah pada pemuka agama. “Mereka
tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang
Saduki. Orang-orang itu sangat marah.” Hari-hari ini, banyak
pemimpin agama memperlihatkan tanggapan yang serupa. Agama-agama yang ada di
dunia ini dipandang sebagai salah satu jalan menuju Tuhan. Sebagian besar dari
mereka tidak menerima mujizat dan hal-hal yang ajaib. Akal dan logika manusialah
yang paling berkuasa. Di dalam banyak lingkungan agamawi, kebangkitan Yesus Kristus
dianggap sebagai mitos dan tidak masuk akal. Secara munafik mereka membahas
kebangkitan walaupun sebenarnya tidak percaya.
Demikianlah juga
orang-orang Saduki pada zaman dahulu. Mereka membicarakan mengenai kebangkitan,
bahkan bertanya kepada Yesus seolah-olah setuju bahwa Tuhan dapat membangkitkan
orang dari kematian. “Siapakah di
antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari
kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia” (Mat 22:28).
Pertanyaan ini mengikuti cerita mereka dimana ada tujuh laki-laki bersaudara
menjadi suami dari satu istri melalui rangkaian tujuh kematian dan perkawinan.
Pertanyaan ini sebenarnya sebuah kebodohan. Pertama, pertanyaan ini diajukan dalam
kemunafikan. “Pada hari itu datanglah kepada
Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan”
(Mat 22:23). Kedua, mereka tidak sadar apa yang ditulis oleh Firman
Tuhan mengenai kondisi sorgawi. “Karena pada
waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup
seperti malaikat di sorga” (Mat 22:30). Tuhan Yesus menjelaskan
bahwa para pemikir agamawi ini membuat dua kesalahan dalam pernyataan mereka. “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci
maupun kuasa Allah!” (Mat 22:29).
Kita yang sudah
dilahirkan kembali melalui iman kepada Tuhan Yesus yang bangkit dapat jatuh
dalam kesalahan yang sama melalui cara hidup kita setiap hari. Kita dapat
berbicara mengenai Yesus yang bangkit, tetapi berperilaku seolah-olah hal
tersebut bukan kebenaran yang nyata dalam hidup kita. Kita mungkin saja salah, “tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!”
Allah Bapa di Sorga, terima kasih untuk kesabaran-Mu saat
aku memperlihatkan ketidak-percayaanku kepada kebangkitan, tetapi hidup dengan
akal dan logikaku yang terbatas. Tolong aku untuk mengerti apa yang Alkitab
katakan mengenai hidup setiap hari dalam kuasa kebangkitan Kristus. Di dalam
nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___
No comments:
Post a Comment