25 March 2014

25 Maret – Kebangkitan dan Pengudusan (5)

Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi. – 2 Korintus 1:8-10

Ayat kita hari ini sekali lagi berbicara tentang kuasa kebangkitan Kristus yang bekerja dalam kehidupan orang percaya setiap hari dalam proses pengudusan dan pendewasaan rohani. Cara Tuhan mengerjakan karya kebangkitan ini adalah ditengah-tengah ujian yang dialami oleh Paulus dan rekan-rekannya ketika melayani Tuhan.

Paulus tidak ingin orang tidak mengetahui kesulitan yang ia alami. “Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil.” Sering kali kita terdorong untuk menutupi pergumulan kita dari orang lain. Akibatnya, Allah tidak mendapatkan kemuliaan yang pantas Ia terima ketika Ia menolong kita. Kita juga menghalangi orang lain untuk belajar bagaimana Allah dengan setia menepati janji-Nya kepada orang percaya.

Pergumulan yang Paulus alami sangat berat. “Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami.” Secara rohani, pergumulan ini “mematikan” Paulus dan kelompok misinya. Mereka ditekan, tanpa daya, dan tanpa harap. Ketika kita ada dalam situasi tanpa pengharapan, penderitaan kita sepertinya tidak ada gunanya. Tetapi, masalah yang kita dan Paulus hadapi memiliki manfaat yang tidak ternilai: “Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.” Kita sudah berulang kali menemukan bahwa hidup dalam kasih karunia memerlukan iman dan kerendahan hati. Tuhan memberikan kasih karunia kepada mereka yang rendah hati, dan iman adalah jalan masuk ke dalam kasih karunia.

Ujian dan kesulitan hidup menjadi jalan untuk rendah hati di hadapan Allah. Kita didorong untuk berseru kepada Allah dalam ketidakberdayaan kita. Ujian juga memberikan kesempatan kepada kita untuk semakin mengandalkan Allah. Ketika ujian tersebut menjadi semakin berat, Tuhan membersihkan penghalang iman terbesar, yaitu pengandalan diri sendiri. “Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.” Saat kita menyadari bahwa kita tidak dapat menghadapinya dengan kekuatan sendiri, kita berseru kepada Tuhan, yang dengan setia akan membangkitkan kita dari situasi yang mematikan tersebut. “Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami.” Jadi, saat iman tumbuh, demikian pula keyakinan bahwa Ia telah dan akan selalu menyelamatkan kita.

Ya Tuhan, juru selamatku, tolong aku dalam ujian yang mengubur aku dalam keputus-asaan. Perlihatkan kepadaku ketika aku mengandalkan diriku sendiri. Aku merendahkan diriku di hadapan-Mu dan sepenuhnya percaya kepada-Mu. Bangkitkan aku ya Tuhan. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin.
___

No comments:

Post a Comment