Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan
Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. – 1 Petrus 3:18
Sering kali
orang berpikir bahwa jika semuanya karena kasih karunia Allah maka manusia akan
menjadi tidak bertanggungjawab. Kita menjadi khawatir manusia akan menjadi
malas, tidak bergairah untuk melayani, bahkan bebas melakukan dosa. Firman
Tuhan menjamin bahwa hal itu bukanlah akibat ataupun tujuan dari kasih karunia
Allah. Hal tersebut dihasilkan dari sifat kedagingan manusia yaitu sifat hawa
nafsu dan sifat legalistik.
Hawa nafsu
manusia melihat kasih karunia sebagai kesempatan untuk bisa tetap melakukan
dosa. “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk
menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan
untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih
karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka” (Yud 1:4).
Sedangkan sifat
legalistik manusia cenderung menambahkan usaha manusia terhadap kasih karunia,
sehingga menarik bagi mereka yang ingin merasa benar berdasarkan apa yang
mereka lakukan. “Adakah kamu telah menerima Roh karena
melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah
kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang
mengakhirinya di dalam daging?” (Gal 3:2-3).
Ketika
seseorang sungguh-sungguh hidup dalam kasih karunia Allah maka kebenaran akan
muncul, bukan kejahatan. Ketika seseorang setiap hari hidup bergantung kepada
kasih karunia Allah, maka orang tersebut akan semakin seperti Kristus, bukan
semakin seperti dunia. Ketika kasih karunia semakin hari semakin menjadi sumber
kekuatan seseorang, dosa akan semakin hilang, bukan semakin bertambah. “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu
tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia” (Rom 6:14).
Akan selalu
ada godaan untuk bergantung kepada kemampuan kita sendiri atau memenuhi
tuntutan hukum Taurat untuk menghasilkan hidup yang berkenan kepada Allah.
Ingat hukum Taurat menuntut kita untuk menjadi kudus, mengasihi dan sempurna,
tetapi “hukum Taurat sama sekali tidak membawa
kesempurnaan” (Ibr 7:19). Hanya kasih karunia yang dapat memberikan
kepada kita “pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan
kita kepada Allah” (Ibr 7: 19). Tuhan sudah memanggil kita untuk hidup
dalam kasih karunia-Nya. Ia ingin menganugerahkan kepada kita “kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh 1:16) sepanjang
hidup kita. Inilah “jalan yang baru dan yang hidup” (Ibr
10:20).
Ya Allah yang penuh kasih. Betapa melimpahnya berkat yang
Engkau sediakan bagiku agar aku bisa bertumbuh menjadi dewasa. Aku bertobat
dari pemikiran bahwa aku bisa menambahkan sesuatu terhadap kasih karunia-Mu
yang luar biasa. Tuhan Yesus, aku rindu untuk menjadi seperti Engkau. Ajar dan
ingatkan aku bahwa kasih karunia-Mu lebih dari cukup bagiku. Di dalam nama
Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___ Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 28 Januari - Ayub 32:1-34:37
No comments:
Post a Comment