Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di
dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan
Kuberikan kepadamu hati yang taat. – Yehezkiel 36:26
Untuk hidup di
dalam ketaatan kepada kehendak Allah, manusia memerlukan sesuatu yang lebih
dari pada sekedar usaha dan niatnya sendiri saja. Sejarah bangsa Israel
memperlihatkan hal ini. Tuhan memberikan hukum Taurat-Nya kepada mereka. Ia
memerintahkan mereka: “Hiduplah
menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan lakukanlah peraturan-peraturan-Ku dengan
setia” (Yeh 20:19). Bangsa Israel sudah berjanji untuk mentaatinya. “Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan
kami dengarkan” (Kel 24:7). Namun demikian, mereka gagal. “Tetapi anak-anak mereka memberontak terhadap Aku,
mereka tidak hidup menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan tidak melakukan
peraturan-peraturan-Ku dengan setia” (Yeh 20:21).
Agar dapat hidup
dengan taat, manusia memerlukan hidup yang baru dari Tuhan, diikuti dengan
pengertian tentang bagaimana membangun kehidupan yang baru tersebut. Dalam ayat
renungan hari ini kita melihat janji Tuhan itu. “Kamu
akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu.” Janji
ini berkaitan dengan perjanjian baru kasih karunia yang sudah dinubuatkan oleh
para nabi kepada bangsa Israel. “Sesungguhnya,
akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian
baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah
Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk
membawa mereka keluar dari tanah Mesir” (Yer 31:31-32). Surat Ibrani
menjelaskan perjanjian baru ini dan mengaplikasikannya kepada gereja pada zaman
ini: “Jadi, saudara-saudara, oleh darah
Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena
Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu
diri-Nya sendiri” (Ibr 10:19-20).
Siapapun yang
menerima kasih karunia Tuhan yang ditawarkan di dalam Yesus Kristus, yaitu
perantara kita, Imam Besar dari perjanjian baru, orang tersebut dilahirkan
kembali oleh Roh Kudus. “Apa yang
dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah
roh” (Yoh 3:6). Ini adalah
suatu keharusan. “Sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Yoh 3:3). Kelahiran
manusia dalam daging membawa hati yang keras, roh yang mati. Kelahiran baru
dari Allah menggantikan hati yang keras dan roh yang mati ini. “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang
baru di dalam batinmu.” Kita sangat membutuhkan karya Allah ini, yang
memberikan hati yang baru, roh yang baru dan hidup yang baru. Mereka yang belum
lahir baru digambarkan hidup dengan “pikirannya
yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan
Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati
mereka” (Ef 4:17-18). Sebaliknya, siapapun yang mengandalkan kasih
karunia Allah yang ditawarkan di dalam Yesus Kristus akan menjadi anak Allah. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2
Kor 5:17).
Ya Tuhan, pemberi kehidupan yang baru, aku memuji Engkau
karena Engkau sudah menggantikan hatiku yang lama, yang mati dengan hati yang
baru, yang hidup. Sekarang aku rindu untuk bertumbuh di dalam hidup ku yang
baru. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa, amin.
___
Ayo Baca Alkitab: 01 Juni -Kumpulan amsal-amsal Salomo
No comments:
Post a Comment