Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari
keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.
Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus
dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang
mengambil bagian di dalamnya. – Ibrani 10:1
Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu
mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari
Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang
wujudnya ialah Kristus. – Kolose 2:16-17
Seperti
datangnya bayangan menandakan datangnya seseorang, demikian pula dengan hukum
Taurat menunjuk kepada datangnya Tuhan Yesus Kristus. Yesus, dengan kelimpahan
kasih karunia-Nya, adalah wujud nyata dari bayangan hukum Taurat. “Wujudnya ialah Kristus.” Yesus-lah yang
membawa “keselamatan yang akan datang.”
Salah satu
berkat yang Tuhan Yesus sediakan oleh kasih karunia-Nya adalah perhentian
seperti yang dilambangkan oleh hari Sabat. Hukum Taurat menuntut orang Israel
untuk memberikan satu hari setiap minggu, untuk berhenti dari semua pekerjaan. “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Kel 20:8). “Enam
hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah
ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi TUHAN” (Kel 31:15).
Bayangan ini mengatur adanya waktu istirahat bagi tubuh secara fisik untuk
orang Israel. Namun, hal tersebut merupakan bayangan istirahat yang
sesungguhnya secara rohani, yang Tuhan Yesus sediakan bagi kita. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang
dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan” (Mat 11:28-29). Sekarang Yesus adalah
perhentian bagi kita semua yang dengan rendah hati mengandalkan Dia. “Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat
perhentian” (Ibr 4:3).
Berkat lain yang
Tuhan Yesus sediakan oleh kasih karunia-Nya adalah persekutuan yang seutuhnya
yang dilambangkan dalam tabernakel kemah suci perjanjian lama. Tabernakel
memperlihatkan keinginan Tuhan untuk tinggal di antara manusia. “Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku,
supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang
Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala
perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya” (Kel 25:8-9). Kemah
suci ini harus didirikan tepat ditengah perkemahan orang Israel. “Tetapi tugaskanlah mereka untuk mengawasi Kemah
Suci, tempat hukum Allah dengan segala perabotan dan perlengkapannya; mereka
harus mengangkat Kemah Suci dengan segala perabotannya; mereka harus
mengurusnya dan harus berkemah di sekelilingnya” (Bil 1:50).
Imam-imam dari suku Lewi harus berkemah disekeliling tabernakel, sementara umat
Israel yang lain berkemah disekitar perkemahan orang Lewi. Namun, di dalam
Kristus semuanya terwujud. “Firman itu
telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:14). Sekarang, Yesus
yang sama, membuat gereja dan orang percaya menjadi tabernakel di antara umat
manusia di dunia! “Tidak tahukah kamu, bahwa
kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Kor 3:16). “Sehingga
oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu” (Ef 3:17).
Tuhan Yesus, aku memuji Engkau karena Engkau mau tinggal di
dalam hidupku oleh karena kasih karunia melalui iman. Aku hanya berharap
kepada-Mu sebagai tempat perhentianku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku
berdoa, amin.
___
Ayo Baca
Alkitab: 18 Juni - Atalya dibunuh, Yoas menjadi Raja, Yoas raja Yehuda
No comments:
Post a Comment