“Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum
Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat?” – Galatia 4:21
Jika kita
tidak sungguh-sungguh mendengar apa yang dikatakakan oleh hukum Taurat, maka
kita bisa saja bersedia untuk hidup di bawah hukum Taurat. Orang-orang yang tidak
percaya dalam dunia ini seringkali meremehkan pesan dari hukum Allah. Mereka
berpikir bahwa isi hukum Allah hanyalah soal rajin untuk beribadah atau ikut
dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Jadi karena mereka tidak benar-benar
mengerti isi hukum Allah, mereka bersedia untuk hidup di dalamnya, bersandar
kepada pengertian mereka sendiri bahwa jika mereka berperilaku dengan
sebaik-baiknya maka mereka akan luput dari pengadilan terakhir yang akan
menentukan apakah mereka akan masuk sorga atau neraka. Semua ini terjadi karena
mereka “tidak mendengarkan hukum Taurat.”
Namun banyak
orang kristen, walaupun sudah menerima hidup yang baru karena iman mereka
kepada Kristus, tetap memilih untuk hidup di bawah Taurat dalam hal-hal yang
berhubungan dengan pertumbuhan rohani dan pelayanan. Ini juga akibat dari “tidak mendengarkan hukum Taurat.” Setiap orang percaya
yang mengira hidupnya akan lebih berkenan kepada Allah dengan jalan berusaha
sebaik-baiknya dengan kekuatannya sendiri sebenarnya tidak mengerti apa yang dikatakan
oleh hukum Taurat.
Hukum Taurat tidak mengatakan bahwa kita harus “menjadi lebih
rajin beribadah,” tetapi kita harus menjadi “kudus” seperti Allah yang adalah
kudus. Hukum Taurat tidak mengatakan bahwa kita harus “menjadi lebih ramah,”
tetapi bahwa kita harus “mengasihi dengan tanpa syarat,” seperti Kristus telah
mengasihi kita. Hukum Taurat tidak berkata bahwa kita harus “berusaha
sebaik-baiknya,” tetapi bahwa kita harus “menjadi sempurna,” sama seperti Bapa
di Sorga yang adalah sempurna.
Hukum Taurat
tidak menyuruh kita untuk mengembangkan diri kita, atau supaya kita lebih baik
dari pada orang lain. Seringkali kita mendengar orang mengatakan: “Lakukan saja
yang terbaik, Tuhan pasti menerimanya.” Sesungguhnya, Tuhan meminta sesuatu
yang jauh diluar kemampuan manusia yang paling baik sekalipun. Hukum Allah
mengharuskan kita hidup dengan kudus, mengasihi tanpa syarat dan sempurna.
Terlebih lagi, Tuhan memakai diri-Nya sendiri sebagai ukuran standar kekudusan,
kasih dan kesempurnaan.
Allah Bapa yang di dalam Sorga, Engkau yang kudus, penuh
kasih dan yang sempurna. Aku tahu bahwa aku sangat jauh dari standar kekudusan,
kasih dan kesempurnaan-Mu. Sebaik-baiknya usahaku, tidak ada artinya
dihadapan-Mu. Oleh karena itu aku bersyukur untuk belas kasihan-Mu dan kasih
karunia-Mu. Dengan segala kerendahan hati aku bersujud di hadapan-Mu, memohon
agar Engkau yang bekerja lebih lagi di dalam aku. Aku minta kekudusan-Mu,
kasih-Mu dan kesempurnaan-Mu bekerja di dalam aku, mengubah aku menjadi semakin
seperti Kristus. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku, Amin.
___ Ayo Baca Alkitab Sepanjang Tahun: 8 Januari - Kejadian 25:1-4 | 1 Tawarikh 1:32-33 | Kejadian25:5-6 | Kejadian 25:12-18 | 1 Tawarikh 1:28-31 | 1 Tawarikh 1:34 | Kejadian25:19-26 | Kejadian 25:7-11
No comments:
Post a Comment