Tetapi Ia dengan sumpah, diucapkan oleh Dia yang berfirman
kepada-Nya: "Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkau
adalah Imam untuk selama-lamanya" -- demikian pula Yesus adalah jaminan
dari suatu perjanjian yang lebih kuat. – Ibrani 7:21-22
Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna
semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk
menjadi Pengantara mereka. – Ibrani 7:25
Salah satu aspek
perjanjian baru kasih karunia yang lebih baik adalah Yesus, Imam Besar kita.
Dalam perjanjian lama, imam adalah manusia yang melayani Kristus untuk waktu
yang terbatas dan kemudian meninggal. Dalam perjanjian baru, Imam Besar kita
melayani untuk selama-lamanya. Yesus menjadi Imam Besar “bukan
berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak
dapat binasa” (Ibrani 7:16).
Imam pada zaman
perjanjian lama adalah keturunan dari Harun dari suku Lewi. Setiap imam
bertugas untuk kurun waktu tertentu sebagai peringatan akan imam yang sempurna
yang akan datang membawa perjanjian yang lebih baik dari pada hukum Taurat. “Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah
tercapai kesempurnaan--sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima
Taurat--apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar
menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut
peraturan Harun?” (Ibr 7:11). Imam-imam dalam perjanjian lama adalah
keimamatan yang sementara, dan memerlukan banyak imam. “Dan
dalam jumlah yang besar mereka telah menjadi imam, karena mereka dicegah oleh
maut untuk tetap menjabat imam” (Ibr 7:23). Keimamatan Yesus tidak
akan pernah dipindahkan kepada orang lain, karena Dia adalah Anak Allah yang
kekal. “Tetapi, karena Ia tetap
selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain” (Ibr 7:24).
Yesus, Imam
Besar kita yang kekal, adalah imam menurut peraturan Melkisedek. “Sebab Melkisedek… Ia tidak berbapa, tidak beribu,
tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan
karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai
selama-lamanya” (Ibr 7:1-3). Melkisedek yang membawakan roti dan
anggur untuk Abraham, setelah Abraham kembali dari peperangan (Kej 14). Tidak
ada catatan silsilah Melkisedek, tidak ada catatan mengenai awal ataupun akhir
dari pelayanan Melkisedek. Dalam hal ini, Melkisedek seperti Anak Allah: kekal.
Jadi, Melkisedek adalah gambaran dari keimamatan Yesus: kekal. Jadi, Yesus
sebagai pemberi kasih karunia adalah imam yang lebih baik dari pada mereka yang
melayani dalam hukum Taurat. “Demikian pula
Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.”
Saat ini, Dia
yang sudah rela mati untuk menebus dosa-dosa kita, senantiasa berdoa bagi kita.
“Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan
sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup
senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.”
Tuhan Yesus, Imam Besar-ku. Aku merendahkan diri di
hadapan-Mu raja yang Kekal, yang masa keimamatanya tidak akan berhenti. Aku
merasakan damai sejahtera karena doa-doa syafaat-Mu bagiku, sehingga aku diluputkan
dari segala sesuatu yang datang menghadang aku. Di dalam nama Tuhan Yesus
Kristus aku berdoa, amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 14 Juni - Elia memberitahukan kematian Ahazia, Yoram melawan Moab
No comments:
Post a Comment